NARA-2

57.1K 2.5K 26
                                    

Happy Reading ❤





Clara terkejut saat Ayu menunjukkan sebuah kamar mewah yang akan ia tempati di rumah ini.

"Clara suka sama kamarnya?"

Clara berbalik dan menatap Ayu tak enak.

"Kamarnya kegedean Ma, Clara nggak biasa." Cicitnya.

Ayu tersenyum, ia mengelus surai lembut milik Clara dan merangkulnya.

"Mulai sekarang Clara harus ngebiasain diri, nggak lama lagikan Clara jadi bagian keluarga ini juga."

"Tapi ini terlalu mewah." Clara menjerit dalam hati, ia hanya menganggukkan kepalanya dan mengikuti langkah Ayu memasuki kamarnya.

"Ini Walk in closet, mama udah nyiapin banyak baju dan sepatu untuk kamu sayang. Dan itu adalah ruang make up, mama udah siapin seluruh peralatan make up untuk kamu. Dan yang ini ruang aksesoris, kamu bebas milih aksesoris apapun yang ingin kamu kenakan. Dan itu kamar mandi." Ayu mengakhiri penjelasannya sambil menatap Clara sayang.

"Apa ada yang kurang dari kamar kamu?"

Clara langsung saja menggeleng, Ayu terkekeh melihat reaksi polos yang Clara berikan. Hingga ia teringat sesuatu.

"Oh iya mama lupa, masih ada satu ruangan." Ia menarik tangan Clara untuk memasuki ruang pakaiannya, disana ada satu pintu yang tertutup rapat, Ayu membuka pintu. Saat pintu terbuka dan memperlihatkan apa yang ada di dalam, detik itu juga mata Clara berbinar.

"Perpustakaan?!" Clara berbalik dan menatap Ayu yang mengangguk mengiyakan. Senyum manis tercetak di bibir Clara, langsung saja ia memeluk Ayu.

"Makasih mama. Ini bakalan jadi ruang favorit aku."

Ayu membalas pelukan Clara, ia tersenyum penuh arti. Kini ia tahu, calon menantunya itu adalah wanita sederhana. Secara tak sadar, Nathan melakukan kesalahan yang juga akan membawa keberuntungan bagi kehidupannya kelak.

Clara menatap sekeliling kamar mewahnya, rasanya baru kemarin ibu kosnya datang menagih uang kos-kosannya yang menunggak. Rasanya baru kemarin ia merasakan atap kostnya bocor, rasanya baru kemarin Clara puasa karena tidak punya uang untuk membeli makanan. Kini hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat, dari gadis miskin dan lusuh menjadi seorang ratu. Ia mendudukkan dirinya di kasur empuk sembari mengelus perutnya hingga ketukan pintu mengalihkan perhatiannya.

"Masuk."

Seorang wanita paruh baya dengan memegang sebuah nampan berisi makanan menghampiri Clara.

"Maaf non, nyonya nyuruh saya buat bawaian non makanan. Tolong di makan yah." ia meletakkan sebuah nampan yang berisi makanan di atas nakas.

"Bibi kok repot-repot bawain aku sih? Kan aku bisa turun kalau pengen makan." Clara berujar sungkan.

"Enggak papa non, lagian nyonya besar yang nyuruh."

"Emm... Oke deh."

"Kalau begitu saya permisi." Pelayan itu menunduk, bersiap meninggalkan kamar Clara.

"Ehh... Tunggu!" Seru Clara.

"Iya?"

"Nama bibi siapa?" Tanya Clara sambil tersenyum.

Pelayan itu tersenyum tipis. "Nama saya Ajeng."

Clara menangguk dan tersenyum manis. "Oke. Salam kenal bi Ajeng."

Pelayan itu tersenyum tipis dan berjalan meninggalkan Clara seorang diri. Clara melirik nampan yang berisi makanan yang lezat, bukannya melahap makan tersebut Clara malah merasa mual. Entah mengapa saat mencium bau daging ia merasa mual.

"Huekk...."

Gadis itu segera bangkit dan bergegas menuju kamar mandi. Ia memuntahkan seluruh makanan yang ia makan sebelumnya di wastafel.

"Huekk... Huekk...."

Nathan yang lewat tidak sengaja mendengar suara orang yang muntah, ia sedikit mengintip dan mendengus saat tahu siapa pemilik kamar tersebut.

Ia hendak melangkahkan kakinya akan tetapi suara rintihan Clara menahannya. Entahlah, ada sedikit rasa iba saat mendengar rintihan Clara itu.

Ia berbalik dan terkejut saat melihat Clara bersandar di pintu toilet dengan posisi menghadap padanya. Clara sedang memijit pelipisnya, dapat ia lihat wajah Clara yang pucat pasi, dan bibirnya bergetar. Entah mengapa, ia merasa sedikit.... Kasihan?

Nathan langsung menggelengkan kepalanya. Tidak, ia tidak boleh kasihan pada wanita pembawa sial itu. Ia kembali melanjutkan langkahnya, akan tetapi langkahnya langsung terhenti saat mendengar langkah terbirit Clara dan terdengar bahwa gadis itu kembali muntah.
Entah dorongan dari mana Nathan melangkahkan kakinya memasuki kamar Clara dan menghampiri Clara yang mulai terisak.

"Kenapa mualnya nggak ilang? Hiks... Padahalkan udah muntah." Isakan kecil terdengar di telinga Nathan.

Entah setan apa yang merasukinya kini pemuda itu memijat tengkuk Clara pelan. Gadis itu terkejut dan berbalik, ia membulatkan matanya saat melihat Nathan menatapnya.

"Ngapain kamu disini?" Tanya Clara heran.

"Iya, ngapain gue disini?" Gumam Nathan dalam hati. Ia menetralkan wajahnya dan menatap Clara datar.

"Gue denger kayak ada suara keran bocor makanya gue masuk. Kali aja lo nggak tahu cara mutar keran yang benar kayak gimana." Jawab Nathan asal.

Clara mendengus, tapi yang membuatnya heran adalah mualnya tiba-tiba hilang saat Nathan ada di dekatnya, bahkan ia merasa tenang saat mencium aroma segar dan maskulin milik Nathan.

"Kerannya kayaknya nggak papa." Sahut Nathan, ia berjalan meninggalkan Clara yang terdiam. Akan tetapi baru beberapa langkah ia kembali mendengar Clara kembali memuntahkan isi perutnya.

"Ck... Nyusahin." ia berbalik dan mendekati Clara yang terisak.

"Jangan nyusahin mama sayang, mama tahu kamu senang nyium aroma papa. Tapi kita harus sadar diri papa nggak suka kita ada di dekatnya."
















Jangan lupa untuk vote dan komen ❤

Jangan lupa juga untuk nabung semuanya 😄😄

NARA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang