Hari ini adalah akhir bulan Januari jadwal para siswa XII IPA 2 untuk mengumpulkan proyek biologi mereka. Semua kelompok sudah siap untuk presentasi ke depan. Pada kelompok Keana, Gavenlah yang bertugas untuk mempresentasikan tugas mereka karena Gaven tidak ikut membuat. Sedangkan yang lain hanya membantu untuk mempersiapkan materi.
Ternyata Gaven dapat menguasai materi itu dengan cepat walaupun ia tidak ikut membuat. Semua anggota kelompok sangat kagum dengan kepiawaian Gaven dalam menyampaikan materi. Bukannya memperhatikan materi yang disampaikan Gaven, para siswi yang ada dikelas itu malah memperhatikan wajah Gaven yang tampan.
"Gue nggak nyangka, ternyata dia jago juga," kata Keana.
"Iya bener, udah pinter ganteng lagi," puji Vera.
"Gantengan juga gue kali," timpal Niko.
"Lo ganteng kalo diliat dari ujung Monas," gurau Cindy.
"Apaan sih Cin, receh banget lo."
Daritadi Aksa hanya diam saja. Ia sama sekali tidak ikut mengobrol dengan meraka. Berbeda saat ia sedang berdua dengan Keana, pasti cowok itu akan banyak bicara. Memang tipe introvert tidaklah banyak berbicara, mereka hanya akan berbicara seperlunya saja.
Akhirnya presentasi kelompok Keana selesai. Mereka mendapat pujian dari Bu Emma dan tepuk tangan dari para siswa. Bu Rana benar-benar terkesima dengan hasil proyek biologi kelompok Keana. Hasilnya memang sangat memuaskan.
🌸🌸🌸
Sudah tiga Minggu ini, Keana tidak ikut Aksa untuk mengajar anak-anak itu. Rasanya ia sudah tidak tahan lagi dengan misi ini. Bukannya mendekat, Aksa malah semakin menjauh dari Keana. Bahkan mereka tidak pernah berkomunikasi lagi. Keana hanya mengisi hari-harinya dengan belajar dan belajar karena waktu UNBK sudah dekat.
"Gimana Key? Aksa udah nembak Lo?" Tanya Mona.
"Boro-boro nembak, gue sama Aksa jadi makin jauh."
"Sabar kali Key, mungkin Aksa nunggu waktu yang tepat buat nembak lo."
"Tau ah Mon, pokoknya gue udah nggak mau ngejalanin misi ini lagi. Gue udah nggak kuat Mon. Mending gue temenan aja sama Aksa daripada gue harus jauh sama dia."
"Key... Lo jangan patah semangat gitu dong..."
"Terus gue harus gimana? Mungkin emang Aksa nggak suka sama gue."
"Ya udahlah Key, mending lo cari cowok lagi aja. Cowok ganteng banyak bukan cuma Aksa."
"Lo gimana sih Mon, tadi lo support gue sekarang lo malah nyuruh gue buat cari yang baru lo pikir gue Kinan?!" kata Keana dengan sebal. Keana langsung meninggalkan Mona yang masih berada di bimbel. Rasanya ia sudah sangat kesal dengan sahabatnya itu.
"Lo mau kemana Key?"
🌸🌸🌸
Aksa melirik arlojinya yang menunjukkan pukul setengah dua belas. Saat Aksa hendak menutup cafe ia melihat seorang cewek yang tergeletak di aspal. Aksa langsung mendekati gadis itu dan ternyata itu adalah Selly, sahabat Keana.
"Ya ampun... Inikan temennya Keana? Kok dia bisa pingsan gini sih" kata Aksa. Aksa kemudian mencium bau alkohol pada Selly. "Ternyata dia mabuk" katanya. Memang ada bar yang jaraknya agak dekat dengan cafe tempat Aksa bekerja.
Aksa kemudian membuka tas Selly dan ia menemukan kartu pelajar di dalam dompetnya. Aksa melihat alamat rumah Selly pada kartu pelajarnya kemudian ia segera mengantarkan Selly kerumahnya.
Aksa sudah tiba di rumah Selly. Ia kemudian memapah Selly dan mendudukkannya di sofa. Selly kini sudah sadar, ia sudah tidak pingsan lagi. Walaupun ia masih setengah mabuk. Suasana rumah Selly sangatlah sepi seperti tidak ada orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Introvert Boy [COMPLETED]
Teen FictionKeana tidak menyangka jika ia harus jatuh cinta pada seorang cowok introvert yang sangat kaku dan dingin. Ia benar-benar tak habis fikir jika first lovenya adalah cowok absurd seperti Aksa. Gadis itu merasa jika selama ini ia hanya mencintai sendiri...