15. Feel

222 11 11
                                    

"Kita tidak dapat menolak datangnya cinta, karena cinta adalah anugrah terindah yang Tuhan berikan" ~Keana Chalondra.


Awalnya cowok itu memang cuek, dan tidak terlalu mempedulikan Keana yang duduk di meja sampingnya. Akan tetapi setelah melihat perlakuan Dion yang kurang ajar itu ia langsung duduk mendekati Keana.

"Lepasin dia," ujar cowok itu sambil melepaskan tangan Dion yang mencengkram tangan Keana.

"Emang lo siapa? Pacarnya?"

"Kalo iya emang kenapa?!" Ujar Aksa sambil menarik kerah baju Dion. "Gue nggak mau ribut di sini, mending lo sekarang pergi!" Ancam Aksa dengan urat lehernya yang mengeras.

Seketika pipi Keana langsung memerah saat Aksa berucap bahwa ia pacarnya. Jantungnya berdegup kencang tak terkendali. Rasanya ada perasaan yang aneh yang menjalar di sekitar tubuhnya.

Dion dan kedua temannya itu langsung bangkit dan pergi meninggalkan mereka berdua dengan tatapan tidak suka.

"Awas lo! Urusan kita belum selesai," ucapnya seraya meninggalkan mereka berdua.

"Hai Key...." Sapa Aksa sambil membawa mangkok baksonya dan duduk di samping gadis itu.

"Thanks ya, lo udah nolongin gue dari cowok-cowok kurang ajar itu."

"Santai aja kali. Pasti mereka anak IPS."

"Kok lo tau?"

"Keliatan dari mukanya."

Memang anak IPS di SMA Pelita Harapan terkenal bandel dan bar-bar, walaupun tidak semua siswa. Bahkan anak perempuannya juga sering mengeluarkan kata-kata kasarnya jika mereka sedang lama antre di kantin.

"Kok lo ada disini? Bukannya lo tadi di perpus? Jangan-jangan lo ngikutin gue ya...."

"Dih, ge-er banget sih jadi cewek, gue kesini ya gue laper lah mau makan," ujar Aksa sambil memakan baksonya itu.

"Terus pacar lo mana? Kok nggak ikut?" Tanya Keana dengan ketus.

"Maksud lo Ayu? Dia bukan pacar gue kali. Kenapa? Lo cemburu sama dia?"

"Dih apaan sih! Ya nggak lah. Buat apa gue cemburu sama cowok nyebelin kayak lo!"

"Udah ditolongin masih aja bilang nyebelin?"

"Ya udah iya Sorry." Keana tidak bisa menyembunyikan rasa gugupnya sekarang. Jantung gadis itu terasa berpacu lebih cepat dari biasanya.

"Sorry aja? Gue minta imbalan."

"Nggak ikhlas banget sih lo nolongin gue! Emang lo mau minta apa? Duit?"

"Lo pikir di dunia ini cuma ada duit? Gue cuma minta lo hari Jumat besok temenin gue ke rumah singgah. Habisan anak-anak pada nanyain lo, gue pusing jawabnya. Mereka sekarang males belajar kalo nggak ada lo."

"Gimana ya? Gue kan juga sibuk, harus les juga," ujar Keana agar ia tidak dicap sebagai cewek gampangan. Ia pura-pura jual mahal agar Aksa memaksanya.

"Ya udah kalo lo sibuk juga nggak papa kok gue nggak maksa."

"Ya udah iya, inget ini demi anak-anak bukan demi lo," ujar Keana. "Ihhh nyebelin banget sih! Bukannya ngebujuk kek..." Gumam gadis itu dalam hatinya.

"Dorrr..." Ucap Mona sambil menepuk bahu Keana.

"Ya ampun Mon, lo bikin gue jantungan aja tau nggak!"

"Makanya jangan pacaran terus!"

"Siapa juga yang pacaran! Orang gue lagi makan kok."

My Introvert Boy [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang