Happy Reading ❤
Clara sampai terlebih dahulu. Ia duduk di salah satu bangku panjang yang tak jauh dari tembat anak-anak kecil bermain. Ia clingak-clinguk mencari keberadaan Juan. Ia meraih ponselnya lalu mengetikkan sesuatu.
Clara: Kak Juan udah dimana?
Tak ada balasan dari pemuda itu, Clara hanya mendesah pelan. Ia melirik jam tangan mewah yang melekat di pergelangan tangannya, ia masih ingat jam tangan ini adalah pemberian Ayu saat wanita itu pulang dari Surabaya.
"Udah jam Empat lewat sepuluh menit. Kok kak Juan belum dateng? Tumben banget telat." Clara berujar pelan.
"Kangen yah?"
"Eh!?"
Suara serak basah khas seorang pria mengagetkan Clara, ia berbalik dan melotot kecil saat melihat wajah Juan sangat dekat dengan wajahnya.
"Kk... Kak Juan." Clara memundurkan wajahnya, ia tersenyum kikuk saat Juan duduk disampingnya sambil tersenyum hangat.
"Apa kabar?" Tanya Juan.
"Emm... Aku baik, kalau kak Juan?"
"Keadaan aku lagi nggak baik Ra."
"Ehh... Kak Juan sakit?" Clara menatap Juan khawatir.
"Bukan badan aku yang sakit, tapi ini." Juan menunjuk dadanya.
"Rasanya sesak banget, sumpah Ra." lirih Juan, ia bahkan memukul dadanya pelan.
Clara mengalihkan pandangannya, bahkan air mata sudah menggenang di pelupuk matanya.
"Maaf." Sahut Clara pelan. Ia menatap pedih Juan.
"Aku salah kak Juan, aku ngerusak kepercayaan kakak." Clara terisak, melihat Clara menangis membuat dada Juan semakin sesak.
"Aku minta maaf."
"Clara...."
"Aku udah khianatin kak Juan maaf."
Juan tak bisa lagi menahan gejolak dalam dadanya, diraihnya tubuh Clara dan didekapnya erat. Clara membalas dekapan Juan tak kalah erat."Aku salah kak, maaf."
"Sshhtt... Jangan nangis, kamu nggak salah apa-apa." Bisik Juan, ia mengelus punggung Clara pelan.
"Aku udah buat kak Juan kecewa."
Bohong jika Juan tak kecewa, jujur ia sangat kecewa. Marah? Jangan di tanya lagi. Tapi ia tak bisa melampiaskan amarahnya pada gadis di hadapannya ini. Kelemahannya adalah gadis ini, menyakiti Clara sama saja menyakiti dirinya. Sungguh ia jatuh cinta pada Clara, sangat cinta. Juan melepaskan pelukannya dan menatap Clara lembut.
"Sekarang bisa kamu jelasin semuanya?"
Clara menghela nafas pelan, bibirnya sedikit bergetar. Setiap mengingat peristiwa di malam itu Clara selalu merasa tak nyaman. Juan yang peka saat melihat kegugupan Clara langsung menggenggam jemari dari perempuan cantik itu. Clara menatap genggaman tangan Juan dan tersenyum tipis.
"Kakak ingat waktu kakak nggak bisa jemput aku?" Clara memulai ceritanya, ditatapnya manik mata teduh milik kekasihnya itu. Juan hanya mengangguk sebagai jawaban, sedangkan Clara menghela napas berat.
"Dihari yang sama... Aku... diperkosa." Lirih Clara, ia merasakan napasnya seakan tercekat di tenggorokannya.
"Apa?!" Juan terkejut, ia menatap Clara tak percaya. Seketika saja rasa bersalah menyelimuti Juan, apalagi saat melihat air mata membasahi pipi Clara.
"Kenapa kamu nggak ngabarin aku Ra?!" Suara Juan sedikit meninggi, menandakan emosinya sudah di ubun-ubun.
"Karena... Karena dia merkosa aku saat aku nggak sadar kak. Dia mukul kepala aku sampai pingsan, tau-taunya aku bangun di sebuah klinik dan petugas disana bilang aku korban pemerkosaan karena mereka nemuin aku dalam keadaan setengah telanjang." Isak Clara.
"Aku udah kotor kak, aku hianatin kakak." Lirih Clara, ia terus menunduk. Ia bahkan tak sanggup menatap Juan yang terus menatapnya.
Bukan hanya Clara yang menangis, Juan juga. Akan tetapi pemuda itu langsung menghapus air matanya yang jatuh. Diraihnya dagu Clara agar gadis itu menatapnya.
"Kamu nggak salah, aku yang salah. Gara-gara aku nggak jemput kamu, kamu jadi celaka. Maaf." Lirih Juan.
"Nggak perlu minta maaf, aku udah pasrah kak, mungkin ini sudah takdir." Clara tersenyum pedih, Juan mengalihkan pandangannya. Pemuda tampan itu memejamkan matanya, ia mati-matian mengontrol emosinya.
"Kak...."
"Iya?"
"Ada satu hal lagi yang pengen aku kasih tahu sama kakak?"
Juan menaikkan alisnya, ia teringat akan berita yang kemarin ia tonton. Raut wajahnya berubah, tak ada senyum hangat khas Juan disana yang ada hanya raut wajah datar.
"Tentang pernikahan kamu sama cowok itu?"
Clara mengerutkan kening saat mendengar nada sinis dari ucapan Juan. Ia yakin pemuda itu sangat membenci Nathan.
"Untuk apa aku ngasih tahu kakak kalau kakak sendiri udah tahu."
"Terus apa?"
"Aku hamil."
Juan merasa seperti ada panah yang menembus jantungnya. Tubuhnya menegak dan lidahnya terasa kelu.
"Ham... Hamil?" Tanya Juan terbata.
"Iya."
Juan mengumpat, ia mengusap wajahnya kasar.
"Aku pengen nonjok cowok itu Ra."
"Kak...."
"Dia udah ngerebut kamu sepenuhnya dari aku!" Bentak Juan. Clara terkesiap, ini pertama kalinya Juan membentaknya bahkan ia takut menatap mata Juan yang memerah.
"Padahal aku udah ngebayangin bakalan jadi pria pertama dalam hidup kamu Ra, aku udah ngebayangin kamu ngandung anak aku dan kita bakalan hidup bahagia sama-sama. Tapi ternyata cuma hayalan aku semata. Semuanya nggak akan pernah terwujud Ra, nggak akan pernah."
Hati Clara seakan teriris saat melihat Juan menangis terisak.
"Ini semua salah aku."
"Nggak kak Juan, ini bukan salah kakak." Clara mengusap punggung Juan, menenangkan cowok itu.
"Andai aku nggak ada operasi hari itu, pasti kamu nggak bakalan gini Ra. Aku bodoh! Aku pacar yang nggak guna." Juan menjambak rambutnya.
"Kak Juan!"
Clara memeluk Juan erat, ia terisak pelan. Juan juga memeluknya tak kalah erat.
"Maaf Ra."
Clara menggeleng, ia melepaskan pelukannya. Ia menghapus air mata di pipi Juan dan tersenyum.
"Ini bukan salah kak Juan, ini udah takdir."
"Hmmm... Takdir. Takdir kalau kamu bukan milik aku lagi Ra."
Clara tersentak, ini menatap Juan sendu. "Kak Juan...."
"Aku nggak papa Ra. Kan kita masih bisa sahabatan."
Clara menatap Juan, ia kembali memeluk Juan dan terisak dalam dekapan hangat pemuda itu.
"Aku bakalan selalu ada disisi kamu Ra. Aku bakalan ngelindungin kamu, ini janji aku." Juan mengeratkan pelukannya.
"Dan aku janji Ra, aku bakalan ngerebut kamu dari dia kalau sampai dia ngebuat kamu menderita." Lirih Juan.
Jangan lupa untuk vote dan komen ❤
Jangan lupa juga untuk nabung yah 🤣

KAMU SEDANG MEMBACA
NARA (TERBIT)
RomanceJudul awal: Mommy Clara Larasati, gadis sembilan belas tahun yang harus menerima nasib dihamili oleh Nathan William Chance, seorang artis terkenal. Keduanya terpaksa menikah untuk menutupi aib yang bisa merusak nama baik Nathan. Setelah pernikahan t...