Extra Peculiar # 2

675 123 67
                                    




“The Other Side Of The Coin”
🖼







“Apa yang tadi kalian bicarakan di dapur, Deary? Sepertinya seru?”


Tanya Jeno sembari menyibak duvet yang terselip rapi di ranjang. Lalu ia duduk di tepi seraya mengibaskan rambutnya yang masih basah.


“Apa yakin kau mau tahu?” Jaemin balik bertanya.


Jeno terkekeh. “Apa itu hal konyol?”


“Sangat.”


“Kalau begitu, ceritakan. Aku suka hal yang konyol. Terlebih lagi saat kau yang menceritakannya.”


Jaemin menghentikan gerakan mengoleskan krim malam di wajahnya, menoleh pada suaminya sembari tersenyum simpul.


“Kenapa kau memasang ekspresi seperti itu?” tanya Jeno, mengibaskan handuk kecil yang ia pakai untuk mengeringkan rambutnya.


Aniya...” Jaemin kembali menghadap cermin dan melanjutkan meratakan olesan krim malamnya. “Jisung tadi bertanya, tentang kedekatanmu dengan Haechan, Hyung.”


Alis Jeno terajut, topik yang Jaemin lontarkan seketika menarik seluruh atensinya.


“Jisung bertanya, apa aku pernah cemburu pada Haechan. Awalnya ia bertanya kenapa kau bisa sangat cemburu pada Renjun.” Jaemin terkekeh pelan di akhir kalimatnya. Lalu mengerling pada Jeno lewat pantulan dirinya di cermin.


“Lalu? Apa yang kau katakan padanya, Deary?”


“Facts. Some facts.”


Jeno mendengus pelan sembari tetap mengeringkan rambutnya yang kini mulai lembab. “Tentang kau yang menjadi cinta pertama Injunie?”


Maja.”


“Dan?”


“Channie yang menjadi cinta pertamamu.”


Di detik setelah Jaemin menyelesaikan ucapannya. Jeno menatapnya dengan tatapan penuh pertanyaan.


Mworago?” tanyanya setelah sekian detik terhenyak.


Jaemin melepas bando biru pastel yang ia pakai sebagai penahan rambutnya. Kemudian meraih botol pump body lotionnya. “Kau, Haechan, first love,” tegasnya santai.


“Huh?” Jeno memiringkan kepala, manik rubahnya menyipit dan dahinya berkerut tebal. “Tunggu, kenapa kau berbicara seolah Channie adalah—”


“Eung? Bukannya begitu?”


Oke, Jeno semakin tersesat.


Jaemin menghela nafas panjang. Ia memutar kembali posisi duduknya, menatap Jeno yang sungguh sangat menggemaskan dengan ekspresi bingungnya.


“Apa kau ingat? Surat yang kau titipkan pada Mark Hyung untuk Channie?” Jaemin mengetuk dagu dengan jarinya. “Kalau tidak salah itu saat kita kelas dua SMP, apa aku benar? Umm, atau kelas tiga? Uh, entahlah. Aku hanya ingat saat itu Mark Hyung memberikanku surat untuk diberikan pada Haechan dan—”


Jari telunjuk Jeno terangkat tinggi, memotong tuturan Jaemin dengan cepat. “Surat? SMP? Mark Hyung?” tanyanya bertubi-tubi.


Jaemin terkikik geli. “Kau sudah lupa?”


CHASING MEMORIES || NOMIN || MEMORIES SAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang