NARA-48

28.3K 1.7K 685
                                    

Happy Reading ❤









Calum menuntun Clara memasuki kediaman mewahnya. Namun langkah Clara terhenti, dengan mata sembabnya ia menatap Calum takut.

"Aku takut kak."

"Hm? Takut kenapa?" Tanya Calum sambil mengelus puncak kepala Clara lembut.

"Orang tua kak Calum nanti marah bawa orang asing ke sini."

"Kamu bukan orang asing. Bahkan sudah ada yang menunggu kamu di dalam." Kata Calum.

"Siapa?"

"Kejutan, ayo masuk." Calum meraih jemari Clara dan menggenggamnya.

Mata Clara memanas saat ia melihat seseorang yang sangat rindukan tengah berdiri di tengah-tengah ruangan dan juga sedang menatapnya sambil tersenyum. Tak ada yang berubah dari wajah tampannya setelah sembilan tahu lamanya ia tak bersua dengan orang tersebut.

"Papa." Lirih Clara.

"Clara, sini nak." Bradley, papa dari Clara merentangkan tangannya. Betapa teriris hatinya saat melihat putri semata wayangnya dalam kondisi seperti ini.

Tanpa berpikir panjang, Clara menghampiri Bradley dan memeluknya erat. Betapa ia sangat rindu akan pelukan hangat seorang ayah.

"Papa Clara kangen." Tangis Clara pecah begitu saja.

"Papa juga kangen sama kamu sayang."

Clara melepas pelukannya dan menatap Bradley dengan tatapan menuntut.

"Terus kenapa papa nggak pernah jemput aku lagi! Papa tahu aku menderita pa!"

"Papa minta maaf sayang. Papa terpaksa menitipkan kamu ke panti asuhan karena papa tidak ingin kamu kesusahan selama papa berjuang untuk mengembalikan perusahaan kita. Dan juga... Papa berusaha merebut kembali hak asuh anak papa."

Clara mengerutkan kening, "bukannya aku dari dulu emang tinggal sama papa? Ngapain papa ngelakuin hal itu?"

"Bukan kamu sayang. Tapi papa memperjuangkan hak asuh kakak kamu."

"Kakak?"

"Dia." Bradley menunjuk Calum yang tersenyum manis.

"Dia kakak kamu Clara." Lanjut Bradley.

Clara menggelengkan kepalanya, "nggak mungkin."

"Kenapa kamu ngomong kayak gitu Clara? Aku memang kakak kandung kamu." Calum tertawa melihat ekspresi terkejut dari adiknya itu.

"Kamu memang tidak mengingatnya, saat itu kamu masih bayi. Mungkin saat kamu berusia tiga bulan dan Calum berusia lima tahun, papa bercerai dari mama kamu. Beberapa tahun kemudian papa menerima kabar kalau mama kamu menikah kembali, namun ia menelantarkan kakak kamu. Maka dari itu papa pergi untuk mengambil kakak kamu kembali. Kamu pahamkan sekarang?"

Clara mengangguk, ia menatap Calum yang kini mengedipkan sebelah matanya pada Clara.
"Nggak mau meluk kakak nih?"
Clara tersenyum ia menghampiri Calum dan memeluknya erat.

"Kaka janji, mulai hari ini akan ngelindungin kamu."

"Hm." Clara mengangguk.

"Kamu mau kakak ngebalas mereka?" Tanya Calum.

"Mereka?" Clara mendongak, ia menatap Calum tak mengerti.

"Calon mantan suami, pelakor tidak tahu diri sama mantan terindah kamu. Kakak pengen ngasih mereka pelajaran, biar mereka jera. Mereka tidak tahu mereka sedang berurusan dengan siapa."

NARA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang