40. Crunky

160 8 5
                                    

"Gue bingung mau pilih jurusan apa. Bokap gue nyuruh kalo gue masuk ke jurusan business manajemen tapi gue pengennya masuk desain grafis. Menurut lo gue harus gimana?" Tanya gadis itu sambil memakan permen kapasnya.

"Mending lo ikutin kata hati lo aja."

"Kalo gue ikutin kata hati gue itu artinya gue ngebangkang dong sama orang tua. Papi itu kadang bener-bener nyebelin, dia suka ngatur-ngatur dan maksain sesuatu yang nggak sesuai sama keinginan gue," kata gadis itu sambil memanyunkan bibirnya.

"Lo nggak boleh kayak gitu. Papi lo kayak gitu sama lo karena dia itu care dan dia pingin lihat lo sukses."

"Tapi gue pengennya sukses lewat tangan gue sendiri. Gue juga pengen tunjukkin ke mereka kalo gue itu bisa."

"Lo nggak boleh sia-siain kesempatan yang udah papi lo buat. Lo nggak harus tunjukkin sukses lo lewat tangan lo sendiri. Lo bisa tunjukkin sukses lo dengan nurutin kemauan dari orang tua lo.  Sukses itu bukan hanya dilakukan untuk uang tapi juga untuk perbuatan. Lo masih mending, kedua orang tua lo masih peduli sama lo. Sedangkan gue? Semenjak ayah meninggal nggak ada satu orangpun yang care ke gue," kata Aksa dengan raut wajah lesu.

"Kan masih ada nyokap lo."

"Nyokap gue nggak pernah peduli sama gue. Gue juga nggak tahu kenapa. Rasanya dia nggak pernah anggep gue sebagai anak kandungnya. Tapi gue sayang banget sama dia. Waktu itu gue bingung banget mau daftar sekolah SMA dimana. Gue waktu itu hampir putus sekolah karena nggak punya duit buat bayar. Terus gue coba ikut jalur biasiswa di SMA Pentara, dan gue keterima. Awalnya gue cuma coba-coba aja buat ikut tes itu. Gue nggak tau lagi kalo gue nggak keterima disini mungkin gue sekarang udah putus sekolah. Dari situ gue mulai bangkit dan hidupin semangat gue buat nyenengin nyokap gue sama adek gue. Gue nggak mau bikin mereka susah karena gue. Sorry ya, gue malah jadi curhat."

Keana yang mendengar cerita Aksa pun merasa tersentuh. Rasanya hatinya juga ikut perih saat mendengar cerita Aksa. Bahkan gadis itu sampai menitikkan air matanya.

"Loh Key, kok lo malah nangis sih."

"Ehhh, nggak kok. Gue cuma terharu aja denger cerita lo. Ternyata dibalik sifat introvert lo, lo bisa nyembunyiin banyak masalah."

"Habisnya gue nggak tahu harus cerita ke siapa. Karena gue nggak gampang buat deket sama orang"

"Sa, liat deh. Bintangnya bagus yah..." Kata Keana sambil menunjuk bintang yang gemerlapan dengan bulan purnama di tengahnya.

"Iya bagus. Jarang ada pemandangan bagus kayak gini."

"Sa, ternyata mencintai seseorang sendirian itu sakit yah..."

Aksa langsung memincingkan matanya. Karena ia bingung kenapa tiba-tiba Keana berucap seperti itu.

"Maksud lo? Lo pasti lagi suka ya sama seseorang. Emang lo lagi suka sama siapa?" Tanya Aksa dengan penasaran.

"Sama lo..." Katanya dalam hati.

Keana hanya tersenyum getir melihat ekspresi Aksa yang biasa-biasa saja. Gadis itu benar-benar kesal kenapa Aksa tidak juga peka dengan perasaannya. Cowok itu ternyata benar-benar buta soal cinta.

"Udahlah lupain aja omongan gue yang tadi. Tadi gue cuma ngelantur doang. Sa, gue balik duluan," kata Keana dengan lesu.

"Biar gue anter Key."

"Nggak usah, gue naik taksi aja."

"Tapikan ini udah malem Key, ntar kalo lo kenapa-napa gimana?"

"Gue bilang nggak usah ya nggak usah. Lo nggak usah maksa dong," kata Keana dengan kesal. Rasanya air matanya ingin meledak sekarang juga. Gadis itu langsung memberhentikan taksi yang ada disana tanpa mempedulikan Aksa yang daritadi terus mengejarnya.

"Key... Lo kenapa sih? Kenapa lo jadi marah-marah gini?"

Keana sama sekali tak menggubris perkataan Aksa. Ia langsung masuk kedalam taksi itu. Seketika air matanya langsung tumpah tak terbendung. Gadis itu menangis sesenggukan di dalam taksi. Ia tak menyadari jika Aksa sedari tadi terus mengikutinya. Aksa benar-benar khawatir kalau terjadi sesuatu dengan Keana. Ia terus membuntuti taksi itu hingga sampai ke rumah Keana. Akhirnya ia lega karena tidak terjadi sesuatu pada gadis itu.

"Key, kamu darimana aja? Kok baru pulang?" Tanya Reni.

Gadis itu langsung berlari menuju kamarnya. Padahal di depan ada Reni yang bertanya kepadanya. Untung saja Herman sedang tak ada disana. Jika ada, Keana pasti akan dicercali dengan berbagai macam pertanyaan.

Didalam kamar, gadis itu menangis sejadi-jadinya. Ia merutuki dirinya sendiri, kenapa ia harus jatuh cinta. Padahal ia sudah janji pada dirinya sendiri jika ia tidak akan jatuh cinta sebelum ia lulus sekolah.

"Kenapa sih... Gue harus jatuh cinta sama dia? Jelas-jelas dia nggak suka sama gue. Padahal gue kurang apa lagi?" Gerutu Keana.

🌸🌸🌸

Aksa bingung kenapa tadi Keana tiba-tiba bersikap seperti itu padanya. Padahal ia merasa tak berbuat apa-apa pada Keana.

"Cewek itu emang aneh. Mood-nya nggak bisa ditebak. Kadang ceria, kadang nggak ada angin nggak ada ujan tau-taunya langsung marah-marah nggak jelas. Emang susah jadi cowok, selalu aja salah," kata Aksa sambil duduk di teras rumahnya.

Aksa memutuskan untuk mengirim pesan pada Keana. Karena ia ingin mengetahui keadaan Keana.

Gadis itu langsung meraih ponsel yang ada di sampingnya. Ia hanya melihat pesan dari Aksa tanpa membalasnya. Karena ia masih sebal dengan kelakuan Aksa yang tidak peka terhadap perasaannya.

Aksa Ravindra :
Key, Lo tadi kenapa sih?
Emang gue ada salah sama lo ya?
Kalo ada gue minta maaf ya...

WhatsApp Massage from : proyek biologi

Niko XII IPA 2 :
Gimana @keana @aksa surveynya udah belom?

Udah. Lo bisa ambil di rumah gue

Niko XII IPA 2 :
Sharelock dong. Sekalian gue ngapelin lo ya...

Keana segera mengirimkan peta alamat rumahnya.

Niko XII IPA 2 :
Oke... Sampai ketemu besok...

Gilang XII IPA 2 :
Bener-bener lo Nik. Cari kesempatan dalam kesempitan...

Niko XII IPA 2 :
Bacot lo

Cindy XII IPA 2 :
Nik, kita mau kerjain kapan?

Niko XII IPA 2 :
Minggu Beb

Cindy XII IPA 2 :
Dih najis... Berarti gue, Vera sama Gilang Minggu ke rumah lo yes...

Niko XII IPA 2 :
Yoi...

Aksa :
Tugas gue sama Keana udah selesai. Berarti gue nggak usah ikut lagi...

Niko XII IPA 2 :
Terserah lo Sa... ikut lagi juga nggak papa kok. Gue malah seneng

Vera XII IPA 2 :
Lo seneng, biar lo nggak ngerjain tugasnya kan...

Niko XII IPA 2 :
Diem lo Ver, nggak usah ikut-ikutan...

Keana hanya membaca pesan itu. Ia sama sekali tidak membalasnya. Ia hanya membalas jika pesan itu benar-benar penting. Gadis itu akhirnya tertidur di atas nakasnya.

🖤🖤🖤 TO BE CONTINUE 🖤🖤🖤

My Introvert Boy [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang