"Khawatir, kata yang mampu menggambarkan jika kamu tak ada kabar" ~Keana Chalondra.
"Ya ampun Key... Kok lo bisa ada disini? Gue tungguin daritadi nggak dateng-dateng terus gue WhatsApp juga nggak di bales! Lo kemana aja sih Key? Bikin gue panik tau. Lo masih marah ya sama yang kemarin? Sorry Key gue nggak bermaksud kok buat maksa lo. Gue cuma..." Ucapan Mona terpotong dengan Omelan Keana.
Keana yang tadinya tertidur pun tersentak kaget akibat ocehan Mona.
"Bisa nggak nanyanya satu-satu! Gue pusing jawabnya!"
"Isshhh Kekey... Gue kan panik Key. Lo darimana aja sih kenapa baru masuk kelas?"
"Gue tadi pagi terlambat, terus gue dapet hukuman suruh ngepel semua koridor kelas X."
"Hah! Serius lo? Koridor kelas X kan luas banget..." ujar Mona dengan menganga.
"Iyeee... Kaki gue rasanya udah berkonde. Terus gue digangguin sama adkel terus gue dipermaluin sama Ak..." Keana tak jadi melanjutkan kalimatnya karena melihat sosok Aksa yang ternyata sedari tadi duduk didekat jendela.
"Apa? Lo digodain sama degem-degem? Gue juga mau dong Key... Lo sih nggak ngajak gue!"
"Dasar curut! Yang ada mereka pada kabur pas liat lo," ujar Keana dengan tertawa puas.
"Enak aja lo! Btw kenapa lo bisa telat? Lo kan kalo berangkat selalu pagi, saingan sama penjaga sekolah."
"Sembarangan lo, tadi itu ban gue kempes jadi terpaksa deh gue naik angkot."
"Hah serius seorang KEANA naik angkot? Mimpi apa lo semalem?"
"Mimpi jadi kodok ijo!" gurau Keana. "Emang kenapa? Gue nggak boleh naik angkot gitu? Gue kan juga manusia biasa, bukan Wonderwoman."
"Sa ae lu! Terus gue WhatsApp kenapa nggak dibales?"
"Gimana gue mau bales hp gue ada di tas, terus tas gue ada diruang BK disandra pokoknya nggak boleh diambil sebelum gue selesein hukumannya."
"Ya ampun, kacian banget cihh cahabatkuhhh...." ujar Mona sambil mencubit pipi Keana dengan gemas.
"Ihhh sakit tau Mon..."
"Ehh Key, sorry yah kemaren gue nggak bisa dateng habisnya gue ada acara mendadak. Padahal gue udah siap mau kerumah lo. Nanti sore latihan kan?" Tanya Vera.
"Terserah kalian gue mah ngikut aja. Nggak usah latihan juga nggak papa kok," ujar Keana.
"Lo jangan bilang kayak gitu dong Key, gue jadi nggak enak nih. Lo marah ya?"
"Ya iyalah, pake lo tanya lagi!" gerutu Keana dalam hati. Keana benar-benar sebal, ia tak suka jika kelompoknya tidak niat seperti ini.
"Santai aja gue nggak marah kok, kan tinggal besok praktiknya kalo kalian pada sibuk juga nggak papa kok."
"Ya udah Key, nanti sore semua pada bisa latihan kok."
"Ya udah berarti nanti sore latihan."
Akhirnya sorenya kelompok Keana berlatih untuk memantapkan grup paduan suaranya. Sebenarnya basic menyanyi di kelompok Keana sudah bagus tinggal mengompakkan dan sedikit memberi improvisasi serta aransemen saja. Disana juga ada kelompok Mona sedang berlatih yang menyanyikan lagu Anne Marie~2002.
🌸🌸🌸
Seperti biasa, Aksa harus menjalani pekerjaannya sebagai barista. Jam 4 sore ia harus sudah sampai kafe dan pulang pada pukul 22.00, setelah pulang ia tak langsung tidur. Ia selalu menyempatkan waktunya untuk belajar hingga tengah malam. Tapi ia tak pernah mengeluh sedikitpun soal itu, ia malah senang karena bisa membantu orang tuanya tanpa harus merepotkan. Aksa ingin sekali menjadi orang sukses yang dapat membahagiakan Ibunya dan adiknya. Walaupun ia sering merasa bahwa kasih sayang ibunya ke dia berbeda dengan kasih sayang ibunya pada Arya, adik Aksa. Aksa memiliki adik laki-laki bernama Arya. Sekarang Arya telah menginjak kelas 1 SMP.
"Halo bang, mama masuk rumah sakit. Asmanya kambuh abang bisa ke rumah sakit mutiara sekarang kan?" Pinta Arya.
"Apa? Mama sakit. Ya udah kalo gitu abang kesana sekarang," ujar Aksa yang kala itu sedang berada di kafe tempatnya bekerja.
Cowok itu melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Ia benar-benar panik, ia takut terjadi sesuatu dengan ibunya. Walaupun ia kadang merasa tak pernah dipedulikan oleh ibunya.
"Gimana keadaan mama?" Tanya Aksa.
"Kata dokter, mama kecapean jadi asmanya kambuh," jawab Arya.
"Kasian mama, aku benar-benar nggak tega kalo lihat mama seperti ini. Ya Allah sembuhkanlah mama, kuatkanlah dia..." ujar Aksa sambil memegang tangan mamanya yang terkulai lemas.
Paginya dokter kembali memeriksa Aeni, ibu Aksa.
"Dok, gimana keadaan mama saya?"
"Ibu anda cuma kecapean saja. Hanya butuh waktu untuk istirahat agar asmanya tidak kambuh lagi. Jangan lakukan aktivitas yang berat dulu. Besok bu Aeni sudah bisa pulang."
"Makasih dok."
"Ya', kamu pulang aja, biar Abang yang tungguin mama. Pokoknya besok kamu harus sekolah," ujar Aksa.
"Tapi bang, aku juga pengen jagain mama."
"Bilang aja kamu pengen bolos sekolah. Udah sana pulang!"
"Ya udah deh aku pulang dulu bang!"
Jarak rumah sakit dengan rumah Aksa memang tidak terlalu jauh hanya 500 meter saja. Sehingga ia tidak khawatir adiknya untuk pulang sendiri.
🌸🌸🌸
Hari ini adalah jadwal pelajaran seni musik. Artinya hari ini penilaian untuk praktik menyanyi paduan suara. Para murid merasa gugup karena mereka tidak percaya diri dengan suaranya masing-masing. Begitupun Keana yang cemas karena anggota kelompoknya kurang satu. Perutnya terasa mulas karena takut jika mendapatkan nilai buruk.
"Loh Aksa kemana? Dia nggak berangkat?" Tanya Fiona.
"Nggak tau, kalo dia nggak berangkat terus kita majunya gimana dong?" Ucap Vera.
"Serius Aksa nggak berangkat? Mungkin dia telat kali," ujar Keana.
"Iya paling dia telat," ucap Ditto untuk meyakinkan lainnya.
"Selamat pagi anak-anak," ucap Bu Winda.
"Pagi bu," ujar para siswa.
"Oke. Hari ini maju untuk penilaian praktik menyanyi paduan suara dimulai dari kelompok 1."
Akhirnya kelompok 1 sudah tampil dengan hasil yang lumayan memuaskan. Para siswa segera bertepuk tangan dan bersiul. Disana Mona tampak paling bersemangat dan paling menguasai lagu.
"Lo hebat Mon, bisa ngebuat anggota Lo ngimbangin suara lo yang cempreng itu," ejek Keana.
"Yeee kebiasaan banget lo ngehina gue," ujar Mona sambil menoyor kepala Keana.
Kini giliran kelompok Keana untuk maju ke depan. Tetapi anggotanya kurang 1 menjadikan ia panik bukan main.
"Gimana kelompok 3 sudah siap atau belum?" Tanya Bu Winda.
"Kelompok kita kurang 1 Bu, Aksa nggak berangkat."
"Memangnya Aksa kenapa?"
"Nggak tau Bu."
"Eh Dho', Aksa kenapa nggak berangkat?" tanya Ditto.
"Ya gue nggak tau lah, orang dia nggak bilang kok sama gue," jawab Ridho.
"Lo gimana sih, lo itukan temen sebangkunya masak nggak tau sih!" omel Keana.
"Yeee emangnya gue paranormal yang tau kegiatan orang," jawab Ridho.
"Eh sudah-sudah malah pada ribut. Ya sudah untuk kelompok 3 ditunda majunya hari Jumat di ruang guru."
"Hah diruang guru Bu?" Tanya Mella.
"Iya. Nggak papa dong sekalian tunjukkin bakat kalian di depan para guru," ujar Bu Winda.
"Ini semua gara-gara cowok itu, pake acara nggak berangkat segala. Ihhh nyebelin banget masak iya harus maju diruang guru!" gerutu Keana.
"Ya ampun Key, ya mending lah dilihatin sama guru-guru siapa tahu nilai lo ditambahin..."
🖤🖤🖤 TO BE CONTINUE 🖤🖤🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
My Introvert Boy [COMPLETED]
Teen FictionKeana tidak menyangka jika ia harus jatuh cinta pada seorang cowok introvert yang sangat kaku dan dingin. Ia benar-benar tak habis fikir jika first lovenya adalah cowok absurd seperti Aksa. Gadis itu merasa jika selama ini ia hanya mencintai sendiri...