NARA-12

37.8K 1.6K 38
                                    

Happy Reading ❤







Kini Clara dan Nathan berada di dalam apartemen mereka. Sedari tadi Nathan terus mengumpat, bagaimana tidak, kedua orang tuanya memberinya sebuah apartemen yang terdiri dari dua kamar. Akan tetapi kamar yang satunya lagi dilengkapi password dan Nathan ataupun Clara tidak mengetahui apa password dari kamar tersebut. Nathan sudah menelpon mamanya dan memaksa mamanya untuk memberikan password kamar tersebut, akan tetapi jawaban mamanya membuat Nathan semakin kesal.

"Kamar itu khusus buat anak kalian nanti, mama bakalan kasih passwordnya kalau anak kalian sudah lahir. Keputusan mama sama papa sudah bulat, tak bisa diganggu gugat. Kalau kamu sampai protes, nama kamu di coret dari kartu keluarga. Dan papa bakalan hentikan semua kerjasama kamu dengan para produser."

Kini pasangan pengantin baru itu tengah berkemas, mereka sibuk menata barang-barang mereka di lemari masing-masing. Satu hal yang membuat Clara terkagum adalah kemewahan dari kamar ini.

Bagaimana tidak, kamar ini memiliki luas dua kali lipat bukan, lima kali lipat dari luas kamarnya, dimana kamar ini dilengkapi dengan salon, mini bar, tempat bermain game untuk Nathan, perpustakaan untuk Clara. Di balkonnya ada kolam renang dan juga taman yang didesain sangat indah.

"Ini bahkan melebih kemewahan rumah papa William." Gumam Clara.
Nathan sedang berbaring disofa, ponselnya tiba-tiba berdering.

"Halo."

"Sayang, aku udah ada di depan kamar kamu. Buka pintunya dong." Sahut seseorang di seberang sana.

"Oke."

Nathan segera bergegas menuju pintu dan membukanya. Senyumnya melebar saat melihat Rosi telah berdiri hadapannya sambil tersenyun manis.

"I miss you." Rosi memeluk tubuh Nathan erat yang di balas oleh Nathan.

"Miss you more."

Clara yang baru saja berkemas, keluar dari kamar karena hendak memasak. Akan tetapi aktivitas di depan pintu masuk menghentikan langkahnya, di depan matanya Nathan dan kekasihnya yang Clara tahu bernama Rosi sedang berpelukan mesra.

Rosi melepas pelukannya dan mencium bibir Nathan tanpa malu, diliriknya Clara yang berdiri kaku di depan pintu kamar. Clara yang tertangkap basah segera menuju pantry sambil sesekali melirik keduanya. Melihat itu Rosi tersenyum miring dan berjalan mendekati Clara yang kini sibuk memotong bawang.

"Halo, apa kabar? Lo baik-baik aja? Gimana rasanya jadi pengantin yang tak di harapkan oleh suami sendiri? Tanya Rosi sambil tersenyum mengejek pada Clara, namun Clara tak menggubris ucapan Rosi.

"Bisu yah? Punya mulutkan?" tanya Rosi.

"Saya sibuk masak, lebih baik kamu duduk disana. Nantu saya siapkan kamu makanan. Kamu pasti belum makan kan?" Tanya Clara sambil tersenyum pada Rosi.

Rosi menatap Clara dalam, entah apa yang dipikirkan wanita itu. "Okay."
Setelah mengatakan itu ia menghampiri Nathan yang tengah duduk disofa sambil menonton tv.
Ia memeluk lengan Nathan erat, sesekali mencium pipi kekasihnya itu. Dan aktifitas keduanya disaksikan oleh Clara.

Rosi berbalik dan menatap Clara yang sedang melamun.

"Lo bisa masak nggak sih? Lama amat!"

"Maaf."

Clara mulai menyajikan masakannya. Ia hendak duduk akan tetapi di tahan oleh Rosi.

"Yang nyuruh lo duduk siapa?"

"Nggak ada."

"Terus ngapain lo duduk?" Tanya Rosi sinis.

"Saya mau makan."

"Nggak boleh!"

"Loh? Kok nggak boleh? Yang masak kan saya? Kok kamu yang ngatur-ngatur."

"Lo!"

"Udah." Nathan melerai perdebatan keduanya.

"Nathan bilang ke dia aku nggak mau semeja sama perempuan perebut pacar orang!"

Nathan menatap Clara lurus, istrinya itu ternyata juga tengah menatap dirinya. Ia bisa melihat bibir pucat Clara dengan mata sayunya.
Sebenarnya ia kasihan pada istrinya itu, ia sudah menyiksanya dengan membawa barang berat, apa ia harus kembali menyiksanya dengan melarangnya makan? Terlebih lagi ia sedang hamil.

"Biarin aja dia makan bareng kita."

"Kok!"

"Dia lagi hamil, gimanapun anak yang di kandung Clara itu cucu papa. Kalau sampai bayi Clara kenapa-kenapa, aku yang bakalan kena imbasnya."

Rosi cemberut, Nathan yang melihatnya menarik gemas pipi kekasihnya itu.

"Ini pertama dan terakhir kali dia makan bareng kita. Jangan ngambek oke?"

"Hmm...." Rosi bergumam, ia menarik tengkuk Nathan dan mencium bibir pria tampan itu.

Clara merasa mual melihat dua orang di hadapannya ini sibuk berciuman.

"Huek...."

Ia segera berlari menuju kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutnya.

"Dia kenapa?" Tanya Rosi.
"Nggak tahu. Udah kamu makan lagi."
Rosi melanjutkan makannya, akan tetapi ia sedikit merasa terganggu mendengar suara muntah dari Clara.

"Kamu lihat dia deh. Dia kenapa sih? Aku jadi nggak nafsu makan dengar dia muntah tahu." Keluh Rosi. Nathan bangkit dan menyusul Clara, ia melihat Clara yang masih memuntahkan seluruh isi perutnya.

"Lo kenapa sih?" Tanya Nathan.

"Mual."

"Lo mual karena makan masakan lo sendiri?"

"Nggak."

"Terus?"

Clara berbalik dan menatap Nathan jengkel.

"Saya itu jijik liat kamu ciuman sama pacar kamu! Jorok amat ciumannya, pake lidah segala!"





























Jangan lupa untuk vote dan komen ❤❤

NARA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang