NARA-57

24.6K 1.3K 133
                                    

Happy Reading ❤








"Cium kaki aku, baru aku maafin."
Rosi terdiam mendengar kata-kata Clara, Clara yang melihat reaksi Rosi tersenyum miring.

"Kenapa? Nggak maukan? Makanya, nggak usah sok minta maaf." Clara berbalik dan kembali sibuk dengan ponselnya.

Rosi menjilat bibirnya mendengar kata-kata Clara. Begitu burukkah dia di masa lalu? Sampai orang selembut Clara tak ingin membukakan pintu maaf baginya?

"Kamu kok lama amat sih?! Kamu Godain cewek-cewek lagi?!" Seru Clara kesal, wanita itu sedang menelpon Aryan.

"Sabar Ra, bentar lagi keluar. Olin kelamaan milih es krimnya. Kayak milih jodoh aja." Aryan berkilah.

"Halah! Buruan, aku ada meeting!!" Clara mematikan panggilan dan mendengus kesal.

Tak lama kemudian Aryan dan Olin muncul, Clara bisa melihat Olin yang berjalan lebih dulu dengan wajah yang di tekuk kesal.

Aryan hendak membantu Olin naik ke dalam mobil namun di tepis oleh gadis itu.

"Dont toch-toch Olin! Olin marah sama papa! Papa genit!!" Olin menatap Aryan marah. Aryan menggaruk tengkuknya, terheran melihat amarah gadis kecil di hadapan ini.

"Olin kenapa?" Rosi bertanya pada Olin yang menekuk wajahnya.

"Tante diam deh! Olin lagi kesal! Dasar tante jelek!!" Bentak Olin, ia menatap tak suka pada Rosi.

"Olin!" Tegur Clara. Ia menatap anaknya itu datar.

"Mama nggak pernah ngajarin kamu untuk kurang ajar sama orang lain." Tegas Clara. Olin yang melihat amarah mamanya langsung menunduk takut.

"Maaf mama. Abis Olin marah sama papa. Papa di dalam genit sama tante kasirnya. Olin nggak suka, papakan cuma milik Olin. Nggak ada yang boleh ambil papa dari Olin."

Mendengar penjelasan putrinya, Clara refleks berbalik dan langsung memukul pundak Aryan keras.

"Aku udah bilang kalau ada Olin sifat playboy cap rantang kamu itu jangan di keluarin!!"

"Ra, aku cuma ngeluarin ajian aku. Aku cuma mau buktiin kalau pesona aku, Aryanka Immanuel, cowok yang super duper tampan ngalahin Cris Evans dan Manu Rios, masih bisa bersaing di pasaran perburuan jodoh!"

"Terserah!! Dasar perjaka kurang belaian!"

Aryan mencibir pelan lalu melajukan mobilnya. Sekitar dua puluh menit menempuh perjalanan, mobil yang mereka tumpangi tiba di depan perusahaan. Clara turun terlebih dahulu disusul oleh Aryan yang hendak membukakan pintu untuk Olin, namun gadis kecil itu memilih untuk mengikuti Rosi. Aryan terbengong melihat sikap putri kesayangan Clara itu.

"Ra!" Seru Rosi.

Ia menghampiri Clara lalu menatap wanita itu lekat.

"Apa?" Tanya Clara datar.

Clara terkejut saat Rosi tiba-tiba bersujud di atas sepatunya.

"Maafin gue Ra, gue benar-benar nyesal dengan apa yang gue lakuin dulu ke lo. Gue minta maaf." Isak Rosi.

Clara melotot melihat tingkah Rosi.

"Rosi lo ngapain?!" Seru Aryan.

"Bangun nggak!!" Aryan menarik pundak Rosi, memaksa wanita itu untuk bangun.

"Nggak! Gue bakalan gini terus sampai Clara maafin gue!" Tolak Rosi.

"Lo bangun atau pantat lo gue sruduk! Pilih mana?!" Aryan menatap Rosi yang masih terus sujud di kaki Clara.

NARA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang