"Katanya sih mau jenguk saudaranya di RS."
"Oh ..." Kata Kinan dengan wajah datarnya. "Raz... Kamu bilang Bi Puji suruh buatin minum buat kakak-kakaknya," suruh Kinan.
"Nggak mau, Laz mau di sini aja..."
"Raz... Ya udah kalo gitu, kamu nggak kakak beliin coklat lagi. Rez kamu aja sana yang bilangin. Ntar kakak beliin kamu coklat."
"Benelan Kak? Lez mau... Lez mau..." Ujar bocah laki-laki yang menggemaskan itu.
"Kak Kin, Laz juga mau..." Rengek Raz dengan suara manjanya.
"Salah sendiri kamu tadi kakak suruh nggak mau."
Akhirnya mereka berdua berebut turun tangga untuk bilang ke Bi Puji. Memang tingkah kedua anak itu sangatlah lucu. Membuat mereka semua tertawa dengan lepas.
"Adik lo gemesin banget sih Nan," kata Keana yang benar-benar gemas melihat adik kembar Kinan.
"Gemesin apanya, yang ada nyebelin. Mereka itu setiap hari berantem terus, sampe gue pusing lihatnya. Kalo belum ada yang nangis pasti belum berhenti."
"Namanya juga anak kecil. Coba aja gue punya adik kayak mereka pasti bakal gue ajak main tiap hari," kata Mona dengan iri.
"Kalo gue sih, mending punya Abang kayak lo. Asik pasti, bisa di ajak curhat. Apalagi abang lo ganteng, hehehe...."
"Gue nggak rela ya kalo seandainya Abang gue jadi sama lo."
"Emang kenapa? Gue cocok kok sama Abang lo."
"Nggak..."
"Cocok..."
"Nggak..."
"Cocok..."
"Nggak..."
"Stop... Kalian berdua bisa diem nggak sih. Nggak enak di dengar sama tetangga Kinan. Kalian itu bener-bener deh malu-maluin," omel Keana. Gadis itu merasa sebal dengan tingkah sahabatnya yang terus-terusan seperti anak kecil.
"Eh.. ada temennya Kinan. Ada apa ini kok ribut-ribut?" Tanya Syauqia.
Mereka berdua segera menuju pintu kamar Mona untuk menyalami Syauqia, mamah tiri Kinan.
"Tau tuh tante, mereka berdua pasti ribut kalo ketemu."
"Hehehe... Maaf ya tan. Soalnya kalo nggak gitu nggak rame Tan," kata Mona dengan santainya.
"Iya nggak papa kok. Lagian Tante juga pernah muda sama seperti kalian. Ya udah kalo gitu Tante tinggal dulu ya. Kalian lanjutin ngobrolnya."
"Iya Tan, makasih..."
"Key lo nggak papa kan? Katanya lo ke begal?"
"Kok lo tau?"
Kinan langsung mengisyaratkan matanya kepada Mona. Sebagai kode bahwa Monalah yang telah memberitahunya.
"Dasar Momon, ember banget sih."
"Biarin."
"Terus katanya lo di tolongin Aksa? Wahhh sosweet banget Key... Udah kayak di drakor-drakor aja. Gue jadi baper tau... Aksa baik ya orangnya."
"Emang... Maksud gue emang baik lah... Kalo nggak baik dia nggak bakal mau nolongin gue."
"Iya juga ya..."
Setelah mengobrol lama dengan Kinan dan bermain bersama si kembar, akhirnya mereka berdua pulang karena jam sudah menunjukkan pukul 8 malam.
Hari ini Keana tidak les privat karena kak Siska sedang workshop ke luar kota. Sehingga ia libur les hingga hari Rabu. Bukannya senang, gadis itu malah sedih karena tidak bisa belajar bersama kak Siska. Menurutnya 3 hari itu lama, jadi materi yang di ajarkan pasti akan mundur. Padahal waktu ujian sudah dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Introvert Boy [COMPLETED]
Teen FictionKeana tidak menyangka jika ia harus jatuh cinta pada seorang cowok introvert yang sangat kaku dan dingin. Ia benar-benar tak habis fikir jika first lovenya adalah cowok absurd seperti Aksa. Gadis itu merasa jika selama ini ia hanya mencintai sendiri...