Happy Reading ❤
"Boleh?"
Clara memilih diam sambil menatap Nathan yang terus mendekatkan wajahnya. Kini dahi keduanya saling bersentuhan, Clara bisa merasakan hembusan napas Nathan. Mengikuti feelingnya gadis cantik itu memejamkan mata.
Nathan tersenyum saat melihat respon Clara. Tepat saat mereka diatas puncak ketinggian bianglala, Nathan mencium bibir Clara. Mata Clara terbuka, sarafnya seakan berhenti bekerja. Ia terus menatap Nathan yang kini memejamkan matanya dan terus melumat bibirnya.
Karena merasa pasokan udaranya menipis Nathan melepaskan ciumannya, ia tersenyum puas saat melihat bibir Clara yang memerah karena ulahnya. Meskipun gadis itu hanya membalasnya dua kali, tapi ia merasa puas. Karena ia menjadi yang pertama bagi Clara dalam hal berciuman.
"Hah, lo nggak pernah ciuman yah?" Tanya Nathan frontal.
"Ap... Apa? Kamu jangan sok tahu yah Nathan!" Clara menatap Nathan sewot. Wajah Clara memerah seperti tomat karena ia merasa malu sekarang, tapi sebisa mungkin ia menutupinya dari Nathan.
"Oh, jadi lo mau bilang kalau lo itu berpengalaman? Iya?"
Karena gengsi, Clara menaikkan dagunya. "Kalau iya kenapa? Asal kamu tahu, saat aku pacaran sama kak Juan aku selalu ciuman sama dia. Sori yah Nathan, i'm a good kisser. Tapi karena kamu nyiumnya dadakan gitu aku jadi kaget jadi nggak balas ciuman kamu."
Mood Nathan tiba-tiba buruk saat Clara menyebut nama Juan.
"Bisa nggak sih, lo nggak usah nyebut-nyebut nama si kadal sialan itu." Nathan berucap jengkel.
"Refleks." Kilah Clara.
"Ini terakhir kalinya mulut cantik lo nyebut-nyebut nama si setan itu. Dan, sekarang coba lo buktiin ke gue kalau lo itu good kisser. Sini cium gue." Tantang Nathan, ia memajukan bibirnya seakan bersiap untuk dicium oleh Clara. Melihat itu Clara otomatis memundurkan tubuhnya.
"Kenapa? Bukannya lo itu good kisser? Jangan-jangan lo bohong, iyakan? Ngaku lo?"
"Eng... Enggak! Siapa yang bohong. Itu... Anu... Iya, iya aku belum siap." Jawab Clara terbata-bata.
"Oke. Sekarang lo siap?" Tanya Nathan sambil tersenyum miring.
"Iya. Tapi, kamu harus tutup mata." Clara mengajukan persyaratan.
"Tutup mata? Oke." Setelah itu Nathan langsung menutup matanya.
Tubuh Clara gemetar, ia menggigit bibirnya grogi. Jika ia di beri kekuatan menghilang ia akan menghilang sekarang. Jujur, Clara tidak tahu harus berbuat apa. Ini kali pertama ia mencium seorang laki-laki."Kok lama amat? Bibir lo lagi pemanasan?" Tanya Nathan yang masih memejamkan matanya.
"Sabar dong!" Clara menatap sekeliling takut-takut ada yang melihat. Setelah ia merasa aman, ia lalu mengucapkan basmalah dan mendekatkan wajahnya pada Nathan. Di tatapnya bibir yang berhasil merebut ciuman pertamanya.
"Bismillah... Bismillah... Bismillah...." Gumam Clara dalam hati.
Sedikit lagi, bibir keduanya bersentuhan. Clara memejamkan matanya saat bibirnya dan bibir Nathan saling bertemu. Detik itu pula kelopak mata Nathan terbuka, ia tersenyum disela ciuman mereka saat melihat wajah hingga kuping Clara memerah. Iseng, ia menggigit bibir Clara hingga membuat gadis itu mengerang dan mendorong dada bidang Nathan.
"Akh... Kok kamu gigit bibir aku sih! Sakit tahu!"
"Gue gemes sama lo." Nathan tersenyum manis. Di tatapnya Clara dalam, ia melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul delapan malam.
![](https://img.wattpad.com/cover/193757862-288-k667519.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NARA (TERBIT)
RomanceJudul awal: Mommy Clara Larasati, gadis sembilan belas tahun yang harus menerima nasib dihamili oleh Nathan William Chance, seorang artis terkenal. Keduanya terpaksa menikah untuk menutupi aib yang bisa merusak nama baik Nathan. Setelah pernikahan t...