Chapter # 93

710 132 132
                                    




“Second Star To The Right, Straight On Till Morning”
🖼
(hug and kisses for the vote ❤)









“Good morning...”


Jisung menggeram rendah, maniknya mengerjap lambat; berusaha menegaskan siapa pemilik sapa.


Jal jass-eo? Ayo bangun, saatnya sarapan.”


“Two more hours, please,” balas Jisung, kembali menarik duvet hingga menutupi seluruh wajahnya.


“Appa Na sudah menelepon berulang kali, aku tidak bisa mengangkatnya.”


“Hm.”


Tangan terulur, menarik ujung duvet yang dipakai si Sulung Lee. “Come on! I'm kinda hungry too, Boo!”


Tidak ada respon dari si manik rubah.


“Okay, that's it! I'm leaving! ”


Sembari terkikik gemas, Jisung menarik lengan si pemarah hingga ia duduk kembali di tepi ranjang.


“Kenapa kau cerewet sekali pagi ini, hm?” tanya Jisung, maniknya masih tertutup rapat.


“Karena aku lapar!”


“Aigoo...” Si Sulung Lee akhirnya bangkit dan duduk manis.


Penampilan bangun tidurnya terlihat sangat menggemaskan sekaligus menawan dalam satu waktu; messy hair, pipinya terdapat bedface dari lipatan sarung bantal, bibir yang mengerucut serta sepasang garis lurus yang menutup bingkai manik rubahnya dengan sempurna.


“Jam berapa ini?” tanya Jisung, menggaruk lehernya yang terdapat bercak kemerahan.


“Hampir jam delapan—jangan digaruk, bisa semakin menyebar dan lecet. Di mana kau menyimpan gel pereda gatalmu?”


Telunjuk si Sulung Lee mengarah pada tas ranselnya yang tergeletak di sudut ruangan tunggal. “Di dalam pouch berwarna biru. Appa menyimpannya di sana.”


Sang lawan bicara lekas mengambil botol gel pereda gatal yang sudah sangat ia hafal lalu kembali duduk di tepi ranjang sembari menghela nafas panjang.


“Big baby ... angkat kepalamu, biar ku lihat sampai di mana ruamnya.”


Jisung mengangkat kepala, terkikik geli saat gel dingin melakukan kontak langsung dengan kulit lehernya.


“Done. Sekarang, ayo cuci muka, sikat gigi lalu pergi mencari sarapan.”


“Kau lebih cerewet dari Appa, Sunshine.”


“Kau lebih pemalas dari Bao. Bahkan Bao bangun lebih pagi daripada dirimu, Boo.”


Jisung terkekeh. “Untung sayang.”


“Yea, yea, whatever.”









🖼









Jam menunjukkan pukul delapan lebih lima belas menit saat Jisung akhirnya selesai membersihkan diri.


Dan setelah perdebatan kecil lainnya, ia mengajak kesayangannya untuk bersiap dan segera mengisi perut yang sudah keroncongan.


“Sleep well, Sunshine?” tanya Jisung seraya menguap kecil.


“No. Thanks to your snoring. God, aku pikir sedang ada pengeboran minyak bumi di bawah flat ini.”


CHASING MEMORIES || NOMIN || MEMORIES SAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang