Chapter # 79

1.2K 155 151
                                    




“Warm Winter Tea”
🖼









Dengan langkah ringan, Jaemin masuk ke dalam gedung kantor Jeno siang ini. Di genggamannya, ada sekantung paper bag yang berisi berbagai kudapan dan makan siang untuk bayi manjanya itu.


Annyeonghaseyo...” ia menyapa balik pada beberapa pegawai yang berpapasan dengannya di lobby.


Ia juga melihat beberapa wajah familiar ketika ia menunggu lift untuk turun ke lantainya; seperti Tuan Joon—kepala Tim Advertising, beberapa orang dari departemen marketing, dan juga Haechan.


Ya, sahabatnya yang satu itu sepertinya baru kembali dari luar kantor. Terlihat bagaimana ia bersungut-sungut menceramahi hujan yang tidak kau berhenti sejak pagi tadi.


“Tumben sekali Rosé membiarkanmu berkeliaran? Biasanya kau akan dikandangi sampai dia puas menculikmu seharian,” sindir Haechan saat pintu lift terbuka dan keduanya bergegas masuk.


Jaemin terkikik geli. “Itu namanya bekerja, bukan penculikan.”


Dengusan sebal terdengar. Haechan melirik paper bag yang Jaemin bawa sedari tadi. “Kau mampir ke Fullmoon?”


“Eoh. Taeil Hyung mengirimiku gambar cake tiramisu jenis baru yang ia jual. Marketing level dewa!”


Tatapan Haechan berjalan, mulai dari sepatu sahabatnya, naik ke padding hitam besar dan berakhir di kemeja biru pastel yang ia kenakan.


Sontak kedua maniknya melotot, kala ia melihat ada yang tidak beres dengan pakaiannya. Tangannya terulur, bibirnya tercebik gemas. “Kenapa tidak dikancingkan dengan benar? Saat ini sedang dingin sekali dan apa kau sengaja ingin menggoda para Ahjussi genit di sepanjang jalan?” Ia mengomel sembari mengacingkan kemeja Jaemin hingga rapat.


“Fashion.”


Gaesori.”


Jaemin terkekeh penuh kemenangan. “Apa kau dari luar kantor, Channie?”


“Eoh. Dari Bank. Aplikasiku bermasalah, tidak bisa transfer. Xiayue harus membayar iuran retreatnya hari ini,” Haechan menjeda, melirik arlojinya. “Ini sudah hampir jam pulang si Tuan Putri, kau tidak menjemputnya?”


“Tidak. Nii-chan tadi mengatakan kalau ia akan menjemput Jina di sekolah. Katanya sekalian, sepertinya Nii-chan sedang ada pertemuan bisnis di dekat sana.”


“Ahh, geurae...”


Waeyo?”


Geunyang. Kupikir kau sengaja menelantarkan anak-anakmu demi Jeno.”


Museun gaesoriya?”


Keduanya terkikik sampai akhirnya Haechan harus keluar lebih dulu, karena ia harus menyerahkan beberapa data untuk Tim Accounting.


Tak lama,


Pintu lift kembali terbuka, Jaemin bergegas keluar dan ia disambut oleh senyum manis Seungmin yang berpapasan dengannya di lorong.


“Delivery order!” kata Jaemin riang, sembari mengedip dan menunjukkan paper bag yang ia bawa. “Sudah makan siang? Mau makan bersama? Aku membawa cukup banyak,” tawarnya.


Seungmin menggeleng sopan. “Terima kasih, Tuan Lee. Saya sudah makan siang di kantin kantor beberapa saat yang lalu.”


“Baiklah, tetapi jangan tolak tiramisunya, okay?”


CHASING MEMORIES || NOMIN || MEMORIES SAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang