NARA-49

30.9K 1.7K 440
                                    

Happy Reading ❤









5 tahun kemudian.....

Sekarang baru pukul enam lewat, namun puluhan karyawan di BI (Broklyn Immanuel) Company sudah sibuk membersihkan setiap sudut perusahaan.

Mereka semua ketar-ketir. Bagaimana tidak, bos dari perusahaan yang baru dirintis lima tahun yang lalu ini akan datang. Katanya dia adalah seorang wanita dan merupakan lulusan dari salah satu universitas ternama di Amerika. Ini pertama kali mereka akan bertemu bos mereka yang sebenarnya. Dulu-dulu mereka hanya bertemu dengan direkur perusahaan ini, dan katanya sang direktur adalah pacar dari bos besar alias presdir dari BI Company.

Seorang wanita dengan lipstik merah menyalanya, berjalan sambil memperhatikan para pegawai yang sibuk membersihkan setiap sudut perusahaan ini.

"Heh bersihin yang benar!" Bentaknya.

"Iya bu, galak amat." Sindir pegawai lainnya.

"Gue galak kayak gini supaya lo semua kerja yang benar! Kalau sampai ada yang salah, bukan lo pada yang kena marah. Tapi gue! Gue!!"

"Rosi, kamu berisik amat!" Tegur pak Hasan, manager dari perusahaan ini.

"Maaf pak, lagian mereka malas semua."

"Tapi kamu nggak usah bentak mereka, kalau mereka ngadu lagi di pak Aryan, bisa habis kamu. Udah tahu pak Aryan sensi kalau liat muka kamu, kamu malah bikin ulah terus."

"Iya pak, iya."

Rosi menghentakkan kakinya kesal. "Kenapa gue sesial ini sih! Udah di tolak Nathan, jatuh miskin, sekarang harus kerja sama si bangke Aryan!"

"Itu karma."

Rosi tersentak saat seseorang berbisik. Ia mendorong tubuh orang itu karena jarak mereka terlalu dekat.

"Lo! Ini semua karena ulah lo Aryan!! Gue benci sama lo! Benci, benci, benci!!" Rosi memukul dada bidang Aryan.

Aryan yang kini terlihat lebih tampan dengan brewoknya itu mendorong jidat Rosi.

"Nyadar! Kalau bukan karena saya, kamu sudah di perkosa terus jadi gelandangan."

Rosi mengalihkan pandangannya, air mata menggenang di pelupuk matanya.

"Gue udah sadar Aryan. Jadi tolong lepasin gue." Lirih Rosi.

"Enggak bisa. Kamu bahkan belum pernah meminta maaf pada Clara, dan saya pikir penderitaan yang Clara alami belum seberapa dengan apa yang kamu alami sekarang."

"Belum seberapa?! Perusahaan gue bangkrut, bokap gue meninggal, Nathan nolak gue, foto-foto aib gue kesebar, karir gue hancur dan gue hampir di perkosa! Lo pikir ini belum seberapa?!"

"Kamu hampir di perkosa. Sedangkan Clara, dia di perkosa. Di hina sama suami sendiri, diselingkuhi, dijahatin sama kamu, diusir, di tuduh pembunuh padahal bukan dia yang ngelakuin. Dan dia berjuang membesarkan anaknya seorang diri. Lebih menderita siapa? Kamu atau dia?!" Aryan menatap Rosi tajam.

"Bersyukur Rosi. Calum masih memberi kamu satu kesempatan. Manfaatkan sebaik mungkin. Lanjutkan pekerjaan kamu, tidak lama lagi pemilik perusahaan ini akan datang. Dan saya yakin kamu pasti akan terkejut saat melihatnya."

Aryan meninggalkan Rosi yang terdiam. Gadis itu menghela napas dan kembali melanjutkan aktivitasnya.

"Siapkan karpet merah, sebentar lagi presdir datang." Seorang bodyguard berbadan besar menginstruksi para pegawai. Mereka segera mempersiapakan segala sesuatu yang diperlukan untuk menyambut sang presdir.

NARA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang