"Iya," kata gadis itu sambil menyerahkan donuts buatannya.
"Makasih ya..."
"Sama-sama."
Gadis itu benar-benar merasa berhutang budi dengan Aksa. Sebenarnya gadis itu sudah berniat untuk mentraktir Aksa saat kemarin waktu mereka berdua makan ketoprak. Tapi yang terjadi malah...
"Semuanya berapa pak?" Tanya gadis itu.
"Rp 20.000 aja neng."
Gadis itu langsung mengambil selembar uang lima puluh ribuan dari dompetnya itu.
"Biar gue yang bayar," kata Aksa sambil lebih dulu menyodorkan uang kepada sang penjual.
"Tapi Sa, gue yang mau traktir lo."
"Udah, mending duitnya lo tabung atau lo masukin aja ke kotak amal aja. Lumayan kan dapet pahala. Lagian nggak ada sejarahnya lah cewek traktir cowok."
"Ya udah deh, thanks ya...."
Akhirnya gadis itu memilih untuk membuatkan donuts kepada Aksa sebagai tanda balas budinya.
~~~
Kini gadis itu masih berada di kelas walaupun sudah istirahat. Para siswa sudah berhamburan ke luar kelas untuk menuju kantin. Di kelas hanya tersisa Aksa dan Keana.
"Lo nggak ke perpus?" Tanya gadis itu.
Aksa tak menjawab pertanyaan gadis itu. Ia tengah menidurkan kepalanya di meja dengan jaket yang menutupi wajahnya.
"Lo denger gue ngomong kan?" Cetus gadis itu karena ia merasa dikacangi.
Gadis itu tak tau bahwa Aksa sedang tertidur pulas. Akhirnya gadis itu berjalan menuju kursi Aksa dan duduk di kursi depannya. Gadis itu membuka jaket yang menutupi wajah Aksa. Tanpa sadar ia mengamati wajah tampan Aksa saat tidur. Walaupun sedang tidur, Aksa tidak terlihat jelek sedikitpun. Ia malah terlihat sangat ganteng dan cool. Membuat cewek yang memandangnya pasti akan langsung tertarik pada kharisma cowok itu.
"Sa... Sa... Aksa..." Panggil gadis itu dengan lirih sambil menggoyangkan tangan Aksa.
Cowok itu masih juga tidak bangun. Akhirnya setelah beberapa menit cowok itu bangun juga karena dipercikkan air minum oleh Keana. Gadis itu mengira jika Aksa sedang pingsan.
"Lo apa-apaan sih," ucap Aksa sambil mengerjap-ngerjapkan matanya. Cowok itu tak tahu jika tadi yang memercikkan air adalah Keana.
Setelah membuka mata sepenuhnya, ternyata benar jika gadis itulah yang telah menyiramnya dengan air.
"Ngapain sih, lo cipratin gue pake air?!" omel Aksa.
"Gue kira lo pingsan. Habisnya tadi lo tidurnya cuma diem nggak gerak-gerak. Terus waktu gue panggilin lo nggak bangun-bangun. Padahal tangan lo udah gue goyang-goyangin."
"Lo kata gue tanaman apa?! disiram-siram segala" ujar Aksa sambil mengelap air yang ada di wajahnya. Rasanya hari ini, ia merasa sangat kantuk.
"Gue minta maaf. Terus kenapa lo nggak ke perpus?" Gadis itu menatap Aksa tanpa berkedip. Ia melihat ketampanan cowok itu semakin bertambah dengan rambut acak-acakan khas bangun tidur. Ditambah lagi dengan guratan-guratan di pipinya, menambah gadis itu semakin gemas. "Gila ganteng banget," batin Keana.
"Lagi males. Gue ngantuk banget, kemarin gue kerja dari pagi sampai malem. Dan gue cuma duduk sebentar. Karena gue harus berdiri waktu ngebuat kopi. Tulang punggung gue rasanya kayak mau copot."
Gadis itu merasa kasihan pada Aksa. Paginya harus sekolah dan sorenya harus bekerja. Ia tidak bisa membayangkan jika ia berada di posisi Aksa.
"Emang lo Sabtu Minggu nggak libur?"
"Nggak lah, gue itu liburnya hari Jumat doang. Emang lo kira ASN apa?!"
"Gimana donuts-nya enak nggak?"
"Oh iya, gue lupa. Habisnya gue tadi ketiduran jadi belum sempet buat makan donuts lo. Ya udah mending kita makan bareng aja, gue juga udah laper nih."
Aksa langsung mengambil kotak donuts yang tadi di berikan oleh Keana. Saat di buka ternyata ada berbagai macam toping didalamnya. Ada coklat, peanuts, strawberry, keju dan masih banyak rasa yang lainnya. Gadis itu memang pandai dalam memilih toping, sehingga menambah daya tarik donuts itu untuk dimakan.
"Boleh," gadis itu langsung menyetujui usulan Aksa.
"Mmmmm enak... ini lo sendiri yang buat?" Kata Aksa sambil memakan bulatan donuts toping kacang keju itu.
"Iya dong... Gini-gini gue itu jago buat kue," Kata gadis itu, sambil memakan donuts coklat kesukaannya. Dari semua rasa yang pernah dirasakannya, ia paling suka rasa coklat.
"Lain kali bisa dong bawain gue kue setiap hari," canda Aksa.
Gadis itu tersipu malu mendengar perkataan Aksa.
"Enak aja. Gue bangkrut bisa-bisa kalau begini caranya."
Bel istirahat sudah berakhir. Para murid sudah ada yang berada di kelas. Untung Keana lebih dahulu menyingkir dari tempat Aksa sebelum teman-temannya datang. Kalau sampai mereka liat bisa-bisa ia jadi ejekan para temannya itu.
"Key, lo kok nggak jajan?" Tanya Mona sambil menyedot susu kotaknya.
"Nggak, gue tadi mager." Gadis itu sedang menulis rumus fisika yang ada di papan tulis.
"Ohh kirain, ntar sore barengan ya berangkat ke bimbelnya. Sekalian pulang bimbel kita jenguk Kinan."
"Emang Kinan belum sembuh? Dia sakit apa?" Tanya Keana dengan cemas.
"Katanya sih demam biasa. Tapi gue juga nggak tau sih"
🌸🌸🌸
Setelah selesai bimbel, kedua gadis itu langsung menuju rumah Kinan untuk menjenguknya. Selly tidak bisa ikut karena ia harus menemani papanya yang sedang berada di rumah sakit.
"Assalamualaikum... Permisi... Kinan..." Ujar Keana sambil mengetuk pintu rumah Kinan karena bel rumahnya rusak. Gadis itu membawa parsel buah, yang tadi ia beli di toko buah.
Kedatangan mereka langsung di sambut oleh dua anak laki-laki kembar yang masih berusia 7 tahun. Mereka adalah adik Kinan yang bernama Shiraz dan Saurez. Mereka biasa di panggil Raz & Rez. Sampai sekarang Keana masih belum juga bisa membedakan yang mana Raz dan yang mana Rez. Rasanya tidak ada satu celahpun untuk membedakan mereka berdua. Mereka benar-benar sangatlah mirip.
Adik Kinan berwajah khas timur tengah. Berbeda dengan Kinan yang berwajah oriental. Mereka malah lebih mirip Keana daripada Kinan. Semenjak mamah Kinan meninggal, Radityo papah Kinan memutuskan untuk menikah lagi dengan Syauqia. Perempuan blesteran Arab-Indo. Dan lahirlah Raz dan Rez. Walaupun Syauqia ibu tiri Kinan, tetapi ia sangat menyayangi Kinan seperti anak kandungnya sendiri. Syauqia sangatlah masih muda, selisih umur Kinan dan ibu tirinya itu hanya terpaut 12 tahun saja. Sehingga Kinan sering bercerita dengan ibunya tanpa harus malu.
Kedua gadis itu langsung memasuki kamar Kinan bersama si kembar yang menarik tangan mereka berdua. Mereka sangatlah lucu, membuat Keana dan Mona gemas untuk mencubit pipi mereka.
"Kinan... Ya ampun gue kangen banget sama lo. Lo sakit apa sih sampe nggak masuk sekolah??" tanya Mona.
"Gue cuma demam sama flu aja kok. Paling besok juga udah berangkat," kata Kinan dengan suaranya yang masih lemah.
"Get well soon, Nan. Nih gue sama Mona bawain lo buah, di makan ya," kata Keana menyerahkan parsel yang berisi buah itu pada Kinan.
"Thanks ya Mon, Key... Btw Selly kemana?"
🖤🖤🖤 TO BE CONTINUE 🖤🖤🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
My Introvert Boy [COMPLETED]
Teen FictionKeana tidak menyangka jika ia harus jatuh cinta pada seorang cowok introvert yang sangat kaku dan dingin. Ia benar-benar tak habis fikir jika first lovenya adalah cowok absurd seperti Aksa. Gadis itu merasa jika selama ini ia hanya mencintai sendiri...