52. Forgive

185 8 0
                                    

Hari ini adalah hari Jumat. Senin besok para siswa kelas XII akan melakukan ujian praktek. Tidak terasa waktu ujian nasional tinggal satu bulan lagi.

Seperti biasa Keana sudah berada di kelas. Kali ini kelas benar-benar sepi tidak ada orang. Biasanya cowok itu sudah berangkat terlebih dahulu, tetapi kali ini dia belum berangkat. Selang beberapa menit, cowok itu akhirnya berangkat juga, ia membawa sebuah bingkisan plastik di tangannya.

"Key..." Panggil Aksa. Aksa melihat pipi Keana yang agak lebam akibat pukulan darinya kemarin. Ia benar-benar merasa bersalah karena telah memukul gadis itu. Ia benar-benar tidak sengaja saat memukulnya.

Keana sama sekali tak menjawab. Gadis itu tetap memandang layar ponselnya tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun kepada Aksa. Aksa lalu datang menghampiri meja Keana.

"Key..."

"Apa..." Jawab Keana dengan ketus.

Aksa benar-benar bingung harus memulai meminta maaf darimana. Rasanya ia tak tahu bagaimana cara menghadapi perempuan yang sedang marah. "Duh, kenapa gue jadi grogi gini sih..." Batin Aksa.

"Gue minta maaf soal kemarin. Gue bener-bener nggak sengaja buat nonjok lo. Gue sama sekali nggak ada niatan sedikitpun buat ngelukai lo. Sekali lagi gue minta maaf," katanya.

"Udah ngomongnya?"

"Udah."

"Ya udah ngapain lo masih disini?!"

Aksa kemudian menyerahkan bingkisan di dalam plastik itu. "Ini buat lo."

"Apaan nih"

"Hot coffe Macchiato tanpa creamer." kaya Aksa.

"Kapan lo bikinnya?"

"Tadi, sebelum berangkat gue sempetin ke cafe buat bikin kopi buat lo."

Seketika jantung Keana langsung berpacu sangat cepat. Kenapa Aksa begitu mudah untuk membuatnya terbang lalu kenapa kemarin ia tega menjatuhkan gadis itu.

"Jadi, dia bela-belain ke cafe cuma mau bikinin kopi buat gue? Ya ampun mimpi apa gue semalem. Kalo gini mah gue juga rela di tonjok tiap hari," batinnya.

"Woii... Malah bengong... Gimana lo mau maafin gue kan?"

"Ya udah iya..." Katanya dengan nada judes.

"Lo ngomongnya kok kayak nggak ikhlas gitu."

"Iya Aksa.... Puas lo!"

"Makasih Key..." Kata Aksa. Ia kemudian langsung pergi ke tempat duduknya.

"Untung kelas masih sepi, cuma ada gue sama Aksa. Kalo udah rame, bisa tengsin gue," kata gadis itu dalam hati. "Aksa itu emang cuek, tapi sifatnya bikin gue melting melulu..."

Gadis itu segera menyeruput kopi buatan Aksa. Sudah lama ia tidak meminum kopi itu. Rasanya masih tetap sama, tidak berubah. Aksa memang benar-benar pandai untuk meracik kopi.

"Pagi Kekey.... Gimana lukanya masih sakit? Pipi lo kok jadi memar gini sih Key. Aksa tuh bener-bener yah jadi cowok keterlaluan banget. Tega-teganya dia sampe mukul lo."

"Husssstttt... Udahlah Mon nggak usah di bahas lagi. Lagian dia juga nggak sengaja kok nonjok guenya."

"Tapi Key, sama aja. Itu artinya dia itu suka kasar sama perempuan."

"Bisa diem nggak," kata Keana yang kesal.

"Yee... Gitu aja marah. Dikit-dikit marah. Dasar... Eh... Kok lo minum kopi, emang jam segini BrewBee udah buka?" Kata Mona yang melihat gelas kopi Keana bertuliskan kafe BrewBee.

My Introvert Boy [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang