Chapter # 90

686 119 88
                                    




“I'll Go To You Like The First Snow”
🖼









“Yakin, berani berangkat sendirian?”


Nyonya Ross menatap putranya dengan penuh selidik. Mencermati setiap guratan senyum yang sedang ia pamerkan.


“Baltimore jauh loh, tempatnya asing, banyak orang jahat, dingin, dan juga—”


“Eomma.” Jisung memotong rentetan kecemasan Ibunya, tersenyum lebih lebar dan meyakinkan. “Gwaenchanha...”


Nyonya Ross menghela nafas panjang. “If that's your decision. What can I do, then?”


Jisung beringsut dari karpet lantai, naik ke sofa lalu memeluk Ibunya dari samping. “I'm a big boy now.”


Ara.”


“No. Oppa iz bed boi!”


Jisung mendelik tidak suka, pada Gaeun yang tetiba datang, menyanggah omongannya.


“Okay, stop. Eomma tidak mau kalian bertengkar, okay?”


“But, Eomma, Gaeun tidak bertengkar sama Oppa, iz dat waight, Oppa?”


Kerjapan genit nan imut kepunyaan Gaeun, sukses membuat Jisung akhirnya luluh dan mengangguk setuju.


“Well, my small hamji is here!” Tuan Ross—yang baru saja pulang—langsung bergegas menghampiri Jisung dan langsung menggusak surainya gemas. “Ready for Baltimore, eh?” tanyanya seraya ikut duduk di sofa.


Jisung mengangguk mantap.


“When?”


“Besok, Dad. Pesawatnya jam sepuluh pagi.”


Tuan Ross terdiam sejenak, ia mengerling penuh arti pada Nyonya Ross sebelum akhirnya ia mengeluarkan dompet dari dalam tas jinjingnya.


Sebuah kartu kredit berlogo bank luar negeri keluar dari salah satu sisipan. “Here, your Chistmas additional gift.” Ia memberikannya pada Jisung dengan sedikit memaksa.


“Bu-but, Dad—”


“Well, I gotta shower. You stay for dinner, right? Let's dinning out!”


Tuan Ross pergi bergitu saja, meninggalkan Jisung yang terbengong ria, menatap kartu kredit di gengamannya dengan penuh pertanyaan.


“Eomma,” Jisung mengalihkan perhatiannya pada Ibunya. “Appa will get angry if he find this out.”


Nyonya Ross tersenyum, membelai surai putranya dengan penuh kelembutan. “Then, why don't we keep it as a secret?”









🖼









Keluarga Ross makan malam di sebuah restoran sederhana namun pilihan menunya sangat beragam dan suasananya sangat menyenangkan.


Semua tampak sempurna, semua tampak bahagia. Bagi Jisung, kenyataan kalau dirinya masih mempunyai orang tua yang sangat menyayanginya adalah sebuah anugerah yang tidak pernah ada habisnya untuk ia syukuri. Plus, ia mendapatkan satu lagi adik yang tidak kalah lucu dan cerewet dari Jina, Gaeun.


Gadis kecil itu terus saja berlecoteh tentang apa saja yang ia lihat, mulai dari pajangan santa, pelayan yang memakai topi natal, sampai ayam panggang yang mereka pesan sebagai main course—ia bertanya kenapa ayamnya tidak pakai baju.


CHASING MEMORIES || NOMIN || MEMORIES SAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang