Peculiar Chapter # 10

726 117 49
                                    




“Allégro in B-flat Major”
🖼







Nabastala sudah berhias mendung sejak dini hari tadi. Dan semakin menjelang pagi, hari berkesan semakin kehilangan euforianya bagi seorang gadis manis yang baru saja terbangun dari lelapnya.


Pada awalnya, gadis itu berasumsi kalau masih terlalu dini untuk bangun. Karena keadaan ruangan tempatnya tertidur tetaplah sama seperti semalam; tidak ada cahaya baskara yang seharusnya menembus tirai jendela.


Setelah beberapa saat mencoba untuk kembali tidur, ia memutuskan untuk turun dari ranjangnya seraya melangkah mendekat ke jendela. Ragu menjulurkan kepalanya ke luar, ditatapnya langit yang dibanjiri dengan berbagai nuansa abu-abu, di beberapa tempat seberkas cahaya berhasil menerobos, di sebagain besarnya hampir gelap seperti sebelum fajar.


Udara terasa lembab dan berbau badai.


Nafasnya terhela panjang. Alih-alih menghirup semangat pagi, yang ada malah rasa perih di tenggorokan yang terasa.


Terlarut dalam renungan sembari menatap hampa ke luar jendela, sebuah ketukan di pintu membuat terkesiap dari sendunya payoda.


“Nona Im, sudah waktunya untuk meminum obat.”


Seorang Perawat masuk ke dalam dengan membawa sebuah nampan stainless di tangan kirinya.


“Hari ini Anda sudah bisa pulang, bukankah itu kabar yang baik?” tanya Perawat itu sembari membantunya kembali duduk di ranjang.


“Bagaimana kedua kaki Anda? Apa masih sering terasa nyeri ketika menapak?” tanyanya lagi.


Gadis bermarga Im itu menggeleng pelan. Tatapannya terkunci pada beberapa butir pil di atas nampan, ia bergidik ketika melihat jumlahnya. Sepertinya akhir-akhir ini semakin banyak saja obat yang harus ia telan.


“Apa Anda dijemput oleh Nyonya Kim?”


Sepertinya Perawat ber-name tag Yoo In Ha itu mempunyai banyak pertanyaan pagi ini. Dan entah kenapa ia terlihat begitu bersemangat dan penuh gelora menyambut hari.


“Ah, sebaiknya saya meninggalkan Anda untuk menghabiskan sarapan.” Perawat Yoo tersenyum hangat sembari menyiapkan meja lipat kecil untuk meletakkan sarapan pagi pasiennya yang tidak banyak berbicara itu. “Saya akan kembali untuk mengecek apa Anda sudah meminum obat atau belum. Nah, sekarang, selamat menikmati.”


Sepeninggal Perawat Yoo, gadis itu hanya terdiam sembari menatap hidangan sarapan paginya, tanpa berniat mengangkat sumpit.


Dua potong ikan tuna kukus, semangkuk kecil sup rumput laut, telur dadar dan juga baek kimchi terhidang hangat. Tetapi tidak dengan semangat.

CHASING MEMORIES || NOMIN || MEMORIES SAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang