Chapter # 6

1.3K 207 224
                                    




“Peer Pressure”
🖼









Sarapan pagi di kediaman Lee kali ini terasa sangat berbeda dari biasanya. Tidak ada ramai celoteh dari si Bungsu maupun ejekan menggoda si Sulung yang biasa menggoda Daddy-nya.


Bukan, bukan karena keduanya sedang tidak ikut sarapan —mereka ada, tengah menikmati semangkuk sup jamur hangat dan ikan panggang di kursi masing-masing.


Hanya saja, keduanya terbungkam sedari tadi.


Si Sulung tampak menikmati sarapannya dengan ekspresi datar, sementara si Bungsu tampak lesu, tidak ceria seperti biasanya.


Jaemin menghela nafas panjang. Ia semalam memang mengomeli Jisung habis-habisan, tentang sikapnya yang ke lewat tegas pada adiknya. Keduanya sempat bertengkar sengit, walau akhirnya si Sulung mengaku salah dan hampir menangis saat meminta maaf pada Daddy dan Appa-nya, yang tanpa sengaja ia bentak.


Semalam, Jisung juga sudah meminta maaf pada adiknya. Yang mana dibalas dengan pelukan erat dan tangisan yang berderai hebat.


“Adek kenapa?” Jaemin meletakkan sumpitnya di sisi mangkuk. “Makanannya tidak enak?” tambahnya kemudian.


Jina menggeleng pelan, tetapi tidak menatap Jaemin. “Enak, Appa.”


“Lalu, kenapa lesu?” tanya Jaemin lagi.


Kembali menggeleng, Jina lalu tersenyum kecil; berusaha menyakinkan Appa-nya kalau dirinya baik-baik saja.


Di sebelahnya, Jisung menghela nafas berat. Ia merasa bersalah, tentu saja. Ia sudah kelewat keras pada sang adik semalam.


“Adek sakit?” tanya Jeno.


Jisung berjengit, ia melirik sang adik yang tengah menggeleng cepat.


“Kalau sakit, bilang sama Dad sama Appa, ya. Jangan diam saja, 'kay, Princess?” ujar Jeno, membelai surai legam putrinya dengan lembut.


Ne, Daddy. Adek tidak apa-apa, gwaenchanha, ehehe...”


Mendengarnya, Jaemin, Jeno dan juga Jisung setengah percaya. Namun setelah Jina terlihat menghabiskan nasinya dengan semangat, ketiganya akhirnya bisa bernafas lega.









🖼









Beberapa saat kemudian,


Jaemin menepikan mobilnya di depan gerbang sekolah Jina. Setelahnya, ia membantu gadis kecilnya untuk membuka seatbelt dan mengambilkan tas ranselnya dari kursi penumpang belakang.

CHASING MEMORIES || NOMIN || MEMORIES SAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang