Chapter # 99

781 118 56
                                    




“Out of Goodbyes”
🖼
(Thank you for the votes and comments! They're meant a lot for us)









Beberapa kotak kardus besar tertumpuk rata di dekat pintu kamar. Koper kecil dan beberapa container plastik berjejer rapi di sebelahnya.


Pengap dan suram.


Penerangan menyala terang, tetapi entah kenapa yang terasa malah hawa kelam yang sangat menyedihkan.


Apa karena cuaca di luar juga sedang bergembira, menyoraki nasib yang penuh drama? Atau apa mungkin karena rumah ini tahu kalau tuannya tidak lagi kembali dan menghuninya seperti hari-hari biasanya?


Entahlah.


Salah satunya mungkin menjadi jawaban. Atau malah keduanya.


Pria tinggi besar yang tinggal di seberang jalan menepuk bahu rapuh dengan penuh kelembutan. Senyumnya terukir bersahaja, sarat akan penyemangat hati yang sedang patah menjadi dua.


“I'll leave you two here. If there's something you need, just call me, okay?”


Anggukan diterima, pria yang bernama Mr. Jake itu melangkah pergi meninggalkan dua remaja yang sedang menatap pilu pada sisa kehidupan yang berserak di hadapan mereka.


“Apa yang Nyonya Willow katakan, Boo?”


Sang pemilik nama panggilan tidak menjawab. Terlalu sibuk berenang dalam lautan ingatan tentang masa lalu lewat foto yang sedang diperhatikannya.


Memilih membiarkan, Lêlê kemudian mulai membereskan beberapa barang-barang yang masih belum tertata rapi ke dalam kardus.


“Pemilik rumah ini baik, Tuan Jake, dia sangat baik. Bukankah begitu, Boo?”


Lagi, pertanyaan tidak berjumpa jawaban.


“Daddy Dave sepertinya suka mengisi crosswords. Lihat, ada banyak kliping crosswords dari koran! Dan semuanya sudah terisi penuh!”


Sepi menyambut riang.


Nafas pun terhembus panjang. Berat hati untuk memulai lagi pembicaraan, tetapi Lêlê tetap mengulangnya. Untuk mengisi kekosongan yang semakin memenuhi ruangan.


“Jika Nyonya Willow memperbolehkan kita menitipkan barang-barang ini di rumahnya, berarti kita harus segera menyelesaikannya sebelum terlalu malam, Boo. Ingat, besok kita harus pulang.”


Lêlê melirik kekasihnya, penasaran dengan apa yang sedang ia lakukan sehingga sama sekali tidak membalas setiap percakapan.


Dan ternyata, pemuda bermanik rubah itu tengah berdiam diri, memeluk jaket denim lusuh dengan tatapan kosong, melayang kepada tumpukan kertas di atas meja kecil dekat kabinet televisi.


Manik serupa milik kucing American Shorthair memicing tajam, berusaha menegaskan apa bentuk sebenarnya dari tumpukan kertas yang menjadi pusat perhatian belahan jiwanya.


Langkah terambil maju dan tangan terulur ketika berhasil mengetahui yang sebenarnya.


“Daddy Dave menuliskan semua ini, Boo,” ucap Lêlê, membaca cermat tumpukan kertas yang ternyata adalah kumpulan surat yang tidak pernah dikirimkan.


“Sepertinya ini yang terakhir.” Lêlê mengambil satu yang terselip di tumpukan paling atas. Dilihat dari amplopnya yang belum kekuningan seperti yang lain, sepertinya tebakannya benar.


CHASING MEMORIES || NOMIN || MEMORIES SAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang