Chapter # 72

782 123 123
                                    




“What A Boy Wants”
🖼









“Sepuluh Dongpyo atau sepuluh tahun Dongpyo?”


Hyunsuk mengerutkan keningnya, bibir bawahnya tergigit kecil dan maniknya menyipit sempurna sesaat setelah mendengar pertanyaan Samuel barusan.


“Aw, come on, Dude! It's easy!” desak Samuel.


“Ummm...”


“Yhaa! Neo, jinja...” Dongpyo menunjuk hidung Hyunsuk dengan lip balm-nya. “Apa aku seburuk itu??” gerutunya sebal.


Samuel mati-matian menahan tawanya, melihat bagaimana kemasan lip balm yang dipakai Dongpyo untuk menusuk hidung Hyunsuk, sempat nyelonong masuk ke dalam lubang hidungnya.


Sementara kedua sahabatnya seru menghabiskan jam kosong dengan menggoda Dongpyo, si Sulung Lee sibuk sendiri dengan ponselnya.


Tidak, bukannya ia sengaja acuh dengan keadaan sekitar, hanya saja ia sedang menanti balasan pesan dari seseorang yang sudah ia tunggu sejak semalam.


“Jisung-ah, sepuluh Dongpyo atau sepuluh tahun Dongpyo?” Kini tiba gilirannya untuk menjawab.


Si Sulung Lee hanya menoleh sesaat seraya berucap, “Sepuluh tahun Dongpyo.” Lalu kembali fokus ke layar ponselnya.


Samuel, Hyunsuk dan Dongpyo saling melempar tatapan penuh arti.


“Dude, what are you doin'?” tanya Samuel sembari mencoba mengintip apa yang dikerjakan sahabatnya itunsedari tadi. “Gosh, did you just staring blankly at your cellphone for minutes?” Ia mengerutkan dahi, menatap tidak percaya.


Jisung mendecak sebal. “Diamlah. Aku sedang sibuk.”


Dengan jawaban ini, ketiganya paham kalau si Sulung Lee sedang tidak ingin diganggu. Mereka sudah cukup lama mengenal sifat dan karakter Jisung kalau dia sudah berkata seperti itu.


“Lee Jisung?”


Seorang pemuda muncul dari balik pintu kelas, menyembulkan kepalanya ke dalam sembari memanggil nama Jisung dengan ragu. Yang mana membuat seluruh atensi kelas spontan tertuju padanya. Membuat siswa itu sedikit malu dan bertambah ragu.


Jisung bangkit berdiri. “Ya?” balasnya sembari melangkah mendekat. “Ada apa?”


Pemuda itu tersenyum, lalu ia melangkah masuk ke dalam kelas. “Kyojangnim memintamu untuk ke ruangannya, segera.”


Untuk sepersekian detik, Jisung sama sekali tidak paham apa yang dimaksud oleh pemuda itu.


“Beliau mengatakan kalau ada sesuatu yang ingin beliau sampaikan. Ayo ikut aku,” ujar pemuda itu seraya memutar langkahnya. Namun ia kembali berbalik tepat sebelum ia melangkah keluar kelas. “Pakai blazer dan nametag-mu dengan benar. Karena di sana ada Shin Ssaem juga,” tambahnya dengan senyum ramah.


Jisung mengangguk ragu, sementara pemuda itu beranjak keluar dari kelasnya, ia kembali ke kursi seraya menyambar blazer dan mencari nametag-nya yang terselip entah di mana.


“Aku dipanggil kepala sekolah,” pamit Jisung seraya bergegas pergi tanpa menunggu respon dari ketiga sahabatnya.


Sepeninggal Jisung, Hyunsuk menggumam pelan, “Bukankah yang tadi itu kakak kelas dari Department Music?”


CHASING MEMORIES || NOMIN || MEMORIES SAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang