Chapter # 73

752 125 70
                                    




“The (Same) Old Pain”
🖼









Kilat menyambar, membelah langit kota Seoul hingga membuat sebagian kegelapan menjadi terang. Seperti yang biasa diprediksi, gelegar guntur menyusul kemudian.


Dan di sini, di dalam kamar yang temaram, Lee Jisung terbangun dengan keringat dingin membalut hampir seluruh tubuhnya.


Nafasnya terengah, kedua manik rubahnya menatap horor pada ketiadaan, dan jantungnya berdegup layaknya baru dipaksa untuk berlari cepat.


“Aigoo...”


Mimpi,


Mimpi buruk.


Ya, dari sekian malam ia lewati dengan berbagai mimpi, Jisung tidak mengerti kenapa malam ini ia harus bermimpi tentang sesuatu yang seharusnya hampir hilang dari ingatannya.


Dengan tangan yang gemetar hebat, ia meraih ponsel dari atas bedside table. Di layar tertera pukul dua lebih tujuh menit.


Nafasnya terhela panjang.


Senjenak ragu, akhirnya ia membuka kunci layar seraya melakukan panggilan telepon di speed dial nomor tiga.


Lama ia menunggu, berharap panggilannya akan terangkat, namun yang ia dapatkan malah kotak suara yang menyatakan kalau panggilannya ditolak.


Lagi, nafasnya terhela panjang.


Ding!


Satu notifikasi pesan masuk.









Satu notifikasi pesan masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Ia membalas cepat pesan dari kesayangannya dengan sesuatu yang tidak akan membuatnya khawatir. Setelahnya, ia menyimpan ponselnya di sisi kanan ranjangnya seraya terdiam, mencoba mengatur nafas dan degup jantungnya.

CHASING MEMORIES || NOMIN || MEMORIES SAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang