Happy Reading ❤
Nathan kembali ke mejanya, ia menatap Clara yang juga tengah menatap dirinya.
"Kuping kamu merah." Sahut Clara tiba-tiba.
Nathan menatap Clara dengan raut bingung.
"Aku bilang, kuping kamu merah. Kayak hidung badut." Clara terkekeh pelan.
"Nangis aja kalau lo mau nangis, gue tau lo dengar semuanya." Kata Nathan dengan nada datar. Ia bisa melihat mata Clara berkaca-kaca akan tetapi gadis itu mampu menutupi kesedihannya dengan baik.
Clara tersenyum miris, ia memilih untuk tunduk dan memilin jemarinya.
"Buat apa nangis? Toh perkataan mereka benar. Aku kampungan, cuma buat kamu malu doang." Kekeh Clara, ia sebisa mungkin menahan agar air matanya tak jatuh. Akan tetapi pertahanannya jebol, sebuah isakan kecil lolos dari bibirnya.
"Air matanya nakal. Jatuh sendiri." Lirih Clara sambil menghapus air matanya, ia mendongak dan menatap Nathan.
"Bedak aku luntur nggak?" Tanya Clara yang dibalas gelengan Nathan.
"Kalau lipstik aku?" Tanya Clara lagi.
"Nggak Clara. Lagian apa hubungannya sih, lo nangis sama lipstik lo luntur?"
"Tadi air mata aku netes terus kena bibir aku, aku takut lipstik aku luntur karena air mata."
Mendengar jawaban Clara Nathan hanya bisa tertawa pelan. Ia memajukan tubuhnya lalu mengacak rambut Clara gemas. Tak lama kemudian pesanan mereka datang.
"Silahkan menikmati." Ucap pelayan yang membawakan makanan mereka.
"Terima kasih." Sahut Clara dan Nathan bersamaan.
Nathan menatap Clara yang terlihat menikmati pizza miliknya. Saking lahapnya, ada sisa saus pizza di sudut bibirnya. Pria itu hanya menggeleng pelan, ia mencondongka sedikit tubuhnya pada Clara. Clara yang melihatnya refleks memundurkan badannya.
"Bentar."
Nathan mengusap sudut bibir Clara yang penuh saus dengan jempolnya. Namun tindakan Nathan setelahnya malah membuat Clara menjerit pelan.
"Nathan itu kotor!!"
Bagaimana tidak, Nathan malah menjilat jempol yang ia pakai untuk mengusap sisa saus milik Clara.
"Enak." Sahut Nathan dengan senyum manisnya. Ia kembali ke posisi semula dan mulai menyantap makanannya. Pria itu tak menyadari, sedari tadi Clara terus menatapnya dengan wajah yang memerah karena malu.
****
Clara berjalan dengan senyuman yang tak pernah luntur dari wajah cantiknya, sedangkan Nathan berjalan disampingnya sesekali melirik Clara.
"Makasih Nathan." Sahut Clara memecah keheningan diantara mereka.
"Buat?"
"Pizzanya, sumpah itu enak banget, aku suka. Tapi kemahalan, lain kali kalau mau traktir aku makan cukup di warteg aja yah. Makanannya lebih murah, terus enak."
"Lebay lo, mana ada kemahalan. Pizza lo cuma dua ratus lima puluh ribu doang."
"Itu mahal tahu, pas tahu tagihan kamu sampai delapan ratus ribu aku kaget loh. Harganya bisa aku pake beli nasi bungkus satu truk." Clara berhenti berjalan dan menatap Nathan lekat, "jangan boros-boros Nathan, biaya hidup sekarang mahal. Kuota aja mahal, lebih-lebih yang lain."
Nathan memegang bahu Clara dan meremasnya pelan.
"Prinsip gue itu, gue kerja dari pagi sampai pagi lagi emang buat nyenengin diri gue. Dan sekarang gue udah nikah, yah... Meskipun gue masih stengah-stengah nerima pernikahan ini tapi... Lo tetap jadi tanggung jawab gue. Jadi, tugas gue sebagai suami lo harus sebisa mungkin nyenengin lo. Tapi gue sadar, gue nggak pernah nyenengin lo sama sekali." Kekeh Nathan.
"Aku senang kok, senang banget malah. Kamu bersikap baik sama aku aja aku udah bahagia Nathan. Terus kamu nerima anak ini sebagai anak kamu, aku udah bersyukur banget. Makasih." Clara tersenyum tulus pada Nathan.
"Seharusnya gue yang berterima kasih sama lo. Terima kasih karena lo sabar ngadepin gue. Emm... Gimana kalau mulai hari ini kita mulai hubungan kita dari awal. Gue emang enggak cinta sama lo, tapi apa salahnya kalau temenan dulu, gimana?" Ucap Nathan sambil mengulurkan tangannya.
"Teman?" Tanya Nathan lagi.
Clara tersenyum dan menerima uluran tangan Nathan.
"Teman."
****
Clara mengernyitkan kening saat melihat mobil Nathan berhenti di depan swalayan.
"Lo tunggu disini bentar."
"Iya."
Sepuluh menit....
"Kok Nathan lama banget? Punggu aku pegal. Keluar aja deh." Clara membuka pintu mobil, ia berdiri sambil menyenderkan punggungnya. Clara sama sekali tak menyadari seseorang berjalan ke arahnya. Hingga....
"Akhhh...."
"Hello bitch."
Jangan lupa untuk vote dan komen ❤

KAMU SEDANG MEMBACA
NARA (TERBIT)
RomanceJudul awal: Mommy Clara Larasati, gadis sembilan belas tahun yang harus menerima nasib dihamili oleh Nathan William Chance, seorang artis terkenal. Keduanya terpaksa menikah untuk menutupi aib yang bisa merusak nama baik Nathan. Setelah pernikahan t...