60. True Story

201 8 0
                                    

"Terus gue di tolongin sama Pak Surya, pemilik BrewBee yang baik banget. Gue di kursusin sama dia buat jadi barista dan dia juga ngasih motivasi ke gue sampai akhirnya gue bisa ninggalin dunia gelap gue yang dulu. Bahkan waktu kelas 10 gue pernah hampir dikeluarin gara-gara nilai gue seiring bolos."

Keana benar-benar melongo mendengar cerita Aksa. Ternyata orang yang ia kenal baik selama dulunya juga memiliki sisi gelap. Gadis itu benar-benar masih tidak percaya jika Aksa dulunya pernah menjadi badboy. Padahal ia kira Aksa benar-benar anak introvert yang sangat polos dan tidak berbuat kenakalan. Ternyata anggapan Keana salah besar. Aksa terlalu pandai memasang topeng untuk menutupi keburukannya sendiri.

Pantas saja selama ini Keana heran. Kenapa baru sekarang ia mendengar nama Aksa mendapat paralel satu? Kenapa tidak dari kelas 10 atau kelas 11? Memang pahit, tetapi ini adalah kenyataan yang sebenarnya.

"Gue masih nggak nyangka Sa. Kenapa lo nggak pernah cerita ke gue selama ini? Kenapa lo baru cerita sekarang?" Air mata Keana langsung pecah setelah sejak tadi ia menahannya. Gadis itu terisak mendengar kenyataan pilu ini.

"Karena gue nggak mau lo jauh dari gue. Gue sayang sama lo Key." Perkataan itu mengalir begitu saja dari mulut Aksa. Perkataan yang sudah ia pendam sejak lama akhirnya sekarang terluapkan juga.

Gadis itu menyipitkan matanya. Air matanya mengalir dengan begitu deras. Keana tidak tahu bahwa ini merupakan air mata sedih atau bahagia. Rasa sesak, perih, dan getaran di dadanya bercampur menjadi satu. Gadis itu diam terpaku seolah tak mampu mengatakan sepatah katapun.

"Maaf kalo gue baru ngomong sekarang. Sebenarnya gue udah jatuh cinta sama lo waktu pertama kali kita ketemu. Pas kita satu kelompok padus gue udah suka sama lo. Tapi gue takut buat ungkapin perasaan ini ke lo. Karena gue tau lo ini cewek baik-baik dan gue cuma mantan berandalan yang nggak pantes sama lo. Gue nggak mau ganggu konsentrasi kamu belajar dan ngebuat paralel kamu jadi turun. Maka dari itu, gue nunggu waktu yang tepat buat ungkapin perasaan gue ke elo Key"

"Stop! Gue mau pulang Sa!"

Aksa lalu mengantar Keana pulang. Selama di perjalanan tidak ada percakapan di antara mereka berdua. Keana daritadi hanya diam tanpa berkata apa-apa.

"Gue pulang dulu..."

Keana hanya bisa memandang punggung Aksa yang sudah semakin jauh. Gadis itu kembali menitikkan air matanya. Badannya terasa lemas dan ia masih tidak bisa berkata apa-apa. Sejujurnya gadis itu masih sangat mencintai Aksa. Tetapi mengapa Aksa tega membohongi perasaannya selama ini? Gadis itu benar-benar kecewa mengapa Aksa tidak mau berterus terang sejak dahulu. Kenapa waktu ia mau melupakan Aksa dengan mudahnya Aksa kembali merebut hatinya. Padahal Keana sudah bersusah payah untuk melupakan Aksa.

🌸🌸🌸

"Hah? Serius Aksa bilang dia sayang sama lo?" Mona sama sekali tidak percaya dengan perkataan Keana. "Terus lo bilang apa?"

"Gue nggak bilang apa-apa. Gue kecewa sama dia. Kenapa dia baru bilang sekarang? Pas gue mau lupain dia, dia selalu gagalin misi gue."

"Bukannya itu yang lo mau Key? Aksa udah ngungkapin perasaannya loh sama lo."

"Gue juga nggak tahu. Gue sebel sama dia."

Sekarang, Keana bingung dengan perasaannya sendiri. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Gadis itu masih kesal dengan sikap Aksa yang tidak mau mengakui perasaannya sendiri.

Setelah selesai berlatih paduan suara, gadis itu langsung keluar untuk pulang. Daritadi ia juga diam saja pada Aksa. Begitu juga Aksa, ia juga malah cuek pada gadis itu.

"Aksa gimana sih, bukannya ngerayu gue biar nggak ngambek. Eh malah diem aja daritadi, yang marah kan gue bukan dia," gadis itu sebal. Ia merutuki Aksa yang bersikap sangat flat seperti tadi malam tidak ada apa-apa diantara mereka berdua. Aksa memang bukan tipikal cowok yang gampang peka dengan perasaan cewek. Sehingga ia tidak tahu dengan apa yang dirasakan Keana sekarang.

Tiba-tiba, saat ia berjalan melewati koridor, tangannya di tarik menuju ke gudang samping perkiran. Gadis itu benar-benar kaget mengetahui siapa yang menarik tangannya.

"Ngapain lo bawa gue kesini?"

"Ada yang mau gue omongin ke lo."

Keana tersenyum getir mendengar ucapan itu. "Nggak usah basa-basi, gue nggak punya banyak waktu."

"Sombong banget lo sekarang. Gue minta mulai dari sekarang lo jauhin Aksa."

"Emang lo siapa berani ngelarang-ngelarang gue?"

"Gue calon istrinya Aksa."

Keana sama sekali tidak mengerti dengan ucapan gadis itu. "Maksud lo?"

Gadis itu mencopot korset yang ada pada perutnya. Ternyata perut Selly sudah membesar tanpa korset itu. Selly mengelus-elus perutnya itu dengan pelan. Pikiran Keana sudah sangat kalap.

"Jangan bilang lo... Lo...."

"Gue hamil Key... HAMIL..." Selly mempertegas ucapannya itu.

Badan Keana langsung lemas mendengar perkataan dari Selly. Ia tidak menyangka jika selama ini sahabatnya telah hamil. "Siapa bapak dari jabang bayi lo itu?"

"Yang jelas bukan Aksa. Tapi gue mau dia yang bertanggung jawab!"

"Kenapa Aksa? Kenapa lo nggak minta pertanggungjawaban sama orang yang udah ngehamilin lo?"

"Karena dia nggak mau tanggung jawab! Cuma Aksa yang bisa ngertiin perasaan gue. Bahkan waktu gue mau bunuh diri, dia yang selametin gue dia yang selalu beri motivasi gue biar gue nggak mati. Cuma dia satu-satunya orang yang peduli sama gue, dan gue nggak mau Aksa jatuh ke pelukan orang lain. Termasuk lo Key!"

"Kenapa lo baru cerita sekarang kalo lo hamil?"

"Karena kalo kalian semua tau, pasti kalian semua nggak bakal mau temenan sama gue"

Keana langsung memeluk tubuh Selly bermaksud untuk menenangkan perasaan gadis itu. Ia sangat miris mengetahui kenyataan jika sahabatnya telah berbadan dua. Padahal ia sama sekali tidak mempermasalahkan keadaan jika Selly bercerita kepadanya atau kepada kedua sahabatnya.

"Selama ini gue pendem luka ini sendiri. Sampai gue harus cerita ke Aksa. Gue frustasi sampai hampir bunuh diri, orang tua gue sama sekali nggak pernah peduli sama gue.  Gue jatuh di dunia malam, gue mabuk-mabukan sampai gue hamil nggak ada satu orangpun yang peduli sama gue. Kecuali Aksa. Kalian semua hanya bisa ngehardik gue tanpa tau permasalahan yang lagi gue adepin. Gue berjuang sendiri buat anak gue. Bahkan bapaknya pun nggak mau akuin kalo ini anaknya"

Tangis Keana pecah saat mengetahui kisah pilu dari sahabatnya ini. Harusnya ia bertanya terlebih dahulu kenapa akhir-akhir ini Selly berubah? Ia benar-benar menyesal karena tidak bisa menjadi sahabat yang baik untuk Selly.

Selly langsung melepas pelukan dari sahabatnya itu. "Gue harap lo nggak lupa sama ucapan gue tadi Key. Lo harus jauhin Aksa!" Selly langsung pergi begitu saja meninggalkan Keana yang masih terisak di sana. Gadis itu berdiri mematung dengan kaki bergetar. Ia masih belum bisa menerima semua kenyataan ini.

"Sel... Maafin gue..."

🖤🖤🖤 TO BE CONTINUE 🖤🖤🖤

My Introvert Boy [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang