36. A Day With You

180 6 10
                                    

Akhirnya mereka berdua sampai juga di kebun binatang Ragunan. Mereka melihat berbagai satwa di dalam kebun binatang itu. Suasana kebun binatang tidak terlalu ramai, karena mereka datang tidak saat weekend.

"Sa, emang kita mau observasi hewan apa?" Tanya Keana.

"Ular."

"Hah? Serius ular? Nggak ada hewan lain apa?!" Tanya gadis itu sambil memincingkan matanya.

"Emang kamu mau foto sama buaya?"

"Enggak lah... Ehhh tadi lo bilang apa? Kamu?"

"Iya kamu... Nggak lah cuma bercanda... Maksud gue itu elo."

Gadis itu langsung memalingkan wajahnya dari Aksa. Ia merasa sebal dengan kelakuan Aksa yang terkadang sangat absurd itu.

"Dasar cowok, nyebelin banget sih... Tukang PHP," batinnya.

Mereka berdua sedang bertanya kepada bapak petugas kebun binatang tersebut untuk observasi. Hewan yang akan mereka observasi adalah jenis ular phyton reticulatus. Ular itu benar-benar sangat besar, yang memiliki berat 116 kg dengan panjang 7,5 m membuat gadis itu bergidik ngeri untuk melihatnya. Keana daritadi hanya mencatat apa saja yang diomongkan oleh bapak itu. Sedangkan Aksa bertugas sebagai penanya. Mereka juga melihat anak phyton yang baru saja menetas, walaupun masih kecil tetapi sangat terlihat mengerikan untuk Keana.
Gadis itu juga memfoto fase demi fase tahap pertumbuhan ular dengan kameranya.

"Jadi flashback masa kecil," gumam gadis itu dalam hati.

"Yuk Key... Malah ngelamun," kata Aksa sambil menarik tangan gadis itu.

"Yuk kemana?"

"Fotolah."

"Sama ularnya?"

"Iya lah... Masa sama monyet."

"Aksa gue serius..." Kata gadis itu sambil merajuk. "Pokoknya gue nggak mau. Mending lo aja yang foto, biar gue yang fotoin. Ntar kalo kita foto bareng siapa coba yang ngefoto?"

"Gampang, kita tinggal minta bantuan masnya aja buat foto."

"Lagian ngapain sih, Bu Rana minta kita buat foto sama hewannya juga. Bikin kesel aja," gerutu Keana.

"Ayokkk..." Aksa langsung menarik tangan gadis itu saat ia sedang lengah.

"Iya-iya... Bawel banget sih," Keana langsung menyerahkan kamera Canon-nya kepada sang penjaga untuk minta di foto.

Sang petugas kebun binatang itu langsung mengalungkan ularnya pada tengkuk Aksa dan Keana. Ia juga mencontohkan bagaimana cara memegang ular yang benar. Rasanya sangat berat sekali hingga membuat Keana hampir jatuh. Untungnya Aksa dengan sigap langsung memegangi tangan gadis itu, sehingga ia tidak jadi terjatuh.

"Gila... Berat banget Sa. Gue ngeri tau."

"Tahan ya, bentar doang kok,"kata Aksa sambil memegang bagian kepala ular itu.

"Gimana Mas, Mbak Apa udah siap?" Tanya sang petugas yang akan menjadi tukang foto mereka.

"Bentar Pak," kata Keana sambil membenarkan posisinya itu. "Udah siap."

"Oke... 1... 2... 3..."

"Key... Senyum dong..."

Gadis itu akhirnya mau senyum juga, walaupun senyumnya agak dipaksakan Karena ia benar-benar takut dengan ular itu. Akhirnya setelah beberapa kali take, fotonya selesai juga.

"Huffttt... Akhirnya selesai juga. Kalo lama bisa-bisa gue pingsan disini. Pokoknya gue kapok, nggak mau observasi ginian lagi!" Omel gadis itu.

"Ya udah sabar... Yang penting kan tugas kita udah selesai."

My Introvert Boy [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang