NARA-39

30.1K 1.3K 184
                                    

Happy Reading ❤









Setelah sebulam lebih dirawat, kini Nathan di perbolehkan pulang. Akan tetapi moodnya memburuk saat melihat Clara dan Aryan berjalan mendahuluinya sambil berangkulan. Mereka bahkan membiarkannya menarik kopernya seorang diri.

"Woi!" Panggil Nathan.
Clara melengos pelan saat melihat Nathan yang kesulitan menarik kopernya dan juga menenteng sebuah tas.

"Lo berdua nggak ada niatan bantuin gue apa?" Tanya Nathan.

"Tangan kamu normalkan? Nggak cacatkan?" Clara bertanya pada Nathan yang diangguki oleh pria itu.

"Yaudah bawa sendiri."

"Gue baru keluar dari rumah sakit loh Clara. Lagian lo itu masih istri gue kan? Seharusnya lo yang bawa semua ini."

Aryan berbalik dan menatap Nathan tajam. "Punya mata nggak?"

"Punyalah!"

"Kalau punya ngapain kamu nyuruh Clara? Udah tahu Clara hamil gede, masih aja disuruh angkat barang berat."

"Cuma sekoper doang, nggak bakalan bikin Clara melahirkan." Ucap Nathan.

"Meskipun hanya sekantong belanjaan. Saya nggak akan biarin Clara ngangkat barang-barang kamu. Urus sendiri sana! Atau suruh anjing herder kamu bawain barang-barang kamu." Sindir Aryan pada Rosi. Wanita itu baru saja datang, ia dari apotek untuk mengambilkan Nathan obat.

"Lo nyinggung gue?" Tanya Rosi.

"Bagus deh kalau kamu nyadar diri." Jawab Aryan enteng.

"Lo kok sensi banget sama gue?!" Rosi menatap Aryan sewot.

"Habisnya kamu jelek, mata saya buram kalau ketemu perempuan sejenis kamu."

"Terserah lo! Dasar bule sinting."
Sesampainya di parkiran, Rosi menahan lengan Nathan.

"Kamu pulang sama aku." Clara yang melihatnya juga menarik lengan Nathan yang satunya.

"Enggak! Dia pulang sama aku. Enak aja kamu ngajakin suami orang pulang bareng!" Ketus Clara.

"Gue...."

"Nggak usah ngebantah Nathan! Intinya kamu pulang sama aku!" Tegas Clara.

Bagaikan binatang yang takut pada majikannya Nathan terdiam seketika. Clara menyentakkan tangan Rosi yang terus menggandeng Nathan.

"Bukan mahrom!!" Setelah itu ia menarik Nathan agar berjalan disisinya.

"Koper gue ketinggalan." Ucap Nathan.

Aryan berbalik dan menatap Rosi datar.

"He! Bawain kopernya Nathan." Perintahnya.

"Lo pikir gue pembantu? Lo aja yang bawa." Rosi memutar bola matanya malas.

"Muka kamu udah pas jadi pembantu, buruan sana bawain kopernya majikan kamu, dasar gugug herder."

Dengan ekspresi kesal, Rosi menarik koper Nathan dan berjalan tergesa-gesa menyusul langkah Aryan yang semakin cepat. Setelah sampai di belakang punggung Aryan, ia melayangkan tas selempangnya hingga mengenai kepala pria tampan itu.

Aryan terdiam, ia berbalik dan menatap Rosi datar. Ia melirik tas selempang yang digunakan gadis itu memukul dirinya, Gucci. Senyum Aryan mengembang seketika saat ia sadar merk tas yang digunakan Rosi merupakan barang branded dan tentunya mahal. Ia merampas tas gadis itu dan mengangkatnya tinggi-tinggi.

"Tas gue! Siniin nggak!" Rosi melompat-lompat akan tetapi ia tak bisa menggapainya.

"Ayo ambil, ayo." Aryan malah mempermainkan Rosi, saat Rosi hampir meraih tas miliknya Aryan malah semakin mengangkat tas itu.

NARA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang