Chapter # 35

1.2K 188 76
                                    




“The Adventure of Lee Jina”
🖼









“Appa, Adek sudah besar yes?”


Jaemin mengalihkan atensinya dari buku sketsa pada gadis kecilnya yang sedang bergaya di hadapannya.


“Sudah besar kok masih sering manja sama Daddy sama Appa,” balas Jaemin, terkikik karena si Bungsu langsung memasang wajah sebal.


Di hari Minggu yang cerah ini, hanya mereka berdua yang berada di rumah. Sementara sang kepala keluarga pergi memancing bersama Lucas dan si Sulung pergi mengerjakan project bulanan di rumah teman sekelasnya sejak pagi tadi.


Dan siang ini, tampaknya si Bungsu sudah mulai bosan dengan apapun yang ia kerjakan. Ia mulai mengganggu Jaemin dengan pertanyaan-pertanyaan mulai dari yang wajar hingga pertanyaan abnormal seperti:


“Appa, kenapa pusarnya Daddy tidak bolong ke dalam?”


Jaemin menggerutkan dahinya, mencoba mencerna dan menemukan jawaban yang tepat bagi tumbuh kembang Jina.


“Pusarnya Adek bolong ke dalam, pusarnya Appa juga tidak bolong ke dalam, waeyo?” ulang si Kecil sembari duduk manis di pangkuan Jaemin, memainkan hem kaos putihnya.


“Sewaktu lahir, mungkin dokternya lupa dibolongin ke dalam, Adek,” jawab Jaemin, sedikit asal.


“Huh, Dokternya pikunan. Seperti Appa, yes. Ehehe ....”


Maja.”


Jina terdiam sejenak, memperhatikan wajah Jaemin dengan cermat sembari ke sepuluh jemarinya menari di garis rahangnya.


Lalu dengan satu gerakan cepat, ia membuka kaos Jaemin, menelusup ke dalam dan menyembulkan kepalanya lewat garis kerah —seperti yang sering ia lakukan pada Jeno.


“Appa...”


“Mn?”


“Appa wangi sabun.”


Jaemin tersenyum, tangannya sibuk menggapai remote televisi di sisi kanannya.


“Appa ....”


“Ya?”


Jina mengeluarkan kedua tangannya lewat lubang di lengan kaos Jaemin. “Jadi transfarmer, ehehe!”

CHASING MEMORIES || NOMIN || MEMORIES SAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang