Happy Reading 😘
Nathan menatap kosong pintu ruang perawatannya. Kini jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, perawat sudah membawakan makan malam untuknya. Namun ia tak bernafsu untuk memakan itu. Entahlah, ia rasa ada yang aneh. Seperti ada yang kurang.
"Ck... Gue lapar tapi kok gue nggak nafsu liat makanan ini?"
Nathan terus berdecak, hingga pintu ruangannya tiba-tiba terbuka dan menampakkan seorang gadis yang beberapa jam lalu meninggalkan sebuah tamparan cinta di pipinya. Tiba-tiba perasaan Nathan menjadi lebih ringan setelah melihat wajahnya, akan tetapi pria itu menyembunyikannya dengan memberikan tatapan tak sukanya pada Clara.
"Ngapain lo disini? Pergi sana!" Usirnya.
Clara menatap Nathan jengah, "dengar yah Nathan, suka-suka aku mau dimana. Bukan urusan kamu, ngerti?"
"Urusan gue lah, ngapain coba lo datang lagi? Ganggu gue aja."
"Terserah." Sahut Clara.
Clara meletakkan sebuah box makanan diatas meja. Ia melirik Nathan yang menatap box makanan itu penuh minat.
"Apa liat-liat?!" Ketus Clara.
"Dih, geer amat lo jadi orang."
Clara memutar bola matanya, ia tersenyum saat melihat Aryan memasuki ruangan Nathan dengan menggunakan pakaian casual yang menambah ketampanannya. Pria berusia dua puluh depalan tahun itu membalas senyuman Clara.
"Aryan sini duduk, kita makan bareng." Kata Clara yang diangguki oleh Aryan.
Aryan mendudukkan tubuhnya di dekat Clara, Nathan yang menyadari posisi keduanya yang terlalu dekat mengernyitkan kening. Mulutnya gatal ingin berkomentar, tapi sebisa mungkin menahannya. Matanya membulat sempurna saat melihat Aryan yang tanpa rasa canggung sedikitpun menyingkirkan helaian rambut yang menghalangi penglihatan Clara lalu merangkul gadis itu.
Tidak bisa dibiarkan!
"He!! Tangan lo! Singkirin!" Nathan berkacak pinggang sambil menatap Aryan sebal.
"Emang kenapa? Suka-suka saya dong, lagian Clara juga nggak protes tuh."
"Heem, kamu kenapa sih Nathan? Kamu cemburu?" Tanya Clara sambil menatapnya.
Nathan memundurkan tubunya dan memasang ekspresi terkejut. Cemburu? Nathan cemburu pada Clara? Tidak... Ia tidak cemburu, ia hanya... Risih. Ya, ia risih melihat tingkah keduanya.
"Gue nggak cemburu. Gue cuma risih, bagaimana bisa lo peluk-pelukan sama cowok di depan suami lo? Oke, gue emang akan ceraiin lo nanti, tapi bisa nggak lo hargain gue?" Ucap Nathan panjang kali lebar.
Clara tersenyum mendengar kata-kata Nathan. Ia merogoh sesuatu dalam tasnya, lalu bangkit menghampiri Nathan. Ia melemparkan sebuah cermin pada pria itu.
"Ngapain lo lempar cermin?"
"Aku lemparin kamu cermin supaya kamu ngaca!! Sebelum kamu nyuruh aku untuk hargain kamu, terlebih dahulu kamu yang harus hargain aku. Bukannya kamu sama Rosi lebih parah daripada aku sama Aryan? Cium-ciuman, tidur bareng, uhh... Mantap yah?" Tanya Clara sembari menatap Nathan dengan tatapan mengejek.
Aryan terkejut mendengar perkataan Clara.
"Ya Tuhan, dia selingkuh depan kamu Clara?" Tanya Aryan.
"Iya, tapi karena aku sabar, aku nggak pernah protes. Biarin aja, toh dia juga bakalan cerain aku." Clara berbalik dan tersenyum manis pada Aryan.
"Nanti setelah aku cerai sama Nathan, kita nikah ya Aryan. Tapi, kamu mau terima anak aku nggak? Soalnya bapak kandungnya saja ngebuang anak ini, nggak mau diakuin." Ia melirik Nathan.
![](https://img.wattpad.com/cover/193757862-288-k667519.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NARA (TERBIT)
RomanceJudul awal: Mommy Clara Larasati, gadis sembilan belas tahun yang harus menerima nasib dihamili oleh Nathan William Chance, seorang artis terkenal. Keduanya terpaksa menikah untuk menutupi aib yang bisa merusak nama baik Nathan. Setelah pernikahan t...