Chapter # 51

930 150 142
                                    




“The Apple of My Eyes”
🖼









“Sudah lama kita tidak pulang sama-sama, Jisung-ah.”


Si Sulung Lee tersenyum tipis, ia tidak merespon karena atensinya masih terfokus pada layar ponselnya yang menyala terang.


“Apa, Appa Na masih menghukummu soal waktu itu?”


Kali ini, ia menoleh, tertawa hambar. “Maja,” jawabnya singkat.


Sang lawan bicara mengerutkan keningnya, “Lalu?”


“Lalu apa, Yeojin-ah?”


“Kau tidak membawa uang jajan ke sekolah? Sama sekali?”


Jisung terkekeh pelan, ia menyimpan ponsel ke dalam saku celana seragam seraya mengeratkan pegangan pada tali ranselnya. “Aku membawa bekal, kartu bus ku selalu di isi oleh Dad, iuran bulanan di kelas sudah aku lunasi setiap awal bulan,” ia menjeda, mengerling pada sahabatnya yang tengah memasang raut wajah penuh arti, “Aku tidak terlalu membutuhkan uang jajan.”


Yeojin mendesah panjang. “Apa kau tidak menabung untuk membelikan kado?”


“Kado?”


Yeojin mengangguk, “Sebentar lagi bulan November.” Ia menyeringai lebar. “Apa kau tidak menyiapkan kado untuk Lêlê?”


“.....”


Keduanya terdiam, tetapi tetap melangkah menuju halte bus terdekat dari gedung sekolah.


Terus begitu sampai mereka tiba di halte yang lumayan padat siang menjelang sore ini.


“Kado ya ...” gumam Jisung pelan sembari mengetuk dagunya, “jujur saja, aku belum memikirkan sama sekali tentang hal itu.” Ia terkekeh di akhir kalimatnya.


Yeojin memukul lengan Jisung pelan. “Kau ini! Selalu saja begitu, harus selalu diingatkan.”


Mian, hehe ....”


Bus yang mereka tunggu datang, keduanya lalu bergegas naik, membayar ongkos dengan kartu masing-masing dan mengambil tempat duduk kosong di deretan kursi paling belakang.


“Yeojin-ah ....”


“Hm?”


Jisung menatap sang sahabat dengan cermat. “Apa kau yakin ingin ikut denganku?”


Sepasang garis melengkung terbit di kedua manik Yeojin. “Kalau aku tidak mau, untuk apa aku naik bus yang sama denganmu sekarang, pabo-ni?”


Senyum canggung terbit di wajah Jisung. “Bukannya begitu, hanya saja—


Gwaenchanha.”

geurae.”









🖼









Bus yang mereka tumpangi akhirnya berhenti di salah satu halte di kawasan Gangnam. Tepatnya di Samseong-ro.


Keduanya melangkah ringan, menuju sebuah gedung apartment yang tidak terlalu jauh dari halte.


“Wow!” Yeojin mendecak kagum saat mereka tiba di depan gedung. “Minhyung Oppa tinggal di sini?” Tatapannya berkeliaran, mengangumi seluruh eksterior gedung apartment mahal yang menjulang di hadapan keduanya saat ini.


CHASING MEMORIES || NOMIN || MEMORIES SAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang