Chapter # 63

782 122 63
                                    









“Have you ever?”
🖼









Seungmin bergerak gelisah; bibirnya tergigit kecil, jemarinya saling bertaut dan menekan satu sama lain.


Dan itu sudah ia lakukan sejak tiga menit yang lalu, sejak Bujangnim dan Sajangnim-nya menjeda perdebatan keduanya lalu mengadakan perlombaan menatap satu sama lain.


“Umm...” ia bergumam pelan, berupaya membuat jalan tengah bagi keduanya. Tetapi bukannya menyudahi, ia malah mendapatkan kerlinggan tajam dari Haechan.


Seungmin tersenyum miris. “Sajangnim... Bujangnim ....”


“Tuan Hwang.” Jeno akhirnya menyudahi kontes-nya dengan Haechan.


Ye, Sajangnim?”


Jeno menghela nafas panjang. “Sepertinya saya membutuhkan secangkir teh.”


Tanpa diminta dua kali, Seungmin bergegas pergi untuk membuatkan Boss-nya minuman yang ia inginkan. Dan sepertinya ia juga akan membuatkan satu lagi untuk Haechan.


Sembari mengaduk gula dalam cangkir yang sudah berisi teh panas, Seungmin bertanya-tanya dalam hatinya, apa pernah ia melihat kedua Boss-nya itu tidak bertengkar sehari saja?


Senyum tipis terulas, Seungmin menggeleng pelan sembari membawa nampan yang sudah berisi teh buatannya dengan hati-hati. “Itulah yang mereka katakan tentang persahabatan.”


Sementara itu, sepeninggal Seungmin, Haechan—yang masih menancapkan tatapan sinisnya pada Jeno—mendengus sebal.


“Kau sudah tahu, Channie.” Jeno menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. “Kalau aku tidak bisa begitu saja memecat Hangyul.”


Urat di pelipis Haechan membentuk perempatan imajiner yang berkedut cepat. “Youngjae sudah menemukan buktinya, tunggu apa lagi??”


“Keputusan Appa.”


“Ugh!”


Keduanya kembali terdiam, dimana Jeno memutar ballpoint di tangannya, sementara Haechan menggigiti jarinya tanpa ia sadari.


“Jangan kebiasaan menggigiti kuku,” larang Jeno sembari menepis jari Haechan dari mulutnya. “Hari ini jadwalku kosong. Apa kita bisa makan siang di luar?”


“Daripada bersantai lebih baik kau memikirkan bagaimana persiapan sidang hari Senin nanti.” Haechan melipat kedua tangannya di dada. “Tim kuasa hukum Huang terkenal bengis dan bertangan dingin.”

CHASING MEMORIES || NOMIN || MEMORIES SAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang