[187 - teman sekelas 2]

806 288 4
                                    

"Sebenernya ada alesan kenapa kelas yang kita tempat ini selalu kesisa satu bangku," ucap Ten mulai membuka suara.

Wooseok yang datang ke rumahnya dengan niatan memberikan lembaran soal ulangan Fisika yang diadakan hari ini, barusan bertanya pada Ten perihal Doyoung.

Mungkin memang benar ada murid bernama Doyoung tapi berbeda kelas dengannya.

Ya, Wooseok masih ingin berpikiran positif.

Sayangnya Ten bisa memastikan kalau di sekolah mereka tak ada yang namanya Doyoung.

"Gua denger dari kakak kelas kita tahun lalu yang udah lulus tahun ini, itu bangku ada yang nempatin, Seok. Meski nggak kelihatan siapa. Tapi ada."

Wooseok mengusap tengkuk lehernya yang kini jadi bergidik sendiri mendengar cerita Ten.

"Mungkin itu yang dilihat Kun. Siapa namanya tadi? Doyoung?"

Wooseok menganggukan kepalanya.

"Nah mungkin yang dilihat Kun itu ya penghuni bangku kosong itu."

"Pantes aja...."

"Pantes kenapa?" tanya Ten kali ini.

Wooseok yang sebelumnya menundukan wajahnya dan menatap lantai kamar Ten, mengangkat wajahnya.

Kemudian ia menghela napas panjang sebelum akhirnya gantian bercerita.

"Sekitar sebulanan yang lalu, Pak Siwon datengin gue. Dia minta tolong ke gue buat lebih merhatiin temen-temen sekelas kita. Terutama Kun. Katanya kalau di kelas ada indikasi pembullian, gue harus lapor ke beliau."

Choi Siwon, yang dimaksud Wooseok dalam ceritanya, adalah wali kelas mereka di kelas 12 IPA 2.

"Pak Siwon ngira Kun dibully?" tanya Ten lagi.

"Ya secara nggak langsung gitu. Tapi gue bilang ke beliau kalau di kelas kita nggak ada sama sekali indikasi pembullian dan emang Kun tipe anak yang pendiem. Susah diajak ngobrol."

"Terus kata Pak Siwon?"

"Ya dia percaya sama gue, cuma gue tetep harus perhatiin lagi temen-temen sekelas, terutama Kun. Dan.... lo tahu kan gimana Kun selalu diem di kelas kalau jam istirahat?"

Ten menganggukan kepalanya.

"Pernah waktu itu gue balik ke kelas buat ambil dompet yang ketinggalan, nah gue lihat Kun ketawa.... bukan ketawa aneh, tapi kayak ketawa lagi ngobrol sama orang. Pas gue masuk ke kelas, kita berdua sempet kontak mata. Gue senyum ke dia dan dia lempar senyum ke gue. Tapi ya udah, cuma gitu aja."

"Mungkin dia lagi ngobrol sama yang namanya Doyoung itu?"

"B-bisa jadi, soalnya waktu itu dia duduk di tempat Daniel dan duduknya ngadep ke belakang."

"Kok bisa ya gua nggak tahu kalau Kun punya temen yang nggak bisa kita lihat itu?" ucap Ten bertanya pada dirinya sendiri.

Bukan tanpa alasan Ten bertanya demikian, posisi duduknya ada di belakang tempat duduk Kun persis. Dan ya... beberapa kali memang Ten sering melihat Kun yang melirik ke belakang. Tapi Ten tidak tahu kalau lirikan Kun pada waktu itu mengarah ke bangku kosong yang ada di belakang bangku Daniel.

"Lo tahu nggak sih, beberapa hari yang lalu Pak Siwon manggil gue lagi. Dan nanya soal Kun. Terus ya gue jawab apa adanya aja. Like, dia baik-baik aja dan nggak ada yang salah. Tapi bisa gue lihat dengan jelas kalau raut wajah Pak Siwon tuh nggak puas. Kayak.... dia mau dapet jawaban lain."

"Hah?"

"Iya, dan waktu itu tuh pas banget abis pelajaran olahraga. Abis pelajarannya Pak Siwon, gue lihat Kun nyamperin Pak Siwon dan kayak ngomongin sesuatu. Eh nggak lama, Pak Siwon manggil gue dan nanyain soal yang gue bilang tadi."

"Apa ada hubungannya sama Doyoung?"

"Mungkin, karena ya.... tadi pun dia bahas soal Doyoung lagi kan. Bukan cuma sama gue, tapi sama Jinhyuk juga," ucap Wooseok lagi. "Dan Kun langsung pergi begitu aja dengan muka kesel waktu kita berdua bilang nggak tahu soal murid yang namanya Doyoung."

shudder; k-idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang