23. Scolded

189 9 9
                                    

"Ya gue lah."

"Nggak nanyak dodol."

Tidak terasa akhirnya mereka berdua telah sampai dirumah Keana. Gadis itu lantas turun dari motor milik Aksa.

"Thanks Sa, lo udah nolongin gue sama nganterin juga. Lo nggak terpaksa kan nolongin guenya?" Tanya gadis itu sambil mengulum senyumnya yang siap mengembang.

"Ya terpaksa lah. Kalo nggak terpaksa itu namanya gue nggak bakal bantuin lo," ucap Aksa seraya terkekeh.

"Tau ah, capek ngomong sama lo," ujar gadis itu sambil balik badan untuk masuk kerumahnya.

"Key.... " Panggil Aksa.

"Iya?"

"Helm gue."

"Mampus gue, napa nih helm masih nyantol di kepala gue sih," batin Keana yang malunya setengah mati.
"Oh iya gue lupa. Nih, makasih ya," ujar gadis itu sambil menyerahkan helmnya.

"Sama-sama. Btw, lo udah berapa kali bilang makasih ke gue. Gue sampe bosen dengernya."

"Terus lo maunya gue bilang apa?"

"Udah sana masuk... Udah malem juga."

"Hati-hati Sa."

"Iya cerewet."

"Sa.... "

"Apa lagi... Kalo gini terus gue kapan pulangnya coba."

"Sori ya, gara-gara gue lo jadi babak belur gini. Atau lo mau obatin luka lo dulu?"

"Udah santai aja. Gue bisa kok obatin di rumah. Lagian ini udah malem nggak enak juga. Gue balik ya Key, inget lo jangan panggil-panggil gue lagi."

"Isshhh... Apaan sih.... " Ucap Keana seraya tersipu malu. "Astaga, apaan coba. Masak iya gue blushing di depan Aksa. Gak lucu sumpah," batinnya.

Gadis itu segera memasuki rumahnya. Saat membuka pintu ternyata Herman, papa Keana sudah berada diruang tamu sambil menatap laptopnya.

"Keana.... " Panggil Herman.

"Papi? Papi kok belum tidur?"

"Dari mana saja kamu?!" Ucap Herman dengan nada penuh penekanan.

"Dari pesta ulang tahun Mona pi."

"Mana ada pesta sampai jam 12 malam seperti ini," omel Herman dengan nada suara tinggi.

Gadis itu langsung melirik arlojinya, ternyata benar sudah jam 12 malam. Padahal tadi ia melihat masih jam setengah sebelas.

"Tadi, papi liat kamu diantar sama cowok. Dia siapa? Pacar kamu? Kamu ini bukannya belajar yang benar malah pulang sampai malam mau jadi anak bandel sekarang?!"

"Pi, Key nggak pacaran. Dia cuma temen Key pi." Air mata gadis itu langsung menjurus keluar mendapati kemarahan dari papinya itu.

"Sejak kapan kamu berani dibonceng sama laki-laki apalagi pulangnya malam?!"

Herman memang sangat overprotektif pada anak semata wayangnya itu. Ia tidak ingin anaknya menjadi anak bandel yang melawan orangtua. Tetapi, terkadang sifat Herman terlalu berlebihan hingga membuat Keana merasa selalu bersalah di matanya.

"Pi, papi tuh nggak tau tadi Key hampir di begal sama mereka pas Key naik mobil bareng Varo anaknya tante Linda. Terus tadi temen Key itu dateng, dan dia yang nyelametin Key dari para begal itu. Key nggak tau kalo nggak ada dia mungkin Key udah nggak disini. Harusnya papi tanya dulu alasan Key pulang sampai selarut ini, papi nggak bisa asal tuduh Key gitu aja," kata Keana sambil terisak. "Terserah kalau papi nggak percaya. Yang penting Key udah bilang yang sejujurnya ke papi," Gadis itu meninggalkan Herman begitu saja dan langsung menaiki tangga rumahnya.

My Introvert Boy [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang