Chapter # 91

630 117 71
                                    




“And I Am Here”
🖼









“I'll go the Filli's, is there anything you want?”


Seorang pemuda berparas Asia timur menggeleng cepat. Ia terlalu sibuk menulis sesuatu di buku catatannya untuk sekedar menjawab pertanyaan.


“Okay then, but promise me you will eat something after this!”


“Yes, Alek. I will. You don't have to worry.” Balasan singkat, padat dan cukup jelas terlontar cepat.


Pemuda yang dipanggil Alek tadi menghela nafas panjang. Ia mengeratkan simpul mufflernya, berjalan mendekat ke teman sekamarnya yang sejak kemarin tidak menyentuh makanannya sama sekali.


“You know, maybe he's just busy. It's still Christmas and New Year is just around the corner,” ujar Alek, menepuk bahu sahabatnya.


“I know.”


“He's not cheating.” Alek terkekeh gemas. “Chinle, promise me you will eat.”


“Alek, first of all, it's Chenle. And second of all, I said, I will. Why are you so naggy?”


Alek tertawa geli. Ia mengangguk cepat lalu berpamitan sekali lagi setelah sebelumnya kembali menggoda Lêlê dengan jokes lainnya.


“I'll be back in a two hours, make sure you have your meal already by then, okay?!” seru Alek seraya menutup pintu.


Sepeninggal teman sekamarnya, Lêlê menghela nafas panjang. Ia tidak habis pikir, sama sekali tidak punya ide, tentang di mana kekasihnya dan kenapa ia tidak bisa dihubungi sama sekali sejak kemarin.


Sebenarnya, ia bisa saja menghubungi Appa Na atau mungkin Hwi dan Yeojin. Tetapi, ini bukan pertama kali Jisung tidak menghubunginya. Well, dulu pernah karena ponselnya sempat tercebur ke dalam kolam ikan. Tetapi, tetap saja, ia tidak bisa menepis rasa penasaran dan cemas yang berlebihan yang menggelayut di benaknya saat ini.


Ia meraih ponselnya, menatap layarnya yang polos tanpa ada notifikasi apapun sampai lagi-lagi nafasnya terhela panjang.


“Terakhir dia bilang harus cepat tidur karena ada keperluan penting esok hari,” gumamnya pelan, “sepenting apa yang membuatnya sampai melupakanku?”


Ponselnya kembali ia letakkan di sisi meja belajar. Menggeram sejenak, Lêlê kemudian mengusap wajah dan kembali menggoreskan tinta pada paranada kosong di buku catatannya.


“Lee Jisung.” Maniknya terpejam sejenak. “Let see how long you can stand my nagging after this.”









🖼









Sudah sampai? Sekarang di mana? Apa sudah naik cab? Apa sudah konfirmasi check in di hotel? Apa sudah makan? Pusing tidak? Oppa pakai mantel? Hot pack-nya cukup hangat? Berapa derajat di sana sekarang?


Jisung menjauhkan sejenak ponsel dari telinganya. Tersenyum geli ketika ia mendengar suara omelan lain dari ujung panggilan.


“Tumben Dad sudah bangun, Appa. Bukankah ini masih terlalu pagi?” tanyanya santai.


CHASING MEMORIES || NOMIN || MEMORIES SAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang