NARA-22

41.4K 1.7K 42
                                    

Happy Reading ❤







Clara mengerang saat ia merasakan rambutnya di tarik. Ia menoleh dan terkejut saat melihat Rosi kini tengah menatapnya sambil tersenyum manis yang ia tahu bahwa itu adalah senyuman palsu, khas seoarang Rosi.

"Apa kabar sayang? Lo sehat? Bayi lo sehat? Ahh... pasti sehat lah, kan baru aja di rangkul sama Nathan. Iyakan?" Tanya Rosi sok lembut sambil menarik rambut Clara keras.

"Sakit...." Ringis Clara.

"Sakit? Nggak sakit kok, yang sakit itu yang kayak gini." Ujar Rosi sambil menarik rambut Clara membalikkan gadis itu dan membenturkan kepala Clara di badan mobil.

"Aduh...." Ringis Clara.

"Hahahaha.... Sakit yah? Kasian...."
Tawa Rosi meledak saat melihat Clara terbaring di aspal sambil memegang kepalanya. Bukannya merasa kasihan, ia malah menginjak kaki Clara dengan sepatu hak tinggi miliknya.

"Sakit!!" Erang Clara.

Clara mengeluh dalam hatinya, mengapa tak ada orang yang lewat. Ia semakin menjerit saat Rosi semakin menekan sepatu hak tingginya.
Rosi menyeringai, ia berjongkok disamping Clara menarik rambut gadis itu hingga terduduk. Wanita itu menekan kedua pipi Clara, dan tanpa belas kasihan ia meludahi wajah cantik gadis itu.

"Cuih!"

Ia tertawa terbahak-bahak saat melihat Clara hanya bisa menangis.

"Dasar cengeng!" Rosi menampar pipi Clara.

"Salah aku apa?" Tanya Clara lirih. Ia berdoa dalam hati agar Nathan cepat kembali.

"Salah lo? Lo pake nanya salah lo apa?" Tanya Rosi sinis. Ia mencengkram dagu Clara kuat dan menatapnya tajam.

"SALAH LO ITU KARENA LO HADIR DALAM HIDUP GUE! LO NGEREBUT APA YANG SEMESTINYA JADI MILIK GUE!"

Tanpa rasa kasihan sedikitpun, Rosi membenturkan kepala Clara ke aspal. Ia bangkit dan menendang kepala Clara kuat. Clara hanya bisa menangis, ia berdoa dalam hati agar Nathan cepat kembali.

"Nathan...." Lirih Clara.

Rosi kembali menjambak rambut Clara, ia tersenyum puas saat melihat kening Clara luka dan mengeluarkan darah. Tak puas, ia kembali menampar Clara hingga membuat sudut bibirnya robek.

"Orang macam lo itu harus mati! Tapi nggak sekarang, lo harus ngerasain penderitaan yang lebih dari ini."

Tangan Rosi terayun hendak menampar Clara kembali akan tetapi seseorang menahannya, dan malah menarik rambut Rosi kuat hingga membuat wanita itu tersungkur.

"Ni orang mesti gue suntik mati kali yah! Gila emang!!"

"Kak Juan...." Lirih Clara.

Rosi menatap Juan kesal, ia bangkit dan hendak menampar pria itu. Akan tetapi ia kalah gesit, Juan menangkap tangannya dan memelintirnya kuat. Ia mendorong Rosi hingga wanita itu kembali tersungkur.

Juan menatap Clara dengan mata membulat, ia menghampiri Clara dan memeluk wanita itu erat.

"Kak Juan...." Lirih Clara.

"Ssssttt... Nggak usah nangis, aku ada disini. Aku bakalan jagain kamu Clara." Juan mengecup kening Clara.

Nathan yang baru saja keluar dari supermarket terkejut saat melihat Clara yang menangis dalam dekapan Juan dan Rosi yang kini berdiri menatap tajam Clara dan Juan.

"Rosi?" Panggil Nathan. Ia terkejut saat melihat kening Rosi mengeluarkan darah. Ia segera menghampiri kekasihnya itu.

"Siapa yang ngelukain kamu?"

"Dia." Jawab Rosi sambil menunjuk Juan.

Juan hanya berdecih pelan. Ia mencoba membantu Clara untuk bangkit.

Nathan yang melihat kondisi Clara lebih buruk dari Rosi mengerutkan keningnya.

"Clara kenapa?" Ia hendak menghampiri Clara, akan tetapi tangannya di tahan oleh Rosi.

"Nggak usah samperin dia." Ucap Rosi.

"Tapi dia luka."

"Aku juga luka Nathan." Tekan Rosi.

"Dia lebih parah dari kamu. Ck... Sebenarnya ini kenapa? Coba jelasin, kenapa kalian berdua bisa luka kayak gini?"

"Dia itu jahat Nathan, dia pengen nyelakain aku." Tunjuk Rosi pada Clara.

"Dasar pembohong!" Tukas Juan.

"Jelas-jelas elo yang pengen bunuh Clara. Andai gue nggak datang tepat waktu mungkin Clara bakalan sekarat!"

"Maksud lo?" Tanya Nathan.

"Ni cewek gila, gue ngeliat dengan mata kepala gue sendiri. Dia nendang kepala Clara."

Nathan memandang Rosi tajam, "benar apa di bilang sama cowok ini? Kamu nendang Clara?"

"Aku nendang dia karena dia pengen nyelakain aku Nat!"

"Nggak usah memutar balikkan fakta! Jelas-jelas elo yang pengen nyelakian Clara! Dasar burik!" Sindir Juan. Ia menatap Nathan tajam.

"Dan lo, kandangin nih cewek sinting! Udah tahu pacarnya gila, masih aja dibiarin kelayapan. Ingat sama ucapan gue dulu, gue bakalan ngerebut Clara dari lo sampai lo bikin dia menderita. Nggak becus lo jadi suami."

Setelah mengatakan itu Juan menggendong Clara dan berjalan meninggalkan Nathan yang terdiam akan kata-kata Juan.



















Jangan lupa untuk vote dan komen.

Mampir ke instagram aku juga @ufipuspitasari

NARA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang