25. Weekend Day

193 10 7
                                    

"Ke BrewBee yuk," ajak Keana pada Mona.

"Yuk... Tapi bayarin, soalnya gue lagi bokek nih."

"Iya deh, gue traktir... Eh tunggu, lo kan baru ulang tahun. Harusnya kan lo yang traktir gue," kata Keana sambil memasukkan buku-buku pelajaran ke dalam tas warna maroon-nya.

"Duit gue abis Key buat ngundang lo pada."

"Bohong banget."

"Biarin, biar dapet yang gratisan. Wleee.... "

"Dasar pelit."

"Tumben banget lo ngajak ke BrewBee. Biasanya lo selalu nolak pas di ajak ke sana. Pasti lo mau ketemu Aksa kan?" Tanya Mona sambil meledek Keana.

"Tau aja lo Mon," batin Keana. "Yeee... Ya nggak lah... Gue cuma lagi pengen kopi aja. Buat nge-refresh otak, pusing tau daritadi ngerjain fisika mulu."

"Gue kira lo nggak bakal pusing buat ngerjain soal yang susah kayak fisika."

"Gue kan juga manusia, bukan robot."

Kali ini hanya Keana dan Mona saja yang berangkat les ke bimbel. Kinan ternyata sedang sakit. Sedangkan Selly pergi bersama pacarnya. Sehingga tinggal mereka berdua saja.

Akhirnya, mereka berdua sampai di kafe itu setelah 5 menit berjalan kaki dari tempat bimbel. Terlihat barista itu masih fokus membuat kopi. Hingga tak menyadari dengan kehadiran mereka berdua.

"Key lo yang pesen ya, gue cari tempat dulu."

"Eh Mon, masak gue pesen sendiri. Temenin dong..." rengek gadis itu.

"Ya ampun Key, masak lo nggak berani sih pesen sendiri. Kayak anak kecil aja," ujar Mona sambil menertawakan tingkah sahabatnya itu.

"Ya udah iya..." Gadis itu terpaksa menuruti Mona dengan wajah kesalnya.

"Mas, pesen kopi mocchacino 1, sama macchiato-nya ...." Belum sempat gadis itu berbicara, barista itu sudah langsung memotong omongannya.

"Tanpa susu. Iya kan?" Tanya barista berapron hitam itu.

"Kok lo tau?"

"Kan lo udah biasa pesen gitu. Jadi gue hapal deh. Ya udah tunggu bentar ya."

Ucapan barista itu sukses membuat gadis itu tidak bisa menahan senyumnya. Mukanya sudah menyerupai kepiting yang baru saja di rebus.

"Duh... Kenapa gue jadi salting gini sih," kata Keana dalam hati, sambil senyum-senyum sendiri. Ia lantas meninggalkan tempat barista itu lalu segera menyambangi Mona.

Keana dan Mona sibuk memainkan ponselnya masing-masing sambil menunggu pesanan datang. Akhirnya setelah beberapa menit, pesanan datang juga.

"Silahkan kak, pesanannya," ujar cowok itu.

Keana kaget bukan main, setelah melihat siapa yang mengantarkan pesannya itu. Ternyata itu seorang barista tadi alias Aksa. Biasanya witers-nya yang mengantarkan pesanan itu.

"Boleh gabung nggak kak."

"Boleh kok Sa, duduk aja," kata Mona.

"Kok lo yang nganter sih?!"

"Terus lo maunya siapa yang nganter?"

"Biasanya kan witers-nya yang nganterin."

"Mumpung gue lagi nggak sibuk, jadi gue yang nganter. Emang nggak boleh?"

"Boleh kok, boleh banget malah. Si Key pasti seneng banget kalo yang nganterin pesenannya itu lo. Dia juga loh tadi yang minta mampir kesini."

"Mon... Bisa diem nggak lo," ancam Keana dengan lirih sambil menginjak flatshoes Mona.

My Introvert Boy [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang