Chapter # 60

791 127 50
                                    




“Here It Comes”
🖼









Jalanan yang licin sehabis tersiram hujan tidak membuat Haechan melambatkan laju mobilnya. Yang ada, ia malah berkeinginan menambah kecepatan untuk segera sampai di tempat yang ia tuju siang ini.


Setelah berhasil lolos dari beberapa kemacetan, ia akhirnya sampai di tujuan. Ia menepikan mobilnya tepat di depan sebuah toko barang-barang antik di kawasan Chinese Town.


Sejenak menebarkan pandangan, langkahpun akhirnya terbuat saat sudut matanya menangkap sosok yang ia cari.


“Kau benar ingin aku menendang penismu hingga kau impoten!” Belum sampai ia di hadapan sosok itu, amarahnya sudah lebih dulu ia serukan. Membuat beberapa pejalan kaki sempat menoleh dan menatap aneh padanya.


Langkah Haechan terhenti, nafasnya menderu dengan rahang yang mengeras; menatap sosok pria yang sedang asik menggigiti es krim loli dengan santai di hadapannya saat ini.


“Kurasa ini bukanlah saatnya kau bertingkah seperti anak remaja yang kurang kerjaan seperti ini, bukan?” sindir Haechan.


Pria itu mengedikkan bahunya malas seraya membenarkan beanie yang ia pakai, tersenyum manis pada Haechan kemudian.


Geram, Haechan menarik kerah mantel panjang pria itu, merematnya kasar lalu membuatnya mendekat. “Apa yang sedang kau rencanakan, Huang??”


Renjun menepis cengkraman Haechan di mantelnya. “Kau mencariku dan mengajak bertemu hanya untuk memarahiku seperti ini, hm?”


“Oh, tentu saja!”


“Jeno menyuruhmu?”


“Sejak kapan Jeno berani menyuruhku?”


“Lee Hoejangnim, kalau begitu.”


Haechan memejamkan kedua matanya, mencoba menahan emosi yang semakin membludak setiap detik yang terlewat. Lalu nafasnya terhembus berat. “Aku tidak ingin menambah permasalahan dengan bertengkar denganmu.” Ia mencoba mereda.


“Hm...”


“Sekarang, ceritakan—jelaskan padaku kenapa kau melakukan ini semua.”


Renjun membuang stik es krimnya ke dalam tong sampah. Menyeka bibirnya dengan sapu tangan kemudian kembali memakai sarung tangan kulit hitamnya.


“Itulah alasan kenapa aku menyuruhmu bertemu dengan ku di sini.” Renjun merapatkan mantelnya karena hujan gerimis kembali menari dari angkasa.

CHASING MEMORIES || NOMIN || MEMORIES SAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang