51. Fight

184 7 1
                                    

Gadis itu sekarang sedang menangis di taman. Ia benar-benar tidak menyangka jika sahabatnya tega membongkar hal seperti itu kepadanya. Mona dan Kinan pun langsung menyusul Keana ke taman sekolah itu.

"Key udah... Jangan nangis... Gue juga nggak nyangka kalo Selly jahat kayak gitu," kata Mona sambil memeluk Keana.

"Iya Key, tenang aja kita berdua ada di pihako kok. Selly sekarang udah berubah, nggak kayak dulu lagi. Semenjak dia pacaran sama pacarnya itu dia sekarang jadi berubah," ucap Kinan.

"Iya bener. Padahal Selly orangnya nggak kayak gitu. Gue jadi benci sama dia."

Tiba-tiba ada Dona yang datang menghampiri mereka dengan tergesa-gesa.

"Key... ga... wat..." Kata Dona dengan napas yang tersengal-sengal.

"Ada apa Don?" Tanya Mona dengan penasaran.

"Udah, mending lo tarik napas dulu."

Akhirnya Dona menarik napasnya dalam-dalam kemudian menghembuskan napasnya.

"Aksa..."

"Aksa kenapa...?"

"Aksa sama Gaven berantem."

"Hah? Dimana?" Tanya Keana dengan cemas.

"Di depan lab."

Keana langsung berlari menuju laboratorium untuk melihat apa yang terjadi. Dan benar saja, ternyata disana sudah banyak anak-anak yang mengerubuti mereka berdua.

Ternyata daritadi Gaven sudah melihat kejadian yang di alami oleh Keana. Cowok itu benar-benar emosi melihat Keana di perlakukan seperti itu oleh Aksa.

Satu tinjuan keras, mendarat di pipi Aksa.

"Maksud lo apa mukul gue?" Tanya Aksa dengan urat leher yang mulai menegang.

"Lo tanya maksud gue apa? Lo tadi udah buat Keana nangis dan lo permaluin dia di depan umum!"

"Wajar kalo gue kayak gitu sama dia. Dia itu bener-bener perempuan licik!"

"Alah nggak usah banyak bacot lo."

Gaven kembali menampar pipi Aksa. Aksapun tak mau kalah ia juga meninju Gaven. Mereka berdua saling pukul sampai salah satu ada yang mengalah.

"Key... Jangan ke situ..." Kata salah satu siswa.

"Stop... Udah... Kalian berdua apa-apaan sih," kata Keana yang berada di tengah mereka berdua.

Gadis itu padahal sudah di peringatkan oleh teman-temannya untuk tidak berada disana. Tetapi dia tetap memaksa, alhasil gadis pipi mulusnya terkena bogem mentah dari Aksa.

"Awww.... Sakit...." Kata Keana yang langsung duduk di lantai.

Aksa baru menyadari jika yang barusan ia pukul adalah Keana. Ia tak tahu kenapa gadis itu tiba-tiba bisa berada disana.

"Keana... Lo nggak papa? Maaf gue bener-bener nggak sengaja. Gue bener-bener nggak liat Lo ada di sini." kata Aksa sambil menyentuh pipi gadis itu yang memar berwarna merah.

"Lepas," kata Keana sambil menurunkan tangan Aksa dari pipinya.

"Key, lo nggak papa? Kita ke UKS yuk..." ajak Gaven.

Satu bogem mentah kembali mengenai Aksa.

"Gaven udah..." Ucap Keana.

Para sahabatnya itu segera menyambangi Aksa yang juga terduduk di lantar. Bibirnya sudah berdarah, dan pipinya mengalami lebam.

"Aksa lo jahat banget sih. Masa lo tega pukul Keana."

"Iya tau jahat banget. Itu namanya KDRT."

My Introvert Boy [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang