Chapter # 10

1.3K 199 165
                                    




“Commences”
🖼









Hari ini matahari bersinar cukup terik. Terutama saat jarum jam sudah menunjukkan hampir tengah hari.


Setiap orang yang berada di luar ruangan, sibuk menutupi diri dengan payung atau topi atau sesuatu yang bisa menghalangi paparan sinar sang surya secara langsung.


Sementara di sini, di dalam sebuah ruangan ber-AC di Butik Zamora, Jaemin tengah serius menggambar sketsa busana di buku sketsanya.


Terlalu terfokus pada sketsanya, Jaemin sampai tidak menyadari kalau jam makan siang hampir saja terlewat, kalau tidak karena sebuah panggilan di ponselnya membuat atensinya beralih sejenak.


Dengan dahi yang berkerut, ia mengangkat panggilan dengan nomor yang tidak dikenal itu.


Yeoboseyo?”


Kerutan di dahi Jaemin semakin bertambah saat mendengar suara lembut dari speaker.


“Tidak, tidak. Saya tidak keberatan, hanya saja—”


Kalimatnya terpotong saat suara lembut itu kembali terdengar dan disusul oleh sebuah tawa kecil yang sangat riang.


Jaemin tersenyum, menghela nafasnya lalu ia melirik arloji di pergelangan tangannya,


“Baiklah. Anda bisa mengirimkan alamatnya lewat chat, saya akan segera ke sana.”


Dengan ini, panggilan pun berakhir.


Sekali lagi melirik arlojinya, Jaemin pun bergegas memakai cardigan dan menyambar dompet beserta kunci mobilnya.


Dengan langkah lebar, Jaemin pun keluar dari butik; sempat sebelumnya ia berpesan pada resepsionis untuk memberitahukan kalau ia akan keluar untuk makan siang.


Tak lama,


Jaemin memarkirkan mobilnya tidak jauh dari sebuah eatery di kawasan Gangnam. Dan setelah memastikan sekali lagi alamat yang tertera di dalam chatroom, ia pun mempercepat langkahnya.


Suasana eatery yang Jaemin datangi tampak tenang. Meskipun hampir seluruh meja penuh terisi dengan pelanggan, namun tidak sampai membuat alunan lagu klasik yang menggema di seluruh ruangan menjadi tenggelam.


Interior yang ditata sedemikian apik pun membuat Jaemin ingin mengabadikannya lewat kamera ponsel. Namun ia mengurungkan niatnya karena seseorang yang menunggunya sudah melambaikan tangan.

CHASING MEMORIES || NOMIN || MEMORIES SAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang