Happy Reading ❤
"Hello, Clara sayang!"
Clara membeku di tempatnya, menatap seseorang yang kini menyeringai padanya.
"Rosi...." Lirih Clara.
"Kamu ngapain disini?" Tanya Clara dengan ekspresi tenang. Padahal jantungnya berdetak dua kali lebih cepat.
"Gue cuma mau mampir bentar Clara." Sahut Rosi.
"Nathan lagi nggak ada Rosi. Mending... Kamu pulang aja dulu, nanti aku kasih tahu Nathan buat nelpon kamu."
"Siapa bilang sih gue pengen ketemu sama Nathan? Orang gue pengen main bentar sama keponakan gue." Rosi menyeringai.
Clara mundur ke belakang, saat Rosi maju.
"Clara... Kok lo mundur sih? Dekatan sini, gue pengen meluk lo. Udah lumayan lamakan kita nggak ketemu."
Clara menggeleng pelan, "Rosi mending kamu pulang." Usir Clara.
"Lo ngusir gue?" Tanya Rosi sok tersinggung. Raut wajahnya berubah.
"Mentang-mentang lo udah jadi Nyonya Nathan William Chance, terus sekarang lo jadi belagu?" Rosi menatap Clara sinis.
Tanpa rasa kasihan sedikitpun, ia meraih rambut Clara lalu menjambaknya tanpa ampun.
"Akkhh... Sakit Rosi."
"Sakit? Uhh kasihan." Bukannya berhenti Rosi malah semakin menarik rambut Clara kuat.
Clara merintih, ia bisa merasakan beberapa helai rambutnya tercabut karena ulah Rosi.
"Cewek sialan! Berani-beraninya lo ngerebut Nathan dari gue!!" Amuk Rosi. Ia menghempaskan kepala Clara begitu saja hingga membuat Clara jatuh dalam posisi telungkup. Clara melenguh keras. Kepalanya nyeri luar biasa dan pandangannya mengabur, ia mulai merasakan kram di perutnya.
Rosi menatap Clara sinis."Cewek sialan kayak lo emang pantas mati!"
Ia membalikkan tubuh Clara lalu mengangkanginya, ia mencekik leher Clara kuat hingga membuat wanita itu sulit untuk bernapas.
"Mati lo bangsat! Mati!!" Pekik Rosi.
"Uhhukk... Ampun... Rosi... Uhhukk...." Clara tak bisa mengatur napasnya, Rosi mencekiknya kuat.
"Nat... Lo punya obeng.... Astaga Clara!!"
Tiba-tiba Seno muncul, ia terkejut saat melihat Rosi mencekik Clara. Pria itu membanting jam wekernya lalu bergegas menghampiri keduanya.
"Rosi lepasin Clara!!" Seno mencoba melepaskan cekikan Rosi pada Clara.
Tapi entah kenapa, tenaga wanita itu lebih kuat darinya. Bahkan Rosi sempat mendorong tubuh Seno hingga membuat pemuda itu terjatuh."Ni ulat keket cari mati emang!"
Dengus Seno. Pemuda itu bangkit, dan kembali menghampiri Rosi."Maaf yah." Ucap Seno.
Setelah meminta maaf, Seno menendang tubuh Rosi begitu saja hingga membuat wanita itu terpental dan kepalanya terbentur sudut meja.
Melihat Rosi yang mulai limbung, Seno segera menghampiri Clara yang terengah.
"Lo nggak papa?" Tanya Seno sambil membantu Clara duduk.
"Perut aku sakit Seno." Lirih Clara.
Mata Seno langsung saja membola saat melihat betis Clara mengalir darah segar. Tanpa aba-aba ia langsung meraih Clara yang mulai lemas dan menggendongnya. Akan tetapi saat ia hendak melangkah, seseorang menarik kakinya. Seno mendecak saat melihat Rosi yang memegang kakinya.
"Kayaknya besok lo mesti ke dokter bedah plastik deh Ros." Setelah mengatakan itu Seno kembali menendang Rosi, tapi kali ini ia menendang wajah wanita itu.
Saat di lobi apartemen, Seno bertemu dengan Nathan yang baru saja kembali membeli gado-gado. Betapa terkejutnya Nathan saat melihat Clara yang terkulai lemas dalam dekapan pemuda itu.
"Clara kenapa?" Tanyanya panik. Tanpa pikir panjang ia membuang kantong yang berisi gado-gado milik Clara dan mengambil alih tubuh gadis itu.
Ia tak sempat mendengar penjelasan Seno, karena ia segera membawa Clara ke rumah sakit.
*****
Nathan meninju pelan tembok yang ada di hadapannya. Setelah mendengar penjelasan Seno, ia kesal bukan main.
"Rosi...." Geram Nathan.
"Lo masih berhubungan sama cewek bekantan itu Nat?"
"Gue udah putusin dia. Dianya aja yang nggak terima, malah dia sampai nekat kayak gini."
"Cewek sinting." Umpat Seno.
"Nathan."
Mendengar seseorang memanggil namanya membuat Nathan dan Seno serempak menengok, Nathan terkejut saat Calum telah berdiri disebelahnya.
"Siapa yang sakit?" Tanya Calum ramah.
"Clara."
Raut wajah Calum berubah, sorot matanya terlihat khawatir.
"Bagaimana keadaan dia sekarang?" Tanya Calum.
"Gue nggak tahu. Dokter lagi meriksa keadaan dia. Lo sendiri ngapain disini?" Tanya Nathan tak ramah. "Lo ngintilin gue yah?" Tuduhnya.
"Mending saya ngelakuin hal yang lebih berfaedah daripada saya harus ngikutin kamu. Saya habis check up, eh... Nggak taunya malah ngeliat kamu disini."
"Oh, oke. Kalau lo nggak ada kepentingan lagi, mending sekarang lo pergi."
"Nanti saja. Saya pengen tahu keadaan Clara gimana."
"Lo nggak usah kepo. Lo bukan siapa-siapanya Clara, jadi mending lo pergi sana."
Calum hanya tersenyum simpul, dalam hati ia mengumpat. Ingin rasanya ia mematahkan leher Nathan. Belum sempat ia menjawab, pintu ruang pemeriksaan terbuka.
"Keluarga Nyonya Clara?"
"Saya suaminya dok." Ucap Nathan.
"Bagaimana keadaan istri saya?" Lanjutnya."Keadaan istri anda baik-baik saja. Janinnya juga, dia sempat mengalami pendarahan. Tapi, anda harus bersyukur kandungan Nyonya Clara kuat, sehingga janinnya selamat."
Nathan menghela napas lega. "Terima kasih dokter."
"Sama-sama, saya permisi." Pamit Dokter itu meninggalkan Nathan, Seno dan Calum.
Nathan mengernyit saat melihat Calum yang terdiam.
"Lo masih disini? Udah sana pergi." Usir Nathan.
"Saya juga baru ingin pergi." Ucap Calum.
Tapi sebelum ia benar-benar pergi, ia sempat menepuk pundak Nathan dan membisikkan sesuatu yang membuat Nathan kesal bukan main.
"Sampai terjadi sesuatu pada Clara lagi, saya jamin akan ngerebut Clara dari kamu Nathan. Nggak sepantasnya perempuan sebaik Clara jatuh dipelukan laki-laki kurang ajar seperti kamu."
*****
Nathan terus menatap Clara yang masih memejamkan matanya, ia masih terpikirkan akan kata-kata Calum. Sial, mengapa bisa ia terpengaruh oleh kata-kata pria jelek itu.
"Ck...." Nathan berdecak.
"Eunghh...." Clara melenguh pelan, membuat Nathan segera bangkit dari duduknya.
"Clara, lo udah sadar?"
"Nathan...." Panggil Clara serak.
"Iya, gue disini."
"Itu, gado-gado aku mana?"
The power of gado-gado 🤣
Oke, hope you like this story guys!
Jangan lupa untuk vote dan komen ❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
NARA (TERBIT)
RomanceJudul awal: Mommy Clara Larasati, gadis sembilan belas tahun yang harus menerima nasib dihamili oleh Nathan William Chance, seorang artis terkenal. Keduanya terpaksa menikah untuk menutupi aib yang bisa merusak nama baik Nathan. Setelah pernikahan t...