Peculiar Chapter # 5

891 133 147
                                    




“New Neighbour”
Part II
🖼









“New Neighbour”Part II🖼

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




“Hmm...”


Jisung menyimpan kembali ponselnya ke dalam tas jinjing. Segera, ia meraih sebuah handuk kecil seraya mencelupkannya ke dalam air dingin lalu menempelkannya ke bagian belakang lehernya. Ia mendesis saat sensasi beku menyapa kulitnya.


“Yo, apa kau ingin bermain sepeda setelah ini? Hangang?” tanya Hwi, sembari menyeka keringat dengan handuk dingin juga.


“Umm, aku harus pulang. Mæ akan menjemputku dan pergi ke supermarket setelahnya.” Jisung membeberkan rencananya pada Hwi, yang terlihat sedikit kecewa. “Kita bisa bermain lain hari, lagi pula, apa kau tidak lelah?”


Hwi menyeringai lebar. “Aku hanya rindu ingin makan ramen di kedai dekat sungai Han.”


Keduanya terkikik geli, tetap sembari mencoba mendinginkan tubuh mereka yang terasa sangat panas setelah selesai sparing.

Dan obrolan ringan keduanya terus berlanjut sampai Coach Ong masuk ke dalam ruang ganti. Pria tampan yang sudah menjadi pelatih mereka selama beberapa tahun ini, tersenyum bangga pada timnya, yang sudah berhasil memenangkan pertandingan persahabatan kali ini.


Walaupun perbedaan score sangat tipis, tetapi Champion is a Champion.


Pria bermarga Ong itu berjalan mendekat pada Jisung, menepuk bahunya tegas, tetap tersenyum, kemudian beralih pada Hwi dan anggota timnya yang lain.


Setelahnya, ia berdiri tepat di tengah, dan para anggota tim berdiri mengelilinginya, membuat sebuah lingkaran imajiner.


“We did it, again,” ucap Coach Ong bangga. Ia menebarkan tatapannya ke setiap raut wajah anggota teamnya yang terlihat kelelahan bercampur bangga—tidak kalah bangga dengannya. “And we will do it again! Thunderbirds, Fighting!”


“Fighting!!!”









🖼









Beberapa saat kemudian,


Jisung masih menunggu kedatangan Ten, yang sudah terlambat hampir sepuluh menit. Ia duduk di sebuah kursi kayu panjang di depan stadion; memangku tas jinjingnya, jaket varsity-nya tergantung malas di bahu—tidak terpakai, dan tanpa disadari, ia menggigiti lining kerah kaos putih polosnya.


Decakan sebal mulai terdengar, saat yang ditunggu masih belum juga datang. Jisung pun akhirnya mengeluarkan ponsel, hendak menelepon Ten. Tetapi belum sempat ia menekan icon panggil, sebuah mobil Hyundai hitam masuk ke lingkungan stadion dan meluncur, mendekat ke arahnya.


CHASING MEMORIES || NOMIN || MEMORIES SAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang