Chapter # 85

686 114 50
                                    




“Segno”
🖼









“Jadi, sainganmu sudah pergi?”


Jisung mengangguk sebagai jawaban. Ia terlalu sibuk memasang keranjang di sepedanya.


“Jadi, Appa Jae memberikan quests sebagai syarat izin berangkat ke Baltimore?”


Lagi, si Sulung Lee mengangguk.


Wae? Padahal sudah tidak ada sainganmu di sana, kenapa kau tetap berangkat?”


“Tsk!”


“Jadi—”


“Ya! Jo Hwi! Geumanhae. Lebih baik kau membantuku memasang keranjang daripada terus bertanya!”


Hwi mencibir. Setengah hati ia akhirnya membantu Jisung mengecangkan baut di stang sepedanya.


“Ke mana saja jadwal pengantaran hari ini?” tanyanya sembari memperhatikan jejeran parsel dan paper bag di teras depan kediaman Lee.


Jisung membuka kunci layar ponselnya, dan dengan cepat ia membaca daftar pengantaran yang menjadi tugasnya hari ini dari Jaemin.


“Yang terdekat tetangga sebelah,” jawab Jisung, setengah acuh karena sibuk memilah paper bag dan parsel, “yang paling jauh, kita harus ke Dongjak-gu dan Bucheon,” tambahnya kemudian.


Hwi mengangguk paham. Lalu ia bergegas membantu Jaemin yang keluar sembari membawa beberapa paper bag yang siap dikirimkan.


“Appa Jae,” panggil Hwi.


“Hm?”


“Ini hadiah Natal?”


Jaemin tersenyum. “Bisa dianggap seperti itu. Tetapi sepertinya lebih tepat jika dikatakan sebagai wujud rasa terima kasih, mungkin?”


“Kenapa banyak sekali, Appa Jae?”


Oh, tampaknya pemuda bermarga Jo itu mempunyai banyak sekali pertanyaan hari ini.


Jisung mendesis. Ia menyikut lengan sahabatnya lalu memelototinya sebagai isyarat untuknya diam dan tidak banyak bertanya lagi.


Jaemin terkekeh gemas. Ia menggusak surai platinum blonde Hwi lalu menggumam sembari mengambil satu paper bag dan satu kemasan parsel.


“Nah, ini untuk Hwi,” katanya seraya memberikan paper bag dan parsel tadi pada Hwi.


“Waaaahhh!”


“Terima kasih karena selama ini Hwi sudah menjadi teman yang baik—ah, tidak, sahabat yang hebat untuk Jisung.” Jaemin mengedip sekali di akhir kalimatnya.


“Terima kasih, Appa Jae!” seru Hwi riang.


“Terima kasih kembali. Nah, sekarang kalian bersiap untuk berangkat, sebelum hujan.”









🖼









Jaehyun menatap gemas pada Jisung, yang sedang memberikan kiriman dari Jaemin pada suaminya di pintu depan.


Tadinya, ia memutuskan untuk membiarkan Doyoung yang menemui Jisung. Karena ia belum mandi dan penampilannya sungguh kacau setelah semalaman begadang mengerjakan design 3D. Tetapi, melihat bagaimana keduanya bercakap dengan canggung, ia akhirnya menghampiri.


CHASING MEMORIES || NOMIN || MEMORIES SAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang