Chapter # 62

866 131 207
                                    




“Unexpected”
🖼









Auditorium sekolah School of Performing Arts sudah tampak ramai sejak terdengarnya pengumuman untuk berkumpul.


Hiruk pikuk canda dan gurauan dari para murid menggema, mengisi kekosongan di setiap celah yang terbuka. Kursi yang berjejer rapi, beberapa di antaranya sedikit melenceng dari barisan dan di belakang mimbar, beberapa guru sudah duduk manis menunggu rekan lainnya menempati kursi yang sudah ditentukan sebelumnya.


“Test! Test!”


Ucapan bersambut dengan ketukan yang menggema dari microphone mimbar, seketika, seluruh atensi semua orang terpusat menjadi satu dan ramainya percakapan, menghilang begitu saja.


“Selamat siang.” Sang Kepala Sekolah mengawali kalimatnya dengan tenang, berbalut senyum hangat nan wibawa ia menebarkan tatapannya ke seluruh sudut ruangan. “Seperti yang sudah ditentukan dalam jadwal, hari ini adalah hari penentuan calon President Council yang baru.” Ada jeda sejenak, Kepala Sekolah mengerling pada jejeran anggota Council yang berbaris manis di sisi kiri panggung.


“Tanpa banyak mengulur waktu, bagaimana kalau kita mulai?” tutup Kepala Sekolah seraya mengangguk pada Sumin—President Council, sebagai isyarat untuk menggantikannya memimpin acara.


Gadis bermarga Park itu dengan cepat naik ke atas mimbar, tersenyum sejenak sebelum akhirnya ia memberikan sedikit banyak kata sambutan sampai akhirnya tibalah saatnya ia membuka amplop yang berisi perhitungan suara dari kedua kandidat.


Keheningan perlahan menyelinap, merayap, dan akhirnya menyelimuti seisi auditorium. Yang terdengar hanyalah suara gemerisik gesekan amplop kertas yang tersobek di tangan Sumin.


Dan di sini, di sisi kanan panggung, Lee Jisung tengah berupaya sebisa mungkin untuk tetap memasang poker face dan tidak kehilangan fokusnya pada sosok Sumin.


Di sebelahnya, Taehyun juga melakukan hal yang sama. Bedanya, pemuda bermarga Kang itu tengah menebar senyum tampannya pada siapapun yang berbalas tatap dengannya dengan sengaja atau tidak.


Detik berlalu, Sumin membaca cepat isi dari selembar kertas yang susah payah ia keluarkan dari dalam amplop tadi. Ia tersenyum kecil kemudian,


“Well, as expected...” Sumin melemparkan tatapannya pada kedua kandidat. “And finally... our next President Council is—”









🖼









Sementara itu,


Butik Zamora tampak sedikit lenggang hari ini, berbeda dari hari-hari lainnya, dimana kesibukan terlihat jelas di depan maupun di belakang showroom.


Mungkin karena hari hujan, beberapa customer lebih memilih untuk berbelanja atau memesan design secara online ketimbang harus datang langsung ke butik.


Dan dengan situasi yang seperti ini, membuat sedikit banyak pekerjaan Jaemin menjadi berkurang. Ia mengambil kesempatan ini untuk menyelesaikan semua hutang design-nya dan segera pulang untuk menjemput putri manisnya di sekolah.


Ia pun sudah merencanakan sesuatu, jika ia bisa menyelesaikan satu design dengan cepat tanpa gangguan, ia bisa mampir ke café Taeil, mungkin membeli beberapa delicacies dan segelas jus segar—ahh, ia jadi tersenyum sendiri kala membayangkannya kembali.


CHASING MEMORIES || NOMIN || MEMORIES SAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang