28. Emotional

184 10 6
                                    

"Kepo banget sih jadi orang!" Gadis itu segera memasukkan coklat itu ke dalam tasnya karena takut terlihat oleh Mona.

"Emang bener ya Key, kalo seminggu lagi kita UAS?" tanya Mona sambil memainkan ponselnya.

"Katanya sih gitu."

"Gue belum siap tau, gue masih pengen santai-santai."

Tiba-tiba, semua murid langsung diam saat bu Rana, guru biologi mereka memasuki kelas.

"Selamat pagi anak-anak."

"Selamat pagi bu," ujar para murid dengan serentak.

"Silahkan ketua kelas, dipimpin berdoa terlebih dahulu..."

"Untuk mengawali pelajaran hari ini berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Berdoa di mulai..." Ujar Rangga, sang ketua kelas.

Para siswa kelas XII IPA 2 berdoa dengan sangat khidmat.

"Selesai..."

"Baik, pagi ini ibu akan memberikan proyek kerja kepada kalian sebagai uji coba untuk ujian praktik biologi nanti. Proyeknya adalah ibu akan menyuruh kalian untuk meneliti hewan vertebrata yang terdiri dari pisces, amphibia, reptilia, aves dan mammalia. Artinya ibu akan membagi kalian menjadi 5 kelompok. Untuk kelompoknya sesuai dengan jadwal piket saja supaya lebih mudah. Proyek ini akan ibu minta akhir bulan Januari. Artinya kalian mempunyai waktu 2 bulan untuk mengerjakan tugasnya"

"What? Sesuai piket? Itu artinya gue sekelompok sama Aksa. Yes...." Batin gadis itu dengan senang.

"Yahhh... Kita nggak bareng lagi Key. Kenapa sih setiap kelompokan kita nggak pernah bareng".

"Kalo bareng sama lo, yang ada malah bercanda terus."

🌸🌸🌸

Gadis itu berjalan menelusuri koridor untuk menuju ke perpustakaan. Sekolah tampak sepi karena jarang siswa yang pergi ke perpustakaan saat jam istirahat. Ia menemukan sosok laki-laki jangkung itu sudah berada di dalam perpustakaan.

Krekkk... Suara gesekan pintu terdengar saat gadis itu membukanya. Membuat cowok itu menoleh kebelakang dan melihat gadis itu datang.

Gadis itu segera mengambil sembarang buku yang telah tertata rapi di rak buku. Ia lalu duduk di sebelah kursi tempat Aksa duduk. Ia baru sadar jika buku yang barusan di ambilnya adalah buku geografi, pelajaran yang paling gadis itu benci.

"Duhhh... Pake salah ambil buku segala lagi. Nyebelin benget," gumam gadis itu dalam hati.

"Lo nggak jajan Key?" tanya Aksa yang menyadari kehadiran gadis itu.

"Nggak, lagi nggak pengen."

"Jangan bohong... Perut lo bunyi tau."

Memang suara cacing di perut Keana sudah mulai berontak minta diisi oleh makanan. Gadis itu tidak bisa mengelak lagi karena sudah tertangkap basah ketahuan laparnya. Sebenarnya tujuan ia menyusul Aksa kesini adalah untuk membahas proyek kerja biologinya bersama Aksa. Karena hanya Aksalah satu-satunya teman sekelompoknya yang bisa diajak untuk berkoordinasi.

"Sini ikut gue..." Ujar laki-laki itu sambil menarik tangan Keana.

"Eh mau kemana..." Refleks, gadis itu benar-benar kaget. Ini diluar dugaannya, bahwa cowok itu tiba-tiba memegang tangannya membuat rona merah di wajah gadis itu tidak bisa disembunyikan lagi. Untung ia ada di belakang Aksa, coba kalo Aksa lihat bisa-bisa gadis itu sangatlah malu.

"Harusnya kalo lo laper itu kesini, bukannya malah ke perpus... Pasti lo ke perpus pengen nyusulin gue, iya kan?!" ucap Aksa dengan percaya dirinya.

"Ihhh, enggak ya.. ge-er banget sih jadi cowok. Gue nyusulin lo ke perpus itu cuma pengen bahas soal proker biologi tau..."

"Udah... Itu entar aja mending lo pesen makan. Lo mau pesen apa?"

Gadis itu masih sibuk memainkan buku menu di depannya. Ia tak sadar jika mereka berdua sekarang menjadi sorotan oleh para adik kelas karena mereka berada di kantin bawah. Karena letak perpustakaannya di bawah sehingga lebih dekat dengan kantin yang berada di lantai bawah. Kalau saja mereka ke kantin atas sudah pasti gadis itu akan bertemu dengan sahabat-sahabatnya yang super kepo itu. Bisa-bisa ia di cercali oleh beribu-ribu pertanyaan.

"Woyyy.. malah bengong. Emang ya nggak dimana-mana hobi lo pasti bengong," ujar Aksa sambil mengagetkan Keana hingga gadis itu tersentak kaget.

"Iya sabar gue lagi pilih menunya... Gue mau milktea sama bakso."

"Ya udah bentar gue pesenin."

Akhirnya setelah menunggu selama 10 menit pesanan mereka akhirnya datang juga. Aksa memilih memesan soto ayam dan es teh. Berbeda dengan gadis itu yang memesan bakso dan milktea, minuman favoritnya.

"Bukannya lo nggak suka susu ya?" Tanya Aksa sambil mencampurkan sotonya dengan sambal.

"Suka kok..."

"Terus kenapa waktu lo beli kopi nggak mau di kasih susu?"

"Nggak tau... Menurut gue kalo kopi campur susu nggak nyatu aja di lidah gue. Beda kalo teh campur susu, rasanya itu lebih nyatu."

"Lo tuh emang aneh ya... Orang-orang itu pada sukanya kopi ya sama susu."

"Biarin gue aneh. Artinya gue itu spesies langka dan patut buat di perjuangin..."

"Di perjuangin?"

"Udah lupain aja nggak usah di bahas..." Kata gadis itu dengan nada bicara tidak bersemangat. "Dasar cowok, udah di kode masih juga nggak peka," batin Keana.

"Oh iya tadi lo bilang lo mau bahas soal proker, emang kita sekelompok ya?"

"Tau ah, gue udah males mau bahasnya. Kapan-kapan aja bahasnya gue lagi nggak mood," kata gadis itu dengan cuek.

"Dasar cewek, emang bener ya kata si Ridho, kalo perempuan itu mood-nya suka berubah-ubah. Tadi bilangnya mau A sekarang berubah jadi B. Bikin pusing aja," gumam Aksa dalam hatinya.

"Ya udah dimakan baksonya... Kok malah buat mainan gitu."

"Males... Gue udah kenyang. Gue balik ke kelas duluan," ujar gadis itu yang pergi nyelonong saja setelah membayarnya.

Gadis itu berjalan cepat menyusuri koridor. Ia bukan pergi ke kelasnya melainkan ke toilet. Ia menatap kaca di toilet itu sambil memandang  wajahnya.

"Kenapa sih... Gue harus punya perasaan kayak gini. Bikin konsentrasi belajar gue jadi terbelah jadi dua. Tau ah pusing..." Ujar gadis itu sambil mengacak rambutnya dengan frustasi. Tiba-tiba, gadis itu tidak bisa membendung air matanya. Gadis itu tak tahu alasannya menangis sekarang. Rasa emosional ini tiba-tiba saja muncul dalam dirinya.

🌸🌸🌸

Aksa memasuki kelas dan tak menemukan keberadaan gadis itu di dalam kelas. Padahal gadis itu sudah cukup lama pergi meninggalkan Aksa untuk balik ke kelas duluan.

"Mon, Keana belum balik?"

"Lah emang dia kemana?"

"Kok malah balik nanya sih?"

"Gue tadi nggak istirahat bareng dia. Pas gue balik dari kantin dia nggak ada disini."

"Kemana tuh cewek? Apa jangan-jangan dia nyasar. Ya nggak mungkin lah, masak tiga tahun sekolah disini nggak hapal jalan sih," gumam Aksa dalam hatinya. Rasanya ada rasa cemas yang menjalar di tubuhnya.

"Itu Keana..."

"Key lo dari mana sih... Kenapa rambut lo acak-acakan gini. Terus kenapa muka lo basah semua?"

🖤🖤🖤 TO BE CONTINUE 🖤🖤🖤

My Introvert Boy [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang