Peculiar Chapter # 2

1.1K 174 65
                                    




“Bunny and Hamjwi”
🖼









Tiga hari telah terlewati sejak pertengkaran antara Jaemin dan putranya kapan hari.


Dan selama tiga hari itu, si Sulung enggan membuka suaranya, kecuali jika ia hendak berpamitan atau saat Jaemin menanyainya tentang sesuatu —itu pun dia jawab dengan seadanya, sesingkat-singkatnya.


Intinya, suasana kediaman Lee masih diselimuti oleh ketegangan semu yang terasa sangat nyata.


Dan malam ini, Jaemin hanya bisa menatap lesu pada semak bunga sweet pea-nya yang menari, tertiup angin malam.


Ia termenung di beranda belakang, ditemani dengan secangkir teh herbal dan juga sosok kesayangannya, yang mendekapnya erat.


“Mau sampai kapan dia seperti ini, Hyung?” tanya Jaemin, hampir tidak terdengar.


Jeno menghela nafas panjang. “Jujur saja, aku tidak bisa menjawabnya, Deary.”


“Aku terlampau memang melewati batas.” Jaemin menarik selimut tipis yang menutupi kedua kakinya. “Apa yang harus aku lakukan?”


Usapan lembut menari di lengan Jaemin, Jeno juga mendaratkan kecupan kecil di puncak kepalanya beberapa kali. “Tidak ada, semua sudah kau lakukan. Seperti yang sudah ku katakan sebelumnya, anak itu butuh waktu untuk mendinginkan kepala, Deary.”


Jaemin terdiam sejenak, menikmati semilir angin malam dan senandung lirih yang dinyanyikan Jeno dengan merdu.


“Soal Mark Hyung,” Jaemin menjeda, mendongkakkan kepala, menatap Jeno lamat-lamat, “Kau tahu yang sebenarnya, bukan? Atau kau berpikir kalau aku—”


“Kau bicara apa? Tentu saja aku tahu, aku paham.” potong Jeno.


“Tetap saja, aku takut kalau kau berpikiran yang aneh tentang hal itu.”


Jeno mendekap Jaemin semakin erat seraya menghela nafas panjang. “Mau bagaimana pun, Hyung adalah bagian dari hidup kita, Deary. Bagian penting, terpenting, yang membuat kita tetap bersama sampai sekarang. Mana bisa aku berpikiran negatif?”


Ia menjeda, membiarkan Jaemin merubah posisinya menjadi lebih nyaman, lalu kembali melingkarkan kedua lengannya di tubuh kesayangannya itu, lebih erat kali ini.


“I know that you love him,” lanjut Jeno. “and you know that I love him too, right?”


“Eum ....”


CHASING MEMORIES || NOMIN || MEMORIES SAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang