NARA-1

76.3K 2.5K 57
                                    

Happy Reading ❤






Seorang gadis dengan tubuh kurusnya menatap kosong taman yang dipenuhi bunga-bunga. Gadis itu adalah Clara, ia tak menyangka masa depannya hancur karena kejadian satu bulan yang lalu. Clara harus menelan pil pahit saat tiga hari yang lalu ia mengetahui bahwa ia tengah berbadan dua. Ia melakukan tes kehamilan menggunakan test pack saat ia tahu ia telat seminggu dari jadwal datang bulannya.

Kilasan saat pemuda yang ia tak tahu siapa, memperkosanya dan tega meninggalkannya begitu saja. Sehari setelahnya, ia menemukan sekantong uang di depan pintu rumahnya dan sepucuk surat yang yang berisi pesan bahwa dirinya harus melakukan aborsi jika ia hamil nanti. Sungguh tega memang, tapi ia harus apa? Mengutuk anak dalam kandungannya ini? Tidak mungkin, bagaimanapun janinnya ini adalah titipan Tuhan yang harus ia jaga sebisa mungkin. Gadis cantik itu menghela napas pelan, tiba-tiba seseorang menarik pergelangan tangannya.

"Eh!"

"Ikut gue."

Mata indah Clara membola saat tahu siapa yang menarik tangannya. Ia meronta, berusaha melepaskan genggaman orang itu pada pergelangan tangannya.

"Lepas." lirihnya, air mata telah membasahi pipinya.

"Enggak! Lo harus ikut gue!"

"BUAT APA? KAMU MAU PERKOSA SAYA LAGI? KAMU TIDAK PUAS UDAH NGEREBUT KEHORMATAN SAYA?!" Clara menjerit, mengeluarkan kekesalannya yang sudah ia pendam jauh-jauh hari.

Pria itu menatap sekeliling dan menghela napas pelan saat tahu hanya mereka berdua yang ada di taman itu.

"Saya salah apa sama kamu, sampai kamu tega bersikap layaknya binatang. Setelah kamu merampas harta saya yang paling berharga, kamu ninggalin saya begitu saja. Dan apa kamu pikir uang yang kamu berikan itu akan mengembalikan apa yang menjadi hak saya? Tidak! Dan kamu, dengan seenak hati menyuruh saya untuk mengaborsi janin saya? Apa kamu masih waras?!"

Pemuda itu menatap Clara datar.
"Ikut gue." ia kembali menarik tangan Clara memaksa gadis itu untuk mengikuti langkahnya.

"MAU KAMU APA!!"

"GUE BAKALAN TANGGUNG JAWAB!"

Tubuh Clara membeku, ia menatap pemuda dihadapannya ini dengan tatapan terkejutnya.

"Kamu... Mau tanggung jawab?"

"Iya! Puas lo?! Ini kan mau lo? Lo sengaja nggak ngegugurin janin sialan ini supaya lo bisa nikah sama gue? Iyakan?!"

"Saya bahkan nggak sudi nikah sama kamu. Pria arogan yang hanya mementingkan dirinya sendiri."

"Gue nggak peduli. Lo harus ikut gue." Pria itu kembali menarik tangan Clara akan tetapi Clara meronta.

"Mau lo apasih hah?! Bisa nggak lo tinggal nurut? Seharusnya lo bersyukur karena gue tanggung jawab! Asal lo tahu aja, karir gue terancam karena lo sama janin sialan lo itu! Andai lo gugurin kandungan lo itu, gue nggak bakalan menderita kayak sekarang."

"Emang cuma kamu yang menderita? Saya lebih menderita! Masa depan saya hancur karena kamu!"

Pria itu tidak menjawab, ia menarik tangan Clara dan memasukkan gadis itu kedalam mobil mewahnya dan melaju pergi.

Clara diseret keluar saat mobil itu tiba disebuah rumah mewah. Ia terus memberontak tapi cekalan di tangannya sangat erat. Mereka berdua memasuki rumah mewah itu, pria itu menyeret Clara menuju ruang tengah, disana seorang wanita dan pria paruh baya sudah menunggu kehadiran mereka. Karena kesal, pria itu menghempaskan Clara begitu saja hingga gadis itu jatuh tersungkur.

"Nathan!" Wanita paruh baya itu bangkit dan menghampiri Clara dan membantunya berdiri.

"Begitu kamu memperlakukan calon istri kamu Nathan?" Pria paruh baya itu menatap putranya sengit.

Nathan hanya mendengus dan mengalihkan pandangannya.

"Kamu nggak papa sayang?" Ibu Nathan menatap Clara iba, tubuh kurus gadis itu sudah menandakan bahwa ia menderita. Langsung saja ia merengkuh tubuh rapuh Clara, membawanya dalam dekapan hangat.

"Maafin Nathan ya sayang, dia tega ngelakuin hal buruk sama kamu. Gara-gara dia kamu jadi kayak gini." Ia melepaskan pelukannya dan menatap Clara sedih.

"Tapi kamu tenang aja, anak kurang ajar ini bakalan tanggung jawab." Ucapnya tegas sambil melirik Nathan sinis. Sedangkan Nathan, pemuda itu hanya mendengus mendengar perkataan mamanya.

"Ayo duduk." Ayu, mama Nathan membantu Clara untuk duduk disampingnya.

William menatap nanar gadis bertubuh kurus yang kini duduk dihadapannya.

"Nak...."

Merasa dipanggil Clara mendongak dan menatap William takut.

William tersenyum hangat, "nama kamu siapa?"

"Clara."

"Umur kamu?" Tanya William.

"Sembilan belas."

Ayu dan William saling pandang dan menatap Clara iba. Di usia yang masih sangat muda Clara harus menanggung beban yang berat karena perbuatan tolol dari putra mereka.

"Clara...." Ayu mengelus puncak kepala Clara sayang.

"Mulai hari ini Clara tinggal disini aja yah? Supaya mama bisa ngerawat Clara.

"Tapi...."

"Tinggal bilang iya aja susah banget, nggak usah ngeropotin deh lo!" Semprot Nathan sambil menatap Clara dingin.

"Nathan!" Tegur William.

"Apa pa? Belain aja terus, dia itu ngambil keuntungan. Dia pasti tahu kalau aku itu artis, makanya dia nggak mau ngegugurin kandungan dia supaya dia bisa ngerusak nama aku."

"Nathan!" Kini Ayu yang menegur putranya.

"Mama nggak pernah ngajarin kamu bersikap kurang ajar kayak gini!"

"Emang faktakan ma? Gosip tentang aku udah kesebar. Pasti karena dia!" Nathan menunjuk Clara yang terdiam.

"Kalau saya tahu kamu itu artis, sudah dari jauh hari saya ngejar-ngejar kamu buat tanggung jawab. Sudah dari jauh hari saya pake uang yang kamu kasih, tapi apa? Kamukan yang nyamperin saya? Nyari-nyari saya?" tanya Clara dengan mata berkaca-kaca.

"Andai bukan karena gosip murahan itu gue nggak sudi buat nyari lo!"

William menghela nafas, ia menatap Nathan dengan tatapan datar.
"Duduk." Perintah William.

Dengan ogah-ogahan Nathan duduk dan menatap sengit Clara yang terus menunduk.

"Clara...."

Clara mendongak dan menatap William yang tersenyum padanya.

"Mulai hari ini Clara tinggal di rumah ini, anggap saya dan istri saya sebagai orang tua kamu yah?" Pinta William.

Dengan takut-takut Clara menganggukkan kepalanya.

Kini William menatap putranya, "kamu udah ngosongin jadwal kamu selama sebulan kan?" tanyanya yang hanya diangguki oleh Nathan.

"Papa udah udah ngurus semuanya. Minggu depan, papa akan ngelakuin konfersi pers untuk menjelaskan semuanya pada awak media mengenai gosip yang menimpa kamu. Seminggu setelahnya, kalian akan menikah."





























Don't forget to vote and comment ❤

NARA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang