NARA-35

32.1K 1.2K 89
                                    

Happy Reading ❤









"Nathan!!!" Dengan sekuat tenaga Clara berlari menghampiri mobil Nathan yang rusak parah.

Ia mengerang pelan saat merasakan kram di perutnya semakin parah, dengan menggigit bibirnya Clara berjalan tertatih, hingga sebuah tangan menggapainya dan menggendongnya.

"Aryan."

Aryan tersenyum lembut, "saya nggak mau kamu kenapa-kenapa Clara."

Aryan mempercepat langkahnya, tak lama ia menurunkan Clara tepat disamping pintu kemudi. Isakan Clara pecah begitu saja kala melihat kondisi Nathan. Seluruh wajahnya bersimbah darah.

"Nathan." Ia mencoba membuka pintu mobil Nathan, akan tetapi tak bisa. Tangannya gemetaran, ia menatap Aryan panik.

"Aryan cepat buka pintunya!"

Aryan mengangguk, dalam dua kali hentakan ia berhasil membukanya. Dengan sigap ia mengangkat tubuh Nathan keluar dari mobilnya.

Ia membaringkan Nathan dan menjadikan paha Clara sebagai penahan kepalanya.

Dengan perlahan Clara mengusap wajah Nathan yang penuh dengan darah.

"Nathan bangun. Jangan tinggalin aku." Ia mendongak dan menatap Aryan.

"Kamu cepat panggil ambulans!"

"Baik."

Sekitar sepuluh menit, ambulans yang mereka tunggu datang. Nathan segera diberi pertolongan pertama.

"Pasien kritis."

"Selamatkan suami saya." Lirih Clara.

"Anda tenang saja, sebentar lagi kita sampai di rumah sakit. Dan pasien akan segera mendapatkan penanganan lebih lanjut." Kata dokter yang menangani Nathan.

Seseorang di balik kemudi yang tak jauh dari tempat kejadian, tersenyum puas.

"Berhasil." Ia menatap pemuda yang termenung menyaksikan semuanya.

"Sebentar lagi dia jadi milik lo."

*****

Clara meremas kedua tangannya, ia menangis sesenggukan. Di dalam ruangan sana, Nathan tengah berjuang antara hidup dan mati. Wanita itu mengusap air matanya, hingga ia merasakan sebuah usapan pelan di pundaknya.

"Aryan...." Setitik air mata kembali membasahi pipinya.

"Kamu harus kuat, yakin pak Nathan akan baik-baik saja." Aryan menatap Clara lembut. Ia mengusap kedua pipi Clara yang basah.

"Jangan nangis, kalau kamu sedih nanti bayi kamu ikutan sedih. Senyum." Aryan tersenyum manis hingga membuat Clara mau tak mau ikut tersenyum.

"Clara."

Clara berbalik dan tersenyum pada orang yang memanggilnya.

"Kak Calum? Kakak ngapain disini?"

"Habis ketemu sama teman. Kamu sendiri ngapain disini?" Tanya Calum. Ia mengernyit saat melihat beberapa luka yang sudah diobati di bagian wajah dan lengan Clara.

"Ini kenapa? Kamu habis kecelakaan?" Calum menatap Clara khawatir, "bayi kamu nggak kenapa-kenapa kan?" Ia bertanya lagi.

"Aku baik-baik saja kak. Tapi Nathan...." Isaknya, ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Aku takut Nathan ninggalin aku." Lirih Clara.

Calum memeluk Clara dan mengusap kepalanya penuh kasih sayang.

NARA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang