[091 - diambil]

2.2K 490 24
                                    

Wooyoung menghentikan pergerakan tangannya yang sedari tadi terus menggulir layar ponselnya. Suara televisi yang tengah menampilkan acara pergulatan antar pegulat profesional terdengar riuh meski dengan volume di bawah angka lima. Membuat telinganya masih bisa menangkap suara apapun yang terdengar di sekeliling rumah besar keluarganya ini.

Dengan perlahan Wooyoung mendangakan kepalanya ke atas. Kebetulan lantai dua di rumah tersebut ditempati oleh kakak ipar dan kakak perempuannya yang tengah hamil tua.

"Tumben jam segini mereka masih pada bangun?" gumam Wooyoung pada dirinya sendiri.

Ini sudah lewat dari tengah malam. Dan seingat Wooyoung biasanya belum jam 10 saja pasutri itu sudah tidur.

"Ngapain kamu?"

Wooyoung bertingkat kaget ketika kakak perempuannya yang kedua tiba-tiba memunculkan kepala di atas wajahnya yang tengah mendangak ke atas.

"Ngagetin dah lu!!!" seru Wooyoung membuat sang kakak tertawa.

"Lebay amat jamet!"

Wooyoung memutar bola matanya malas.

"Tapi serius lu ngapain tadi begitu?" tanya sang kakak perempuan.

Wooyoung mengerutkan keningnya kemudian menunjuk ke arah atas.

"Lu denger suara orang rame kan? Masa sih mbak sama mas belum tidur?"

"Mau coba nengokin nggak?" tawar sang kakak.

"Boleh," katanya yang kemudian beranjak ke lantai dua mengikuti sang kakak dari belakang.

Sesampainya di sana mereka tak langsung masuk atau mengetuk pintu kamar yang mereka tuju. Melainkan berhenti tepat si depan pintu lalu menempelkan telinga mereka ke daun pintu yang terbuat dari kayu jati tersebut.

"Kayaknya ada yang nggak beres deh, Young," ucap sang kakak dengan kening berkerut.

Suara yang mereka dengar makin jelas. Makin jelas bahwa itu bukan hanya sekadar perbincangan atau obrolan biasa.

Ada suara perempuan yang berbicara dengan sangat cepatnya sampai-sampai keduanya tak bisa memahami apa yang perempuan tersebut katakan.

Karena takut sesuatu yang buruk terjadi, Wooyoung sontak langsung mendobrak pintu tersebut hingga terbuka.

Keduanya bingung ketika mendapati kakak ipar dan kakak perempuan mereka dalam keadaan lelap. Dan mulai terbangun ketika Wooyoung menyalakan lampu kamar tersebut.

"Kalian berdua ngapain?"

Keduanya berpandangan, bukannya menjawab Wooyoung malah melihat jendela kamar sang kakak yang terbuka. Ia langsung berlari ke arah sana untuk memeriksakan sesuatu.

"Kok kebuka ya? Perasaan tadi jendelanya ketutup. Iya kan mas?"

"Iya tadi jendelanya udah mas tutup."

Wooyoung menoleh ke arah kakak ipar dan kakak perempuannya dengan pandangan khawatir.

"Lu aja kak yang jelasin." Katanya dan langsung beranjak keluar kamar. Meninggalkan tanggung jawab memberi penjelasan.

Dimana seminggu kemudian, kakak tertua Wooyoung tersebut dibawa ke rumah sakit untuk proses kelahiran sang anak pertama.

Sayangnya, bayi berkelamin laki-laki tersebut lahir dalam keadaan tak bernyawa.

Kata dokter, bayi laki-laki tersebut sudah mati sejak berada di dalam kandungan.

shudder; k-idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang