Happy Reading ❤
Mereka berempat kini tengah duduk bersama di meja makan. Namun Nathan mengernyitkan kening pada Rosi yang duduk disampingnya. Ekspresi gadis itu sangat tegang dengan wajah hingga kuping yang memerah.
"Kamu kenapa?"
"Aku nggak kenapa-kenapa kok." Jawab Rosi sambil melirik Aryan yang terlihat biasa-biasa saja. Seakan tidak terjadi sesuatu diantara keduanya beberapa waktu yang lalu.
"Aryan kamu mau ayam goreng?" Tanya Clara pada Aryan yang sibuk memakan supnya.
"Mau." Jawab Aryan.
Baru saja Clara ingin meletakkan sepotong ayam goreng ke piring Aryan, Nathan dengan tidak tahu malunya merampas ayam goreng tersebut lalu memakannya.
"Itu punya saya, kok kamu yang makan!" Protes Aryan.
"Aryan, bule ganteng tapi bego. Dengerin! Yang suaminya Clara itu gue. Seharusnya yang diambilin ayam goreng itu gue, bukan elo!"
"Kan saya yang di tawarin. Kamunya itu yang tidak tahu malu. Malah ngerampas punya orang." Aryan membela diri, ia melirik Nathan sebal.
Kini Nathan menatap Clara.
"Lo nggak becus jadi istri. Kenapa lo hidangin makanan ke laki-laki lain sedangkan suami sendiri lo anggurin?"
"Kan kamu nggak nyuruh. Lagipula kalau saya hidangin kamu makanan terus kamu ngamuk gimana? Aku lagi nggak mood buat berantem." Jawab Clara.
Rosi yang sedari tadi diam kini menyahut riang.
"Biar aku aja yang hidangin makanan ke kamu Nat." Rosi tersenyum manis, ia meraih centong nasi. Namun baru saja ia menggenggamnya, Nathan merebut centong nasi itu.
"Aku aja yang ambil."
"Nggak papa Nat. Aku aja." Rosi hendak merebut centong nasi itu dari tangan Nathan namun tangannya dipukul oleh Clara.
"Yang nyonya di rumah ini saya. Bukan kamu! Ngapain kamu sok ngambilin suami saya makanan? Urus saja makanan rendah kalori kamu itu, nggak usah sok sibuk ngurusin makanannya Nathan!" Ketus Clara.
"Cuih. Nggak tahu malu, suami orang diembat juga." Cibir Aryan.
Rosi yang memang sedang kesal pada Aryan menendang kaki pria itu dari bawah meja. Aryan tak ingin kalah, ia menginjak kaki Rosi hingga membuat wanita itu meringis kesakitan.
"Kamu kenapa sayang?" Tanya Nathan khawatir.
"Nggak papa kok sayang. Kayaknya tadi kaki aku kesambar setan deh." Tekan Rosi saat ia mengucapkan kata setan. Rosi tersenyum, ia mengelus pipi Nathan, "kamu makan yang banyak supaya kamu cepat sehat. Terus kita bisa traveling bareng lagi kayak dulu."
Clara mencengkram erat sendok yang ia pegang, Aryan yang melihatnya menggeleng pelan.
"Pelakor jaman sekarang emang hebat, pro maksimal." Namun ia tersenyum saat melihat bubuk cabai tak jauh darinya. Ia meraih bubuk cabai itu dan menuangkan pada makanan Rosi.
Clara tertawa tanpa suara melihat kelakuan Aryan, "jontor deh tu bibir." Gumamnya.
Tidak sampai disitu Aryan lalu ia mengambil botol cuka dan meneteskan cuka tersebut pada minuman Rosi.
Clara terkekeh melihat tindakan Aryan dan kembali melahap makanannya meskipun sesekali ia menatap kesal pada Nathan dan Rosi yang tengah bermesraan.
Rosi memotong dagingnya lalu melahapnya. Ia mengernyit saat merasakan sensasi yang berbeda. Ia memuntahkan makanannya dan mendesah kepedasan.
"Aduh pedas!!" Rosi meraih gelas airnya lalu menenggaknya namun ia kembali memuntahkannya karena air yang ia minum terasa sangat asam.

KAMU SEDANG MEMBACA
NARA (TERBIT)
RomantikJudul awal: Mommy Clara Larasati, gadis sembilan belas tahun yang harus menerima nasib dihamili oleh Nathan William Chance, seorang artis terkenal. Keduanya terpaksa menikah untuk menutupi aib yang bisa merusak nama baik Nathan. Setelah pernikahan t...