Peculiar Chapter # 8

740 120 65
                                    




“Hate”
🖼









Malam,


Hujan,


Hujan di malam hari.









Malam,


Hujan,


Teh hangat,


Malam yang berderai hujan dengan secangkir teh hangat.









Dan di sinilah Jeno,


Duduk di beranda belakang rumahnya, ditemani secangkir teh jasmine hangat dan setoples butter cookies.


Terdiam mendengarkan nyanyian alam yang bersahutan merdu dengan omelan serta makian.


Lucu, ketika sebagian orang menikmati  sempurna dari malam, hujan, dan secangkir teh dengan percakapan hangat, Jeno malah melaluinya dengan mendengarkan omelan dari sang sahabat. Yang sepertinya belum mau berhenti sejak setengah jam yang lalu.


“Seharusnya kau lebih pintar dalam memutuskan sesuatu! Itu selalu menjadi kebiasaanmu! Selalu saja bergantung kepada orang lain, tidak bisa berdiri sendiri!”


Jeno menyesap teh-nya perlahan. Lalu meraih sekeping cookies dari dalam toples dan menggigitnya kecil-kecil seperti seekor tupai.


“Itulah sebabnya aku menuntutmu ke pengadilan! Supaya kau belajar, belajar bagaimana menyelesaikan masalah, bukan malah membuat masalah lainnya— God, I hate you!”


Jeno menghela nafas panjang. Cookies yang ia gigiti sudah habis dan ia mengambil satu lagi dari dalam toples.


“Kau tahu tidak? Tuan Sohn amat sangat percaya kalau kau mampu mengatasi semuanya. Dia bahkan mengatakan padaku kalau kau sebenarnya pintar. Tapi kebodohanmu tidak dapat menipuku. Kau tetaplah orang bodoh yang mudah ditipu, dijahati, dikelabui, dan di—ugh!”


Jeno tersenyum penuh. Memamerkan lengkungan pelangi di kedua matanya.


“Dosa apa yang sudah ku lakukan di kehidupanku yang lalu hingga aku harus mempunyai sahabat sepertimu—”


“Injunie?”


“WHAT?”


Gomawo... mianhae... saranghae, eung...”

CHASING MEMORIES || NOMIN || MEMORIES SAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang